Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Anies Lempar Handuk, Ganjar Pasang Badan

21 Januari 2021   08:33 Diperbarui: 21 Januari 2021   08:46 3012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lagi ketidakmerataan fasilitas kesehatan di Jawa Tengah yang tentunya menjadi persoalan cukup berat dihadapi Ganjar. Beda dengan Jakarta dengan banyaknya fasilitas kesehatan lengkap, di Jateng masih banyak daerah blank spot kepemilikan fasilitas kesehatan ini. Tapi dengan kemampuan Ganjar, ia bisa mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang ada sebagai benteng terakhir penanganan Covid-19.

Melalui tangan dinginnya, Ganjar memerintahkan semua rumah sakit rujukan terus meningkatkan ketersediaan ICU dan tempat tidur isolasi. Sejak pandemi Covid-19 melanda sampai saat ini, belum pernah rumah sakit di Jateng sampai kewalahan menangani pasien. Bed Occupacion Rate (BOR) di semua rumah sakit Jateng sampai saat ini juga masih aman.

Data minggu ke-2 Januari, ketersediaan ICU di rumah sakit rujukan Jateng sejumlah 877. Sementara tingkat keterpakaian hanya 504. Sementara tempat tidur isolasi berjumlah 8.880 dan baru terisi 6.125. Jumlah itu terus digenjot Ganjar untuk dilakukan peningkatan-peningkatan agar masyarakat tenang soal penanganan Covid-19 di rumah sakit itu.

Belum lagi, Ganjar juga memerintahkan semua daerah membuat tempat karantina terpusat. Ia sendiri sudah menggunakan asrama haji Donohudan sebagai tempat isolasi terpusat. Dari kapasitas 846 tempat tidur, saat ini baru terisi 88 orang. Sementara gedung BPSDM Jateng juga digunakan sebagai tempat isolasi terpusat, hotel kesambi dan beberapa tempat lain. Dan sampai saat ini, tingkat keterisian semua tempat itu belum ada 50 persen.

Artinya, secara medis penanganan Covid-19 di Jateng tertangani dengan baik. Tak hanya ketersediaan fasilitas di rumah sakit, Ganjar juga menggenjot suksesnya program vaksinasi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Jateng. Ia juga mengomandoi program terapi plasma konvalesen yang dilakukan di RSUD Moewardi Solo dan RSUP dr Kariadi Semarang.

Langkah-langkah preventif juga terus digenjot pria berambut putih ini. Hampir setiap hari, dirinya gowes keliling ke sudut-sudut kota untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya disiplin protokol kesehatan. Ia menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat dan kalangan pemuda untuk gencar sosialisasi melalui program Jogo Tonggonya. Media sosialnya juga digunakan sebagai pedang menyukseskan edukasi taat 3M pada masyarakat luas.

Apakah Anies sudah melakukan apa yang dilakukan Ganjar? Kalau belum, kenapa tidak dicoba dulu untuk mengoptimalkan semua sektor di DKI agar penanganan Covid-19 bisa sukses.

Agak risih mendengar Anies seolah menyerah dengan penanganan Covid-19 di Jakarta. Karena sejatinya, itu adalah tugasnya sebagai orang yang dipercaya memimpin DKI Jakarta. Masyarakat Jakarta percaya Anies mampu memimpin dan membawa perubahan untuk kebaikan bersama, termasuk saat menghadapi pandemi.

Kalau Anies mundur, akan banyak masyarakat yang kecewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun