Mohon tunggu...
Puji Astuti
Puji Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Saya adalah seorang Guru SD yang mengajar di SDN 3 Pakel Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek. Untuk menambah ilmu dan pengalaman saya mengikuti Program Guru Penggerak Angkatan 7. Saya tipe orang yang selalu penasaran dengan hal-hal baru, saya selalu berusaha untuk bertanggung jawab dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Saya suka berkolaborasi dan berdiskusi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-11

27 Juni 2023   15:56 Diperbarui: 27 Juni 2023   15:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE 11

(Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) &

(Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid)

NAMA           : PUJI ASTUTI

SEKOLAH    : SD NEGERI 3 PAKEL

KELAS          : 134 B

PERIODE      : 08 Mei-20 Mei 2023

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saya Puji Astuti, Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Trenggalek. Di jurnal dwi mingguan, saya menulis refleksi mengenai kegiatan-kegiatan yang sudah saya lalui selama dua minggu, yaitu pada Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya pada tahap Demonstrasi Kontesktual, Koneksi Materi, Elaborasi Pemahaman dan Aksi Nyata Modul 3.2, dilanjutkan kegiatan pada Modul 3.3 yaitu mulai kegiatan Mulai Dari, dan Eksplorasi Konsep.

Jika pada dwi Mingguan ke 10 saya memilih Gaya Round Robin maka pada jurnal refleksi Dwi Mingguan ke 11, saya memilih Model  4F (Facts, Feelings, Findings, Future). 

 

Facts (Peristiwa)

Pada tanggal 8 Mei 2023 saya mengerjakan tugas Demonstrasi Kontekstual dengan melihat sebuah video yang disediakan di LMS dan menganalisnya sesuai dengan rubrik yang disediakan, meliputi visi sekolah, prakarsa perubahan, pertanyaan utama, dan langkah BAGJA yang ditunjukkan oleh video, peran pemimpin dalam video, dan aset/modal  yang digunakan dalam video tersebut. Selanjutnya saya mengikuti elaborasi pemahaman secara daring bersama Bapak Burhanudin, melalui elaborasi ini pemahaman saya lebih mantap lagi tentang 7 modal/aset yang ada di sekolah, serta pemanfaatannya dalam mewujudkan program-program sekolah yang berdampak pada siswa. Saya lebih paham jika, dalam memanfaatkan aset/modal harus sesuai kebutuhan kita, dan yang terpenting harus digunakan semaksimal mungkin agar mencapai tujuan yang diharapkan.

Satu hal yang sama pahami, dalam memanfaatkan aset kita harus selalu berkolaborasi dan bekerjasama dengan semua pihak, harus menyamakan paradigma berpikir. Pada tahap Koneksi materi saya membuat kesimpulan materi modul 3.2, menuliskan hubungan pengelolaan sumber daya dengan proses pembelajaran murid, menceritakan tentang hubungan modul 3.2 dengan modul-modul sebelumnya, dan di akhir saya menceritakan tentang pemikiran saya yang telah berubah, setelah mengikuti materi di modul ini, pemikiran tersebut, yaitu merubah pola pikir dari berpikir berbasis kekurangan/masalah, menjadi berpikir berbasis aset/kekuatan, jika dulu berpikir modal itu hanya bangunan dan manusia, setelah materi ini saya menjadi paham tentang 7 modal yang bisa kita manfaatkan di sekolah.

Sebagai pemantapan di Modul 3.2 saya melaksanakan aksi nyata, yaitu melakukan identifikasi yang ada di SDN 3 Pakel, kegiatan ini saya kemas dalam bentuk diskusi dengan melibatkan 5 pemangku kepentingan yang ada di sekolah, yaitu Kepala Sekolah, Rekan Sejawat, Siswa, Komite Sekolah dan Pelatih Ekstrakurikuler tari. Kegiatan ini kurang lebih saya laksanakan dalam kurun waktu dua minggu, karena saya melakukan tiga kali diskusi dengan masing-masing pihak, selanjutnya hasil diskusi saya susun menjadi pemetaan aset yang ada di SDN 3 Pakel. Namun setelahnya saya juga menyampaikan kesimpulan akhir hasil analisis pemetaan aset ini kepada Ibu Awin Mahrobin, selaku Kepala SDN 3 Pakel, dan beliau menyetujuinya serta memberikan himbauan agar aset-aset yang ada tersebut bisa dimanfaatkan bersama untuk kemajuan pembelajaran dan pengembangan program sekolah.

Selanjutnya, mulai belajar pada modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid), diawali dengan mulai diri. Saya merefleksikan pengalaman belajar saya di masa lalu dan menyimpulkan tentang hal yang dimaksud dengan program yang berdampak pada murid. Dilanjutkan pada kegiatan Eksplorasi Konsep, saya mempelajari materi di LMS meliputi student agency (kepemimpinan murid) yang meliputi Voice, Choice dan Ownership, memahami lingkungan yang mendukung tumbuh kembang kepemimpinan murid, dan saya juga mempelajari tentang pentingnya melibatkan komunitas dalam mewujudkan kepemimpinan murid.

Feelings (Perasaan)

Perasaa saya ketika mempelajari modul 3.2 merasa bangga, bahagia, bersyukur dan banyak hal-hal, ilmu, pengalaman, dan pemahaman baru yang saya peroleh, utamnya terkait aset dan sumber daya yang ada di sekolah. Ketika menerapkan aksi nyata, bersama komunitas sekolah, dan beberapa pihak luar yang berhubungan dengan sekolah, awalnya ragu dengan respon mereka, sempat was-was dan takut juga, karena pasti akan merepotkan pihak yang saya ajak diskusi. Namun setelah saya menemui semua pihak tersebut termasuk, kepala sekolah, guru dan staf SDN 3 Pakel, Siswa, Komite Sekolah, dan Pelatih Ekstrakurikuler Tari mereka memberikan respon yang positif dan siap membantu saya dalam mengidentifikasi 7 aset yang ada di sekolah, hingga akhirnya saya merasa senang dan tertantang untuk melakukan diskusi positif dua arah dengan pihak-pihak tersebut.

Perasaan selanjutnya ketika memasuki modul 3.3, saya merasa malu karena sebagai pendidik saya selama ini belum sepenuhnya memberikan kesempatan kepada siswa saya untuk menumbuhkan kepemimpinan murid (student agency). Namun saya juga bersyukur dan bahagia, karena saya diberi kesempatan mendapat ilmu dan pengalaman ini, sehingga mampu merubah pola pikir dan paradigma saya terhadap pembelajaran di sekolah.

Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya peroleh antara lain, bahwa banyak sekali modal/aset yang ada di sekitar kita yang tidak kita sadari sebelumnya ternyata mampu membantu kita dalam pengembangan sekolah dan meningkatkan proses pembelajaran. Setiap program ataupun kegiatan dalam sebuah komunitas (sekolah) perlu adanya kerjasama dan kolaborasi dalam mewujudkannya, perlu dukungan satu sama lain agar bisa mencapai visi sekolah. Sebaiknya, sebelum sekolah merumuskan program, maka sekolah harus mampu mengidentifikasi kekuatan, potensi, modal dan aset yang dimilikinya, yang mampu menunjang kesuksesan program yang dirancang dengan melibat semua pihak yang ada di dalam maupun luar sekolah.

Saat ini dalam pembelajaran selain materi pembelajaran, pendidik perlu menumbuhkan student agency (kepemimpinan murid) bagi siswa melalui kegiatan-kegiatan saat proses pembelajaran, ataupun di luar pembelajaran. Guru memiliki peran besar untuk membiasakan siswa memiliki 3 kemampuan, yaitu voice, choice, dan ownership. Pendidik harus mampu menciptkan lingkunga sekolah yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.

Hal baru yang saya pehami dari diri saya setelah pengalaman ini adalah, saya mempu menyelesaikan sebuah tugas yang menjadi tanggung jawab saya dengan maksimal. Saya bisa menjalin kolaborasi dengan pihak-pihak yang ada di sekolah, dan luar sekolah.

Future (Penerapan)

Tindakan saya selanjutnya, saya akan selalu melakukan pemetaan aset terlebih dahulu bersama semua pihak yang terlibat sebelum menyusun suatu program, sehingga saya akan melakukan pendekatan berbasis aset atau yang biasa di kenal Pendekatan Komunitas Berbasis Aset (PKBA).

Menerapkan pembelajaran yang menumbuhkan 3 kompetensi kepemimpinan murid. Menyusun program yang menumbuhkan kepemimpinan murid untuk kegiatan di luar pembelajaran/ekstrakurikuler. Berkolaborasi dengan semua pihak utamanya anggota komunitas yang ada di SDN 3 Pakel, untuk mewujudkan student agency, karena keberhasilan menumbuhkan kepemimpinan murid perlu adanya kontribusi dan peran aktif dari semua pihak.

Menjalin komunikasi dua arah dengan orang tua siswa/wali terkait program-program yang akan dilaksanakan di sekolah, sehingga ada pola pikir yang sama, dan dukungan dari orang tua, kebiasaan baik yang diajarkan di sekolah akan tumbuh menjadi karakter jika diterapkan di rumah juga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun