Bagaimana tidak, semua anak miskin gratis sekolah di sana. Tidak ada serupiah pun yang mereka keluarkan untuk bisa mengenyam pendidikan. Semua kebutuhan dicukupi, mulai seragam, tas, sepatu hingga buku semuanya gratis. Mereka juga tidur di asrama dan makan tiga kali sehari dengan menu empat sehat lima sempurna.
Sistem pengajarannya juga nggak kaleng-kaleng. SMK Jateng punya kurikulum sendiri, kurikulum berbasis industri. Jadi dalam penyusunan kurikulum itu, tidak banyak pakar pendidikan terlibat. Justru industri yang dilibatkan, memberikan masukan terkait spesifikasi lulusan yang mereka butuhkan.
Makanya, alumni SMK Jateng selalu mudah mencari pekerjaan. Bahkan belum lulus saja, mereka sudah diterima di berbagai perusahaan. Bukan hanya perusahaan besar dalam negeri, banyak mereka yang berkarier sampai ke Jepang.
Anak-anak desa miskin itu kini bertansformasi jadi orang hebat. Banyak diantara mereka yang berhasil mengubah takdir keluarga melarat. Mereka lunasi hutang orang tua, membangunkan rumah, beli tanah sampai modal usaha. Dampak luar biasa untuk pengentasan kemiskinan Jawa Tengah.
Legacy lain yang tak kalah fenomenal dari sosok Ganjar adalah reformasi birokrasi. Hanya di masa Ganjar, rakyat menjadi tuan di rumahnya sendiri. Pelayanan prima diberikan, praktik korupsi disingkirkan. Kalau ada pejabat yang mempersulit warga atau abai pada aduan, sudah bisa dipastikan kursi jabatannya hilang.
Keberhasilan Ganjar soal reformasi birokrasi, berdampak juga pada penanggulangan korupsi. Dengan slogan 'Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi', Ganjar berhasil mewujudkan birokrasi bersih tanpa terkecuali. Praktik suap, pungli sampai gratifikasi disikat, mulai tingkat bawahan sampai pejabat.
Sudah tak terhitung penghargaan dari Menpan RB dan KPK terkait reformasi birokrasi dan penanganan korupsi untuk Jawa Tengah. Dan itu bagian dari legacy Ganjar yang tak bisa dibantah.
Setali tiga uang, legacy Ganjar yang tak terbantahkan soal pembangunan sumber daya manusia adalah penanggulangan stunting. Sejak jadi gubernur, Ganjar konsen betul soal ini. Dia buat program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng), untuk memastikan gizi ibu hamil terpenuhi. Ada juga program Jo Kawin Bocah, untuk mengurangi resiko tinggi stunting akibat pernikahan dini.
Ganjar yakin, dengan mempersiapkan generasi sebelum pasangan menikah, saat hamil sampai balita adalah cara terbaik menyiapkan generasi emas Indonesia. Ditambah sistem pendidikan yang top. Klop sudah.
Jadi kalau nanti Indonesia benar-benar berjaya di 2045, maka Ganjar ikut andil di sana. Karena legacy Ganjarlah, sumber daya manusia Indonesia bisa bersaing di kancah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H