JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 2.1
NAMA Â Â Â : PUJI ASTUTI
SEKOLAH Â : SD NEGERI 3 PAKEL
KELAS Â Â Â : 134 B Trenggalek
PERIODE Â : 8-19 februari 2023
Tanggal 8 Februari merupakan awal kegiatan Program Guru Penggerak di mulai, setelah off selama kurang lebih dua bulan. Butuh support, semangat, keyakinan, dan niat yang kuat untuk memulainya. Perlu penyegaran bersama dengan rekan-rekan yang satu tujuan, satu visi serta satu niat. Dan semua itu saya dapat dari gmeet bersama dengan Pengajar Praktik dan sesame CGP se kabupaten Trenggalek. Terimakasih kepada Bapak/Ibu Pengajar Praktik dan teman-teman yang telah memberikan semangat baru, sehingga saya bersemangat untuk menyelesaikan tugas tagihan modul sebelumnya. Terimakasih sharing dan motivasinya, menjadikan saya semakin yakin untuk menyelesaikan program ini, menyebarkan ilmunya dan menerapkannya di lingkungan kerja saya.
Pada kesempatan kali ini, di dua minggu pertama modul 2.1, saya akan menuliskan jurnal refleksi mingguan saya. Kegiatan ini saya mulai pada tanggal 8-19 Februari 2023. Banyak hal yang telah saya dapatkan selama 2 minggu belajar Modul 2.1 ini. Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan jurnal refleksi menggunakan model Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi). Model ini melatih saya melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi.
Pengalaman yang saya dapatkan selama dua minggu ini, diantarnya pemahaman baru tentang pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini saya dapatkan melalui kegiatan Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, dan Demonstrasi Kontektual.
Pembelajaran Diferensiasi merupakan salah satu model pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu murid. Menurut Tomlinson (1999:14) dalam kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru melakukan upaya yang konsisten untuk merespon kebutuhan belajar murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar murid tersebut.
Pemenuhan kebutuhan murid berdasarkan 3 aspek, yaitu kesiapan belajar murid (readiness), minat dan profil belajar murid. Banyak cara yang bisa digunakan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa diantaranya, dengan menggunakan Tombol Equalizer Tomlinson. Minat bisa dilihat dari dua perspektif, yaitu situasional dan individu. Sedangkan kebutuhan berdasarkan profil belajar murid terkait banyak faktor, diantaranya lingkungan belajar, budaya, gaya belajar (visual, auditori, kinestetik), dan kecerdasan majemuk.