Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Denwalsus dan Ekspektasi Kita untuk Prabowo Subianto

10 April 2021   16:00 Diperbarui: 10 April 2021   16:12 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"...saya menilai pertahanan Indonesia terlalu lemah, jauh dari yang diharapkan.." Prabowo Subianto.


Ada secercah harapan saat Presiden Joko Widodo menunjuk Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Selain proses rekonsiliasi, masyarakat tentu ingat bagaimana Prabowo begitu berapi-api saat membahas pertahanan negara ketika debat Pilpres 2019 lalu. Ketika ditunjuk jadi Menteri Pertahanan, Prabowo digadang-gadang mampu mengamankan negara dari berbagai ancaman yang dapat mengoyak keutuhan NKRI.

Namun ekspektasi itu haruslah dibayar mahal. Sejak menjabat sebagai Menhan, Prabowo belum juga menunjukkan kinerja terbaiknya. Belum ada gebrakan-gebrakan berarti dari jenderal korps baret merah ini dalam rangka pengamanan negeri.

Mengantongi anggaran terbesar senilai Rp127,35 triliun, praktis belum ada perubahan signifikan dari sistem keamanan negara. Kaget juga sebenarnya, ketika Indonesia Political Review (IPR) melakukan survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri. Prabowo mendapat nilai tertinggi. Ia dinilai sebagai menteri yang bekerja paling memuaskan, dengan capaian 45,2 persen.

Capaian itu berbalik 180 derajat dengan kondisi keamanan negeri. Beberapa kali aksi teror masih terjadi. Bahkan kasus klasik pemberontakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua makin berani.

Dilansir kompas.com, dalam dua hari terakhir, Kamis-Jumat (8-9) April 2021, terjadi peristiwa bengis di Papua yang dilakukan KKB. Duga guru ditembak mati. Diantaranya Oktovianus Rayo (44), seorang guru SD dan Yonatan Randen, seorang guru SMP di Papua.

Tak berhenti sampai disitu, KKB juga membakar tiga sekolah yang ada di sana. SD Jambul, SMPN 1 dan SMAN 1 Beoga dibakar. Rumah guru juga jadi sasaran pembakaran.

Sadis!

Kelompok kriminal bersenjata di Papua memang telah lama melakukan aksi-aksi brutal. Tak terhitung berapa nyawa melayang di tanah penghasil emas terbesar di dunia itu. Meski begitu, sampai saat ini belum ada tanda-tanda negara mampu melawan itu.

Di tengah kondisi keamanan negara yang tak menentu, muncul kabar bahwa Menhan Prabowo Subianto justru membentuk Detasemen Pengawal Khusus (Denwalsus) Menteri Pertahanan. Tugasnya cukup mencengangkan, yakni menjaga keamanan Kementerian Pertahanan, Menteri Pertahanan dan tamu-tamu khusus Kementerian Pertahanan.

Berlebihan!

Ungkapan itulah yang langsung dilontarkan. Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menilai, pembentukan Denwalsus Kemenhan itu berlebihan dan tak sesuai ketentuan.

Menurut TB Hasanuddin, Prabowo itu sama dan sejajar dengan menteri-menteri sipil lainnya. Jika ada kebutuhan khusus, Prabowo seharusnya bisa berkoordinasi dengan TNI/Polri. Secara tidak langsung, pembentukan Denwalsus Kemenhan ini juga 'menampar' institusi Polri yang selama ini bertugas menjaga pengamanan VVIP.

Patut dipertanyakan tujuan Prabowo membentuk Denwalsus ini. Apakah ia ingin menyaingi Presiden Jokowi, yang memiliki pengawal-pengawal pribadi?.

Entahlah. Tapi, ada satu moment yang membuat kita semua ternganga.

Dalam video postingan ajudan pribadi Pabowo Subianto, Rizky Irmansyah sebagaimana dikutip detik.com, para prajurit yang tergabung dalam Denwalsus Kemenhan ini diminta mendoakan Prabowo sehat dan suatu saat akan menjadi pemimpin negeri.

Prabowo sepertinya harus kembali fokus menjalankan tugasnya sebagai menteri. Mau bagaimanapun, ia adalah bawahan Jokowi. Tugasnya adalah membantu Jokowi dalam hal pertahanan negara. Ketika ada gangguan teror yang mengancam keutuhan NKRI, dia harus berada di garda terdepan untuk menuntaskannya.

Pengalamannya yang kuat di bidang pertahanan negara itulah yang membuat Prabowo dipercaya oleh Jokowi menjadi menteri. Tapi apa yang terjadi? Negara masih di bawah bayang-bayang perpecahan. Konflik antar anak bangsa terus mencuat. Ancaman teror lokal terus meningkat.

Contoh kecil saat ada kasus tewasnya dua guru dan pembakaran sejumlah sekolah di Papua oleh KKB, sampai saat ini juga belum pasti. Jangankan program penumpasan, komentarnya pun masih sepi. Padahal rakyat menantikan pembuktian, bahwa Prabowo bisa diandalkan untuk mengamankan negara dari beragam ancaman teror kelompok ini.

Penumpasan KKB dari tanah Papua yang kita harapkan. Tapi yang muncul justru pembentukan pengawal keamanan pribadi bapak Menhan.

Buah duku buah kedondong
Kita boleh bingung dong?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun