Tindakan Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Tengah patut diapresiasi. Mengingat, sejumlah kebijakan yang diambil dalam rangka menekan angka penyebaran kasus positif Covid-19 masih belum nendang.Â
Apalagi, Presiden Joko Widodo dengan tegas menyebut bahwa pelaksanaan PPKM Jawa-Bali yang diharapkan dapat berdampak positif, namun memble dan tidak efektif.
Namun jika Pemprov DKI Jakarta benar-benar menerapkan lockdown akhir pekan, tentu itu bukan persoalan gampang. Sesuai istilahnya, lockdown berarti mengunci daerah dan melarang masyarakat untuk beraktifitas di luar rumah. Seluruh sektor diberhentikan, baik sektor industri, pendidikan, perkantoran, transportasi, jasa dan lainnya.
Akan banyak persoalan yang muncul dengan kebijakan itu, apabila lockdown diterapkan. Pemprov DKI Jakarta harus menyiapkan banyak hal termasuk dukungan logistik dan bantuan lain apabila ingin menerapkan kebijakan itu.
Berbeda dengan Gerakan Jateng di Rumah Saja yang lebih fleksibel dalam penerapannya. Sejumlah fasilitas publik seperti pasar, mall, sekolah, destinasi wisata dan lainnya memang ditutup, namun masih memberikan izin operasi pada fasilitas-fasilitas penting seperti kesehatan, kebencanaan, keamanan, energi, komunikasi dan teknologi informasi, keuangan, perbankan, logistik dan kebutuhan pokok masyarakat, perhotelan, konstruksi, industri strategis, pelayanan dasar, utilitas publik dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional tetap diperbolehkan beroperasi dengan pengetatan protokol kesehatan.
Sehingga, Gerakan Jateng di Rumah Saja tidak seperti lockdown yang rencananya diterapkan di Jakarta. Namun tujuannya sama, yakni membatasi bahkan mengurangi kerumunan masyarakat yang selalu terjadi di akhir pekan.
Meski memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, entah itu lockdown akhir pekan di Jakarta atau gerakan Jateng di Rumah Saja patut diapresiasi. Keduanya merupakan langkah bagus untuk menekan tingkat kesakitan akibat Covid-19 yang terus meninggi.
Sudah satu tahun negeri ini dilanda pandemi. Bukannya membaik, namun kondisinya terus memburuk. Dibutuhkan strategi dan terobosan baru agar pandemi cepat berlalu.Â
Dan yang paling penting, dukungan dari masyarakat. Sebab sebagus apapun kebijakan yang diambil, kalau tak mendapat dukungan masyarakat pasti akan sia-sia.
Akan banyak masyarakat yang menjadi korban dari kebijakan-kebijakan itu. Namun jika kita mau berkorban sebentar demi masa depan yang lebih baik, kenapa tidak?. Itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H