Selain ngaben massal, dalam agama Hindu kremasi juga dianggap meringankan biaya karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tidak memerlukan biaya untuk pemakaman tanah. Pemakaman dengan cara melakukan penguburan memerlukan lahan pemakaman yang harus dibeli atau disewa. Namun, dengan kremasi, tidak ada kebutuhan akan lahan pemakaman yang luas. Setelah proses kremasi, abu mayat dapat dihanyutkan ke lautan.Â
Jadi kesimpulannya upacara ngaben diyakini sebagai cara untuk membebaskan jiwa yang meninggal dari tubuh fisiknya dan membantu mereka melanjutkan perjalanan mereka ke alam spiritual. Ngaben juga dianggap sebagai tanggung jawab sosial dan kewajiban keluarga untuk menghormati dan menghantar jiwa orang yang meninggal dengan baik. Namun, pelaksanaan ngaben dapat melibatkan biaya yang signifikan dan persiapan yang rumit. Prosesnya melibatkan persiapan dan pembelian barang-barang ritual, penyediaan makanan dan minuman untuk tamu, serta biaya pemakaman itu sendiri.Â
Keputusan untuk melaksanakan ngaben atau tidak sepenuhnya menjadi keputusan individu dan keluarga yang berduka, serta dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, tradisi, keyakinan, dan sumber daya finansial yang tersedia. Setiap keluarga dapat memutuskan sejauh mana mereka ingin melaksanakan upacara ini sesuai dengan kemampuan dan kepercayaan mereka. Namun dalam tradisi, ngaben masih dianggap sebagai upacara yang sangat penting bagi masyarakat Hindu Bali. Ada beberapa alternatif agar bisa mengurangi biaya ngaben, yakni upacara kremasi yang lebih sederhana sebagai pengganti upacara ngaben.
Kremasi umumnya lebih ekonomis karena tidak melibatkan persiapan dan biaya yang sama seperti upacara ngaben. Selain itu ada pula ngaben masal, yakni upacara ngaben yang dilakukan secara bersama-sama oleh beberapa keluarga dalam satu waktu dan tempat yang sama. Dalam ngaben masal, biaya dapat dibagi antara keluarga-keluarga yang terlibat, sehingga dapat mengurangi beban finansial secara signifik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H