Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meski Elektabilitas Tinggi, Ganjar Bukan Tipe Politikus "Kutu Loncat"

5 Desember 2020   11:52 Diperbarui: 5 Desember 2020   12:00 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Sumber medcom.id

Bagi seorang politisi, mendapat elektabilitas yang tinggi tentu sebuah prestasi. Dengan tingkat kepercayaan publik yang tinggi itu, secara tidak langsung mentasbihkan bahwa ia layak menjadi pemimpin negeri.

Angka-angka prosentase elektabilitas kini ramai diperbincangkan. Meski ajang kontestasi Pilpres 2024 masih panjang, namun sejumlah nama tokoh penting sudah mengantongi angka-angka elektabilitas untuk menuju ke sana.

Salah satunya Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah dua periode itu gencar diperbincangkan karena angka elektabilitasnya yang terus meroket. Bagaimana tidak, Ganjar bahkan mampu menyaingi sejumlah kandidat lain, semisal Prabowo Subianto, Ridwan Kamil hingga Anies Baswedan.

Dalam survei-survei politik yang dilakukan sejumlah lembaga, trend elektabilitas Ganjar terus melambung. Bahkan survei terakhir yang dirilis Indikator Politik pada 26 Oktober 2020 misalnya, nama Ganjar menduduki urutan teratas dengan angka 18,7%. Disusul Prabowo Subianto (16,8%), Anies Baswedan (14,4%), Sandiaga Uno (8,8%) serta Ridwan Kamil (7,6%).

Disinilah permasalahan mulai muncul. Meski elektabilitas tinggi, namun banyak pihak yang menilai peluang Ganjar maju dalam kontestasi Pilpres 2024 cukup sulit. Pasalnya, ia memiliki ganjalan-ganjalan yang cukup terjal untuk mendapatkan rekomendasi partai politik tempatnya bernaung, PDI Perjuangan.

Sudah menjadi perbincangan publik, bahwa PDI Perjuangan sepertinya memiliki rencana mengawinkan Prabowo-Puan atau Puan-Prabowo dalam Pilpres 2024. Isu itu santer diberitakan, baik pengamat politik hingga sejumlah elite partai berlambang banteng itu.

Entah benar atau tidak, namun tak ada yang bisa menyalahkan jika Megawati Soekarno Putri mengidamkan anaknya menjadi penerus Jokowi. Ibu mana yang tak ingin melihat anaknya bahagia? Usai Jokowi melaksanakan tugas sebagai Presiden RI dua periode, tentu sudah saatnya Mega memberikan kursi itu pada putri kesayangannya itu.

Apalagi, ancang-ancang untuk melangkah ke sana sudah dilakukan, dengan menempatkan Puan dalam posisi-posisi strategis. Mulai Menko PMK hingga kini menjabat sebagai orang nomor satu di DPR RI.

Pemasangan Prabowo-Puan atau Puan-Prabowo sepertinya memang sudah dipersiapkan matang. Selain Mega ingin memberikan kesempatan pada anaknya itu, isi perjanjian 'Batu Tulis' antara Mega dengan Prabowo pada 2009 lalu sepertinya juga masih menjadi beban politik.

Namun melihat elektabilitas Prabowo yang terus menurun serta Puan yang belum terlihat, Megawati patut gamang jika memaksakan keinginannya itu. Bisa jadi, jika duet Prabowo-Puan dipaksakan, akan menjadi blunder politik dan membuat PDI Perjuangan mengalami kekalahan.

Lalu, Bagaimana Dengan Ganjar?

Sejumlah pengamat politik mengatakan bahwa meski elektabilitas Ganjar terus meroket, namun ia akan sulit mendapatkan restu Megawati. Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin bahkan mengatakan, Megawati dan internal PDI Perjuangan tak senang dengan elektabilitas Ganjar yang terus naik.

Ujang bahkan mendengar kabar dari orang dalam PDI Perjuangan, bagaimana ketidaksukaan Mega dengan elektabilitas Ganjar. Dalam satu pertemuan dengan Megawati dan Ganjar, di sana ada politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon yang saat Ganjar masuk, ia mengatakan 'Ini calon Presiden kita'.

"Lalu Megawati mukanya langsung merah. Artinya, tidak berkenan dengan konteks itu," ucapnya dilansir sindonews.com.

Dengan bukti itu, Ujang menilai pintu Capres 2024 bagi Ganjar mulai tertutup. Dengan elektabilitas yang tinggi itu, Ujang mengatakan bahwa tak mustahil Ganjar akan diusung partai politik lain dalam kontestasi Pilpres 2024. Pernyataan Ujang ini sebelumnya juga pernah dilontarkan Ketua DPP NasDem, Zulfan Lindan yang terang-terangan bahwa partainya mengincar nama sejumlah kepala daerah, salah satunya Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk diusung sebagai Capres 2024.

Dengan tingkat elektabilitas yang tinggi dan namanya yang cukup bersih, Ganjar memang akan mudah mendapatkan tumpangan untuk maju dalam Pilpres 2024. Jika partainya tak memberikan rekomendasi, Ganjar bisa dengan mudah mendapatkan dukungan dari partai lain semisal NasDem atau Demokrat. Yah, Demokrat sepertinya juga sudah melakukan penjajakan dengan Ganjar, dengan sowannya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke rumah Ganjar, beberapa hari lalu.

Tapi bagaimana sikap Ganjar? Sepertinya pria yang identik dengan rambut putihnya itu tak akan mudah beralih ke lain hati untuk menerima pinangan partai lain, jika Megawati tak merestuinya sebagai Capres 2024. Sebagai kader militan yang sudah ikut partai moncong putih sejak kuliah, loyalitas Ganjar pada partai tentu tak diragukan lagi.

Yah, Ganjar bukanlah tipe politikus 'kutu loncat' yang dengan mudah pergi meninggalkan partai politik yang membesarkannya, demi ambisi politik yang tak terkira.

Ganjar sadar, sebagai petugas partai, ia mengerti betul bahwa komando tertinggi ada di tangan Megawati. Ia memegang kendali penuh, dan tak bisa dibantah oleh siapapun. Apapun keputusannya, akan diamini dan didukung semua oleh pengikutnya.

Ganjar sadar betul bahwa jalannya menuju 2024 tergantung pada Megawati. Beberapa kali dalam kesempatan wawancara, Ganjar mengaku sadar diri dan tak pernah berambisi untuk maju dalam Pilpres nanti. Ganjar selalu mengatakan, bahwa Megawati telah menyiapkan kader-kader terbaiknya, termasuk Puan Maharani, putrinya sendiri.

Meski politik penuh kejutan, namun sepertinya Ganjar tak akan tergiur tawaran partai politik lain untuk maju Pilpres 2024 jika tak direstui Megawati. Sebagai petugas partai yang sangat loyal, Ganjar pasti menerima apapun keputusan anak Presiden Soekarno itu dan mendukung dengan sepenuh hati.

Bahkan dalam setiap guyonan, Ganjar mengatakan telah mempersiapkan diri untuk menjadi youtuber setelah selesai menjabat Gubernur Jateng 2023 nanti. Artinya, ia tak memiliki beban jika nantinya pilihan Megawati, bukan pada dirinya.

Dipilih atau tidak, Ganjar sepertinya akan tetap berjaket merah!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun