Kalau ada yang bertanya, siapa orang paling tak terdampak saat pandemi. Jawabannya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Selama pandemi menghantam, tak ada cerita ASN yang kelaparan.
Kalau buruh pabrik ada yang di PHK. Tak ada instansi pemerintah yang memberhentikan ASN nya selama pandemi. Jika ada pekerja yang diminta Work From Home dan gajinya dipotong. ASN bisa santai-santai kerja di rumah dan gajinya tetap sama. Bahkan katanya, mereka masih dapat tunjangan hari raya dan gaji ke-13 yang totalnya triliunan rupiah.
Ironis memang.
Saat mayoritas anak bangsa sedang kesulitan. Mereka pasukan abdi negara ini hidup dalam kecukupan. Gaji bulanan tetap aman. Meski kerja tak sesibuk sebelum pandemi menyerang.
Seandainya ada peraturan. Gaji ASN dipotong dan disisihkan untuk meringankan beban mereka yang membutuhkan. Tentu akan sangat membantu. Tapi sampai sekarang, tak ada perintah semacam itu.
Memang kita tak bisa memaksa ASN peduli pada kehidupan bangsa. Tapi kalau melihat sumpah suci mereka yang setia pada Pancasila. Sepertinya saat inilah waktu yang tepat untuk mengimplementasikannya.
Itulah yang membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat sebuah gerakan. Mengajak seluruh ASN di lingkungan kerjanya, Ganjar meminta mereka mematikan kompor di rumah dan boros dalam berjajan.
ASN di Jateng dimintanya berbondong-bondong belanja di warung tetangga. Entah belanja makanan, minuman, sayuran atau kebutuhan lainnya. Kalau biasanya untuk sarapan, makan siang dan makan malam mereka masak sendiri. Untuk sementara waktu Ganjar meminta ASN membeli.
Meski sepele, kalau ini dilakukan maka akan berubah menjadi kekuatan yang sangat dahsyat. Bayangkan saja. Kalau Pemprov Jateng saja punya ribuan ASN, maka ada ribuan pedagang yang ketiban rejeki. Itu baru Pemprov Jateng. Kalau ASN di seluruh Indonesia bergerak. Tak bisa terbayangkan bagaimana dampaknya.
Tak hanya ASN sebenarnya. Masih banyak orang sukses yang tetap berjaya meski pendemi melanda. Pengusaha, karyawan BUMN, dan orang yang bekerja di sektor-sektor kesehatan. Kalau mereka ikut juga dalam gerakan ini. Maka putaran roda ekonomi masyarakat bawah akan tetap menggelinding sesuai arah.
Pedagang-pedagang kecil bakal ketiban rejeki. Mereka yang selama ini mati suri, bisa kembali bergairah karena adanya nutrisi. Pun dengan ojek online, yang sehari-hari sepi tumpangan karena pandemi. Mereka bisa diberdayakan, sebagai transporter pengantar pesanan setiap hari.
Boros memang tak dianjurkan dalam setiap ajaran agama. Tapi kalau dengan boros itu bisa membantu sesama, tentu itu bisa jadi jalan rizki bagi lainnya.
Jadi. Untuk para ASN dan orang yang tak terdampak pada pandemi. Mari kita matikan kompor di rumah dan boros dalam berjajan. Karena dengan cara itu, kita bisa menghidupkan kompor-kompor di tempat lain sekaligus memberikan harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H