Mohon tunggu...
pujaria farida
pujaria farida Mohon Tunggu... -

sedang belajar sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pensucian Langit

2 Januari 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tubuh telanjangnya,

terlalu dipenuhi daki dosa

juga aliran keringat nafsu.

kotoran-kotoran yang menempel

di luar ingin serta kuasanya.

sekerat kepercayaan yang dia pertahankan

telah habis disembelih belati pengkhianatan

oleh manusia terhormat

bertopeng seorang bajingan.

gemetar dia mendekap daya

di bawah badai pensucian langit.

sepenggal nafas yang tersisa

payah dia tangguhkan untuk kali penghabisan.

nafas yang akan dia hembuskan,

di atas jasad sang perampok moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun