Ganjar Pranowo itu rampok, pembunuh rakyat Papua dan menginjak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rasis, monyet dan rendahan.
Masih ingat dengan pernyataan Natalius Pigai di atas? Tentu kita belum lupa. Bagaimana eks komisioner Komnas HAM itu tiba-tiba menyerang Ganjar secara membabi-buta.
Berawal dari cuitannya di sosial media. Pigai jadi terkenal di seluruh Indonesia. Namanya jadi topik pembicaraan, oleh hampir semua media kita. Kini Pigai harus pusing mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dilaporkan ke pihak berwenang. Bukan tak mungkin, ia bakal masuk ke tahanan.
Belum selesai kasus Pigai, serangan ke Ganjar kembali bermunculan. Kali ini, serangan dilontarkan Rocky Gerung, sang kritikus abadi. Tanpa ba bi bu, Rocky sebut Ganjar bodoh dan nggak ngerti. Soal new grammar of world's politic, democracy, human rights dan gender equality.
Ganjar sih santai-santai saja. Alih-alih marah. Pria berambut putih ini justru mendoakan Pigai dan ngefans sama Rocky.
Tapi saya mulai curiga. Entah kenapa Pigai dan Rocky begitu frontal menyerang Ganjar akhir-akhir ini. Keduanya kompak. Menjadikan Ganjar sebagai sasaran tembak.
Aneh saja rasanya? Kok tiba-tiba Pigai dan Rocky mengalihkan target serangan ke Ganjar. Biasanya kan, mereka demen banget serang Jokowi. Sebagai jalan ninja barisan oposisi.
Apakah karena Ganjar kini sedang moncer-moncernya? Soalnya sebelum Ganjar setenar sekarang. Nggak ada tuh ada pihak yang menyerang. Apalagi barisan oposisi.
Mungkin mereka mulai gerah. Dengan polularitas Ganjar yang semakin mentereng. Ya persis seperti Bambang Pacul yang nyerang Ganjar secara membabi buta dulu. Itu karena keberadaan Ganjar, dianggap mulai mengusik kenyamanan sang Tuan Puteri. Puan Maharani.
Pigai, Rocky dan Bambang Pacul mulai panik, melihat survei-survei politik dan maraknya deklarasi. Ganjar yang awalnya nggak diperhitungkan. Kini tiba-tiba jadi sosok yang paling merepotkan.
Ganjar harus dimatikan. Karena popularitasnya sangatlah membahayakan.
Mungkin banyak pendukung Ganjar yang emosi dengan serangan-serangan ini. Tapi sebenarnya pendukung Ganjar nggak boleh marah dan justru bersenang hati.
Kenapa? Karena serangan pada Ganjar yang gencar, membuktikan bahwa ia sudah berada di jalan yang benar.
Semakin tinggi pohon. Semakin kuat pula angin yang menghantamnya. Kalau Ganjar diserang, berarti dia mulai diperhitungkan.
Setelah ini, jangan heran kalau serangan ke Ganjar akan semakin mengerikan. Tak hanya serangan biasa, tapi tekanannya akan semakin terstruktur, sistematis dan masif.
Jadi buat para pendukung Ganjar. Jangan pernah gentar. Rapatkan barisan untuk jadi benteng pertahanan.
Bagaimanapun, Ganjar tak mungkin mampu menghadapi serangan-serangan itu sendirian. Kalau ingin Ganjar berhasil memenangkan pertarungan, maka dari sekarang semua pendukung Ganjar dan pendukung nasionalis harus bersatu untuk melawan.
Jangan biarkan orang baik berjuang sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H