Kuakui aku sempat jatuh dalam janji itu
Semakin kuberjalan jauh semakin ingat itu menghantuiku
Menjerit jauh dalam sanubari
Tak bisa kumengerti apalagi kau mengerti
Jauh kusimpan dalam cinta ini
Sedalam-dalamnya dalam dalamnya lautan jiwa ini
Biar dia hanyut dalam luasnya samudra pencarian
Menunggu untuk kembali kita temukan
Aku tak meminta agar semua itu kembali
Tawa itu. Canda itu. bahagia itu.
Semua itu semu saat kau belum halal untukku
Semua itu semu. Kau tahu ?
Sebenarnya aku benci untuk menunggu
Setiap detiknya selalu aku berada dalam ragu
Menghujam setiap sudut hati ini dengan kenangan yang tak terkendali
Tahukah dirimu ?
Sebenarnya arti yang selama ini kita cari
Dalam jauh yang indah dirasa
Menyadarkan bahwa sabar adalah seindah-indah kata dan rasa
Menggenggam semua yakin dan harap untuk kembali diberi
Dan hati kita menerjemahkannya
Dalam Bahasa kita sendiri. Yang hanya kita yang mengerti
Hanya kita yang tahu semua itu. Semua yang indah itu.
Bahwa cinta sesungguhnya bukan perkara rupa. Bukan dunia
Tapi cinta untuk Yang Kuasa, oleh Yang Kuasa dan dari Yang Kuasa
Dan itulah cinta kita. Kita J
Dibuat pada saat hati ini bergejolak
Dalam jiwa ini seperti ada 2 jiwa.
Saling bertanya dan saling berbicara
Puisi ini dibuat disaat 2 cinta yang aku punya kembali bertentangan
Dan aku harus merelakan salah satunya sebelum itu memang hakku
Aku memilih cinta Tuhanku dulu
Dibuat dalam jauhnya kenangan yang membekas
Yang selalu tak ingin kulepas
Ingin kubernegosiasi dengan hati ini.
Untuk terus menanti dirimu. Insyaallah..
Hai kau disana, sedang apa ? J
Doaku menyapamu setiap hari dan setiap waktu
Semoga kita selalu dalam naungan Allah Yang Maha Tahu.
Amiin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H