sang surya merangkak ke ufuk maghrib.
bergema seruan pada burung-burung camar,
menawar kesudian mereka
untuk bersamanya menyibak pantai yang ia pijak.
sebuah ruang yang cukup membalutnya dalam kehangatan.
satu selimut yang sangat rapuh jika diusik,
namun terlampau kuat
andai dipakai tanpa banyak pemberontakan.
Di sana kini ia terbaring.
dalam pelukan selimut pasir
di bawah siluet jingga langit dunia.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!