Uniknya. Kesukaan pemilih pada Ganjar itu melebihi angka keterkenalan Ganjar. Ganjar hanya diketahui oleh 67 persen pemilih. Sementara Prabowo dikenal oleh 98 persen pemilih.
Pertanyaan mendasar. Kenapa Prabowo yang lebih terkenal, justru tak lebih disukai daripada Ganjar? Faktornya apa ya? Mungkin pembaca ada yang bisa bantu jawab?
Bayangkan saja. Kalau tingkat keterkenalan Ganjar mencapai 100 persen. Bukan hal sulit bagi Ganjar mengalahkan Prabowo dan kandidat lainnya. Maka ini menjadi PR bagi Ganjar, timnya serta barisan relawan yang telah mendeklarasikan dukungan. Bagaimana caranya, menjadikan Ganjar semakin terkenal dalam waktu yang praktis kurang dari tiga tahun saja.
Oh iya ada yang lupa. Kita belum membahas capaian Puan Maharani dalam survei terbaru SMRC ini. Saya kasih bocorannya ya. Tapi tolong jangan keras-keras. Takut ada yang marah.
Gimana ya kira-kira dampak dari kampanye Puan yang besar-besaran? Apakah ia jadi terkenal setelah semua jalan dipenuhi baliho Kepak Sayap Kebhinnekaan?
Ternyata tidak ada efeknya sama sekali. Seperti perenang yang pakai gaya batu. Elektabilitas Puan Maharani masih betah tenggelam di dasar lautan. Untuk simulasi 42 nama, mbak Puan jadi urutan ke-19. Elektabilitasnya hanya 0,8 persen saja.
Lagi dan lagi. Mbak Puan masih betah menyelam dari simulasi 15 nama yang disurvei. Ia berada di urutan ke-11 dengan capaian 1,4 persen. Lumayan lah....naik sedikit.
Dan kalau survei dikerucutkan jadi delapan nama. Mbak Puan gimana kabarnya ya? Waduh. Ternyata dia masih bertahan di dasar dengan perolehan 1,5 persen saja.
Hehehe...kalian juga sudah pasti bisa menebaknya. Ketika survei dilakukan dengan simulasi tiga nama saja. Nama Mbak Puan tiba-tiba hilang entah ke mana.
Apa mungkin ia sudah kehabisan nafas di dasar hingga tak bisa muncul lagi ke permukaan? Atau kepak sayapnya terbang terlalu tinggi. Sampai hilang dimakan awan.
Jadinya kan nggak kelihatan. Liwung. Begitu kata anak-anak main layangan. Hehehee....