Mohon tunggu...
Puji Alphatehah Adiwijaya
Puji Alphatehah Adiwijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

An ordinary man blessed with spirit of "ATITA ARTHA ANTHA"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jarak Antara "Ya" dan "Tidak"

22 Januari 2024   21:17 Diperbarui: 22 Januari 2024   21:18 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedari kecil selayaknya manusia dan sebagaimana jutaan manusia lainnya di dunia, akan selalu dikenalkan dengan pilihan Ya dan Tidak. Kedua hal ini sudah ditanamkan sejak kecil sama seperti makan minum dan hal-hal dasar pada kehidupan lainnya. Nyatanya, pada kehidupan yang sesungguhnya, hal-hal yang ada bukan hanya ya atau tidak bukan hanya menerima ataupun menolak, pilihan yang ada bukan sesimpel sesederhana kedua hal itu bisa dikatakan selalu ada perantara diantara kata ya dan tidak, selalu ada hal-hal yang menengah, abu-abu hingga hal yang bisa dikategorikan kedua belah bagian.

Pada dasarnya, kehidupan bukanlah tentang pilihan mutlak ataupun hal-hal yang pasti, banyak sekali keadaan yang penuh ketidakpastian selayaknya sebuah pilihan diantara pilihan ya dan tidak. Selalu ada pilihan menengah entah itu disebut semi, hampir, mendekati, median ataupun bimbang. Hal-hal yang berada di Tengah ya dan tidak niscaya akan lebih sulit untuk dikendalikan. Di satu sisi, jika ingin dilakukan atu hal yang mendekati dengan sisi kanan pasti sang kiri tidak akan menerima karena hal ini juga bukan sepenuhnya milik kanan begitupun sebaliknya ketika sisi kiri ingin mengambil alih semua tentu saja akna terjadi sebuah gesekan antara kedua hal itu sebab mereka sebenarnya tidak memiliki secara mutlak akibat ketidakpastian dan keberadaan hal diantara tersebut.

Memang lebih mudah bahwasannya ketika ada satu hal yang sudah pasti bagiannya, sudah jelas hitam ya hitam putih ya putih bukan lagi abu-abu. Begitupun dalam konteks nyata kehidupan manusia ketika dikatakan bahwa semisal ini adalah implementasi dari semi militer misalnya, apakah ditetapkan hukum selayaknya militer dengan kedisiplinan setara militer atau ditetapkan seperti sipil yang diberi sedikit bumbu-bumbu militer tentu saja bisa terjadi kerancuan dan sudah pasti itu.

Kerancuan, ketidak pastian, kegelisahaan akan menjadi buah pahit dari pilihan diatara ya dan tidak. 

Sekuat apapun manusia akan menyingkirkan pilihan-pilihan itu tentu tidak akan mampu sebab akan selalu ada jarak antara kata Ya dan Tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun