Pada umumnya masyarakat di Bali memeluk agama Hindu. Pulau Bali tidak hanya terkenal karena kecantikan alamnya, akan tetapi Bali juga terkenal karena tradisi kebudayaan masyarakatnya yang unik, yakni tradisi agama Hindu Bali yang di dalamnya terkandung seni dan ritual. Kegiatan ritual keagamaan yang didasarkan pada tradisi merupakan suatu hal yang diwarisi oleh para leluhur.Â
Akan tetapi dalam pelaksanaan upacara di Bali, semuanya mempunyai makna serta pesan yang terkandung di dalamnya. Brahma vidya merupakan ilmu mengenai Tuhan, yang dimana Brahma memiliki arti yaitu Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi atau Brahman dan Vidya artinya yakni ilmu pengetahuan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa Brahmavidya itu sendiri merupakan suatu ilmu yang mempelajari, menggali, menguraikan tentang Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atau Brahman.
Dalam agama Hindu itu sendiri, pendidikan dikenal dengan istilah asewakadharma, yakni suatu tahapan dalam kehidupan bagi seorang siswa kerohanian dalam memperoleh ilmu pengetahuan dari seorang guru. Kemampuan manusia untuk mengembangkan dirinya dengan menambah dan mengambangkan ilmu sangat positif menjadikan hidup manusia lebih baik lagi, akan tetapi lebih dari itu pengembangan pengetahuan hendaknya pula dapat mengembangkan kepribadian yang ada pada diri seseorang.Â
Pendidikan agama memiliki tempat yang penting dalam sistem pendidikan nasional. Hal itu terjadi karena pendidikan agama sudah menjadi materi yang sangat wajib diajarkan pada setiap instansi pendidikan.Â
Pada prinsipnya, pendidikan agama sebenarnya memberikan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai spiritualitas sehingga besar kemungkinan nantinya masyarakat bisa menjadi manusia yang berakhlak, memiliki etika serta berbudaya, karena itu merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional. Pendidikan religius sebagai proses untuk mmberi pelatihan entah itu untuk memberi pelajaran terhadap anak, para pemuda, bahkan orang tua untuk hidup beragama dan tidak melenceng dari jalan Tuhan. Hal tersebut tentunya dapat memberikan dorongan supaya masyarakat berperilaku kreatif serta bermanfaat bagi orang banyak.
Aliran-aliran kepercayan umat Hindu yakni ada Dinamisme yang memiliki arti meyakini kekuatan gaib dapat menolong seseorang. Kekuatan gaib tersebut dapat ditemui pada benda-benda seperti pohon yang besar, batu, keris, patung, dan lain sebagainya. Sebagai contoh di Bali sering ditemui pohon besar yang dibalut dengan kain serta diberi sesajen karena masyarakat menyakini bahwa tempat-tempat tersebut ialah tempat tinggal makhluk yang tak kasat mata.Â
Selain itu ada pula aliran animisme, yakni suatu kepercayaan kepada roh atau makhluk halus. Sebagai contohnya yaitu percaya akan adanya roh leluhur atau roh nenek moyang yang sudah meninggal. Ada pula aliran totemisme, yakni suatu bentuk kepercayaan bahwa binatang-binatang tertentu dianggap suci.Â
Sebagai contoh adalah sapi yang disucikan bagi umat Hindu karena merupakan kendaraan Dewa Siwa. Selanjutnya ada aliran politeisme, yaitu suatu kepercayaan atau menyembah lebih dari satu Dewa. Seperti contoh agama Hindu yang menyembah satu Tuhan namun dengan menggunakan banyak sebutan seperti Dewa Brahma, Dewa Wisnu, Dewa Siwa dan sebagainya.Â
Apabila diteliti lebih lanjut, hubungan agama dan etika atau moral memiliki kesamaan tujuan. Nilai agama serta nilai moral sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Jika dilihat dalam dunia pendidikan, pembinaan akhlak merupakan salah satu peran untuk mentata kembali kehidupan bangsa, bahkan disamping itu diperlukan juga pengembangan ilmu.Â
Di dalam pendidikan agama hindu, disiplin serta ajaran moral dipercaya mampu memunculkan sifat-sifat yang terpuji salam diri masyarakat. Seseorang selalu mentaati segala aturan serta norma yang berlaku dalam lingkungan bermasyarakat, serta pribadi yang sesuai dan bertindak benar secara moral. Moral  jika dilihat dalam perwujudannya dapat berupa baik itu aturan, etika, maupun prinsip-prinsip yang benar, yang baik, yang terpuji dan yang mulia. Moral tersebut dapat pula berupa kesetiaan, sikap patuh terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan masyarakat, negara dan bangsa.Â
Pendidikan dalam nilai moral harus selalu dilandaskan dengan cara mengajarkan dan memberi pelatihan kepada masyarakat untuk bisa berpikir yang baik dan luhur, bijak dalam bertutur kata serta berperilaku atau berbuat yang baik dan suci seperti yang telah diajarkan dalam Tri Kaya Parisudha.Â
Tri Kaya Parisudha itu sendiri merupakan tiga macam perbuatan yang harus disucikan, yaitu manacika perbuatan berdasarkan atas pikiran yang baik, suci, dan benar, manacika perilaku berdasarkan atas pikiran yang baik, suci, dan benar, dan kayika yaitu perilaku berdasarkan atas pikiran yang baik, suci, dan benar. Ajaran Tri Kaya Parisudha sebagai landasan pendidikan nilai moral harus selalu diupayakan sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat terpisahkan.Â
Dengan asumsi apa pun yang dipikirkan oleh seseorang pasti akan terimplementasi ke dalam bentuk perkataan dan perbuatan. Oleh sebab itu, sebagai pendidikan yang berhirarki ajaran Tri Kaya Parisudha sangat tepat digunakan sebagai landasan di dalam membentuk karakter masyarakat. Sebagai landasan pendidikan nilai moral dan etika, tentunya ajaran yang terkandung di dalam Tri Kaya Parisudha sangat diperlukan untuk bisa dijadikan acuan dalam kehidupan seseorang baik itu di lingkungan rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.Â
Peran keluarga ataupun guru dan lingkungan harus dapat memberikan contoh yang baik di dalam upaya memberikan pendidikan, membimbing supaya kelak suatu saat seseorang tersebut memiliki akhlak yang mulia dan berkarakter yang baik. Maka dari itu sikap teladan dari orang- orang terdekat menjadi sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran.
Pendidikan Agama secara jelas memberi pernyataan mengenai pendidikan agama itu memiliki banyak peran untuk membentuk manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mempunyai akhlak yang mulia dan dapat diandalkan dalam upaya menjaga kedamaian serta kerukunan hubungan antar umat. Baik itu umat seagama maupun yang tidak seagama.Â
Jika dilihat seperti demikian, maka pentingnya pendidikan agama di terapkan pada seluruh instansi pendidikan karena pendidikan agama memainkan peran, tanggung jawab serta memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya ikut serta mewujudkan tujuan pendidikan nasional, terutama dalam rangka untuk memastikan persiapan  para peserta didik dalam memahami ajaran-ajaran agama dan berbagai ilmu yang dipelajari serta melaksanakannya dan mengimplementasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.Â
Pendidikan agama sebaiknya lebih ditekankan untuk mempersiapkan para seluruh komponen masyarakat supaya memiliki budi pekerti yang luhur atau karakter yang mulia,.Hal tersebut dapat ditunjang dengan cara penguasaan ilmu pengetahuan dengan baik kemudian mampu mengamalkan ilmunya dengan tetap dilandasi oleh iman yang benar. Dengan kriteria seperti ini, niscaya pendidikan agama mampu mengangkat derajat seluruh masyarakat sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya.Â
Agama merupakan suatu petunjuk hidup yang berisi sejumlah ide nilai dan norma yang sudah sewajarnya menjadi acuan dalam berpikir, berbicara, dan bertingkah laku dalam upaya terwujudnya jiwa keharmonisan umatnya dalam segala kesempatan yakni keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungan sekitar seperti yang tertuang dalam ajaran Tri Hita Karana. Mengenai Pendidikan Agama dapat dilaksanakan dengan cara mempraktekan nilai-nilai budaya di Pendidikan Tinggi, seperti budaya disiplin, tertib, saling bekerjasama, tolong menolong, tenggang rasa, memelihara kebersihan dan lain sebagainya.
Pendidikan agama yang diberikan pada seluruh komponen masyarakat tentu saja mempunyai tujuan yang jelas. Salah satu tujuannya adalah untuk memberi ilmu pengetahuan kepada para generasi penerus bangsa untuk bisa selalu bersikap jujur serta apa adanya. Tujuan selanjutnya yakni supaya masyarakat senantiasa taat dan disiplin serta dapat menjadikan nilai- nilai gotong royong sebagai prioritas, hal tersebut berguna supaya tercipta masyarakat yang hidup harmonis.Â
Melalui pendidikan agama masyarakat akan semakin taat dalam menjalankan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikan agama sebagai landasan etika dan moral. Pendidikan agama dapat diberikan di rumah sebagai lingkungan terdekat yakni keluarga. Di sekolah tempat masyarakat mengenyam bangku pendidikan. Pendidikan agama di lingkungan intansi pendidikan diharapkan akan dapat meningkatkan nilai kejujuran, kedisiplinan, dan ketaatan terhadap apa yang diajarkan oleh guru. Pendidikan agama juga dapat diperoleh melalui pergaulan di lingkungan masyarakat. Karena melalui pendidikan agama dapat dijadikan sebagai suatu acuan dalam bertindak dan berperilaku yang baik dan beretika di dalam lingkungan bermasyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H