Mohon tunggu...
Primanata Dian Isa
Primanata Dian Isa Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Bencoolen Magazine

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cicak dan Buaya

4 November 2012   17:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"CICAK DI POHON BAKAU,BUAYA CARI MUARA"

Buaya santai berjalan di sela hutan bakau
busungnya buncit kekenyangan
buntutnya berlenggang pelan mirip-mirip ekor bebek
merayap di pasir kecoklatan tempat ia mencari makan
kulitnya coklat,tebal,dan merasa kebal
Beberapa menit kemudian buaya risih
badannya yang besar sangar
tiba-tiba seperti patung monumen di SURABAYA
mendengar para cicak yang bertanya-tanya
"Apa sih yang ada di perutnya"?

Cicak masih di pangkuan pohon bakau
pohon bakau saksi bisu dari aksi buaya
yang melumat burung bangau rawa
tapi cicak sampai saat ini masih makan nyamuk
kebiasaan cicak merayap diam-diam itulah yang tidak disukai buaya

Diskusi para cicak semakin panas
Bagaimana buaya bisa makan bangau..?
Seperti apa caranya...?
Padahal bangau punya sayap..?
Padahal buaya tidak punya lidah seperti kita?
Padahal buaya tidak bisa merayap..?

Kura-kura,umang-umang masuk ke cangkangnya secepat kilat
karna si kura dan si umang gak mau ambil bicara
padahal mereka setiap hari melihat bulu bangau ber-terbangan
bangau hilang,bulunya yang putih kini terendam lumpur
tingkah kura dan umang bikin cicak tambah penasaran

Buaya ingin pergi
tapi pohon bakau di mana-mana
Cicak masih saja mengikuti
meski sampai matahari terbenam cicak belum menemukan jawaban

Cicak tak takut berhadapan dengan buaya
karna cicak tau buaya tak bisa menjamahnya
Sementara buaya kebinggungan mencari muara sungai
berharap menemukan biawak yang mirip dengannya
agar cicak beralih cerita

DEPOK,03 Nov12'
PRIMANATA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun