Mohon tunggu...
Puji Winarsih
Puji Winarsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/ Mahasiswa

Pojok baca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penerapan Paradigma Integrasi Islam dan Ilmu Sosial Humaniora: Perspektif Psikologi dalam Al-Qur'an

16 Desember 2024   20:26 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:26 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

"Artinya: (yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang"

Ayat ini secara tekstual mengungkap tiga dimensi fundamental spiritual-psikologis: pertama, ketenangan hati dapat dicapai melalui dzikrullah (mengingat Allah), yang menunjukkan bahwa proses spiritual memiliki kapasitas transformatif dalam regulasi emosi. Kedua, ayat ini menegaskan adanya hubungan langsung antara keimanan dan ketentraman jiwa, mengindikasikan bahwa kualitas spiritual secara signifikan memengaruhi kesehatan psikologis individu. Ketiga, dzikir diposisikan bukan sekadar ritual, melainkan metode spiritual yang sistematis untuk mencapai ketenangan psikologis, menawarkan pendekatan komprehensif dalam mengelola dinamika internal manusia.

Pada era mufasir klasik, Al-Qurthubi dalam tafsirnya Jami' Li Ahkam Al-Qur'an menjelaskan bahwa ayat tersebut bermakna ketenangan dan ketenteraman yang diperoleh melalui tauhid kepada Allah SWT. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kata "Bidzikrillah" berarti mengingat Allah SWT serta merenungi tanda-tanda kekuasaan-Nya, sehingga menghasilkan keyakinan akan kesempurnaan-Nya. Pendapat lain menyatakan bahwa "Bidzikrillah"  mengandung makna ketaatan kepada Allah SWT.

 Aspek Burhani: Cara Menerapkan dalam Kehidupan

Bagaimana ayat ini bisa diterapkan? Pertama, melalui terapi spiritual. Bayangkan seseorang yang mengalami stres. Alih-alih hanya menggunakan metode psikologis konvensional, ia bisa melakukan praktik dzikir dan meditasi berbasis spiritual .Contoh lainnya adalah manajemen kesehatan mental. Dzikir pagi dan petang tidak hanya sekadar rutinitas, tetapi menjadi mekanisme untuk membangun ketahanan psikologis. Dengan mengingat Allah, kita bisa menciptakan jarak dari masalah dan menemukan ketenangan. Ketika marah atau cemas, zikir bisa membantu kita kembali ke kondisi tenang. Dzikir seperti tombol reset untuk perasaan kita, membantu kita tidak tenggelam dalam emosi negatif. Zikir membantu kita melihat tantangan hidup secara positif. Bukan berarti kita selalu optimis berlebihan, tetapi mampu melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk tumbuh. Praktik zikir juga mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain. Kita menjadi lebih sabar, lebih bisa mendengar, dan lebih bijak dalam bertindak. Dengan rutin berzikir, kita belajar untuk selalu hadir dalam momen. Kita tidak sekadar bereaksi, tetapi memilih respons yang lebih bijaksana.

Pada kasus trauma atau kehilangan, pendekatan spiritual menawarkan jalur pemulihan alternatif. Praktik keagamaan seperti sholat tahajud dan membaca Al-Quran dapat menjadi instrumen penting dalam membangun ketahanan emosional.

Dalam lingkungan profesional, integrasi praktik spiritual dapat mengoptimalkan kemampuan resolusi konflik. Teknik dzikir sebelum interaksi kritis membantu menurunkan reaktivitas emosional dan meningkatkan kualitas komunikasi.

Dalam menghadapi kesulitan ekonomi, praktik spiritual seperti sedekah dan doa bertindak sebagai strategi menghadapi tekanan yang efektif. Pendekatan ini memberikan ketenangan batin dan motivasi berkelanjutan.

 Aspek Irfani: Inspirasi dan Manfaat

Penerapan ayat tentang dzikir dan ketenangan hati menghasilkan manfaat yang mendalam. Secara psikologis, praktik spiritual ini terbukti efektif menurunkan tingkat kecemasan dan stress, sekaligus meningkatkan kesejahteraan psikologis individu. Kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup menjadi lebih kuat, fokus dan konsentrasi pun meningkat secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun