Mohon tunggu...
Pujia Khoirunisa
Pujia Khoirunisa Mohon Tunggu... Penulis - Newbie Blogger - Law Student âš–

hiduplah seperti Larry!1!1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh Negatif Media Sosial terhadap Kesehatan Mental

1 September 2021   00:30 Diperbarui: 1 September 2021   00:35 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal, penilaian itu bersifat relatif artinya tergantung dari sudut pandang mana seseorang melihat sehingga tak akan ada habisnya dan kita akan kelelahan dalam menggapai sesuatu yang didefinisikan sebagai kebahagiaan. Atas dasar itulah, penilaian orang lain tidak bisa dijadikan patokan kebahagiaan kita.

Penggunaan media sosial secara berlebihan selain menyebabkan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental tapi juga merupakan indikasi dari seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. 

Umumnya, seseorang yang merasa sedih, frustasi dan kesepian mengalami kesulitan dalam mematikan media sosial dan menghabiskan banyak waktu untuk bermedia sosial.

Memprioritaskan media sosial atas kehidupan yang nyata merupakan keputusan yang salah. Manusia membutuhkan kontak tatap muka untuk menjadi sehat secara mental. Tak dapat dipungkiri, kontak mata atau berinteraksi secara langsung merupakan solusi yang efektif dan efisien dalam meningkatkan suasana hati dan dalam menghindari resiko gangguan kesehatan mental.

Hal ini berkaitan pula dengan kondisi pendidikan dewasa ini, dimana proses pembelajaran dilakukan secara online. Meski dapat dilakukan dengan baik, namun tetap saja sekolah tatap muka penting dilakukan karena terdapat nilai-nilai yang jauh lebih penting dari hanya sekadar memahami materi pelajaran. Hal penting tersebut yakni terkait kondisi kesehatan mental.

Terakhir, media sosial memberikan akses yang mudah terhadap pelaku tindakan perundungan atau cyberbullying yakni hanya dengan menggunakan jari jempol, maka dewasa ini, muncullah sebuah istilah ‘jempol sakti netizen’.

Tindakan perundungan yang dimaksud tersebut berupa ­menyebarkan hate speech, komentar ofensif,  hoax news, diskriminasi dan pelecehan yang dapat meninggalkan bekas luka emosional.

Lalu apa yang bisa kita lakukan?

Menghentikan secara penuh penggunaan media sosial di era digital seperti saat ini sangat tak bisa dilakukan. Sehingga, mengurangi penggunaannya menjadi solusi yang tepat. 

Selanjutnya, coba menghabiskan waktu lebih banyak di kehidupan nyata, apapun itu. Kemudian, menetapkan goals. Dengan memiliki goals, maka kita akan terfokus melakukan tahapan-tahapan yang menunjang tercapainya tujuan tersebut bukan malah membuang-buang waktu scrolling media sosial. Terakhir, the most important thing is menjadi pribadi yang banyak bersyukur karena bersyukurlah yang membuat hidup kita bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun