Penulis bertanya kepada beberapa anak yang belajar dengan penulis. Mereka adalah Hendri dan Ade, penulis bertanya "Bagaimana perasaan kalian sekolah dari rumah?" awalnya mereka menjawab enak sekolah dari rumah bisa main, namanya juga anak-anak, tentu pikiran mereka bermain masih menjadi nomor satu.Â
Kemudian penulis bertanya lagi "Tapi.. kalian jadi tidak pintar karena tidak belajar seperti di sekolah dulu, tidak bisa bertemu teman-teman lain di sekolah, jadi gimana?" akhirnya mereka menjawab "Iya sih, sebenarnya sulit karena tidak paham, cari jawaban di google belum tentu benar dan rindu juga dengan kawan-kawan di sekolah" pertanyaan penulis rupanya membuat mereka jadi rindu akan suasana sekolah.
Peran orang tua / wali benar diperlukan untuk memberikan pendidikan kepada anak, selain bertindak sebagai orang tua, sekarang orang tua juga harus menjadi guru untuk anak di rumah, karena kita harus beradaptasi dengan keadaan saat ini. Entah sampai kapan, mungkin sampai dunia sudah aman dan vaksin Covid-19 ditemukan.
Sekarang peran guru sangat terasa pentingnya, mereka guru adalah orang-orang yang luar biasa. Jasa guru tidak akan pernah hilang dan pandemi harusnya menyadarkan Indonesia bahwa gaji guru itu harus sepadan bahkan lebih. Penulis jadi teringat pada guru-guru penulis, semoga mereka dan semua guru di Indonesia tetap sehat serta selalu dalam lindungan Allah SWT. Terima kasih guru, kalian orang-orang hebat.
Di satu sisi orang tua harus bekerja dan di sisi lain orang tua juga harus mengawasi atau memperhatikan anak belajar di rumah. Tapi tidak semua orang tua bisa mengajari anak sesuai dengan ajaran sekolah. Mungkin orang tua bisa mencoba alternatif lain seperti mengintall aplikasi belajar online, contohnya Ruang Guru, Zenius, dan masih banyak lagi.Â
Terakhir pesan untuk kita semua, karena sekarang anak-anak sekolah online, jelas mereka bisa mengakses internet, oleh karena itu orang tua harus mengawasi apa saja yang diakses oleh si anak.Â
Karena bukan tidak mungkin banyak pihak yang memanfaatkan kondisi ini untuk merusak generasi muda, baik lewat pornografi, game online, dll. Intinya kita harus tetap berhati-hati. Salah khilaf penulis mohon maaf, semoga tulisan ini bisa membantu atau bermanfaat untuk kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H