Pastinya keren. Apalagi tak hanya bisa bersekolah, para siswa Sekolah Virtual juga tak dipungut biaya sepeserpun. Bahkan, mereka diberi fasilitas alat penunjang belajar seperti Hanphone, paket data dan lainnya. Mereka juga diberikan beasiswa oleh pemerintah dari berbagai sumber, salah satunya dari Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah (Baznas) Jateng.
Metode pembelajaran daring membuat anak-anak Sekolah Virtual bisa tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Mereka yang sehari-hari bekerja membantu orang tua, bisa tetap bekerja. Saat ada waktu luang, mereka bisa mengakses pelajaran-pelajaran melalui daring untuk meningkatkan pengetahuannya.
Ganjar menerangkan, Sekolah Virtual ini merupakan wujud dari visi misinya membanngun Jawa Tengah. Salah satunya adalah Sekolah Tanpa Sekat, yang memastikan semua anak mendapatkan hak pendidikan yang layak. Tak disangka, di tengah pandemi program itu muncul dan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Tak hanya di dua lokasi itu, Ganjar berjanji akan memperbanyak Sekolah Virtual di Jawa Tengah. Daerah-daerah terpencil, pinggiran dengan angka kemiskinan yang tinggi menjadi sasaran program terbarunya itu.
Sebab Ganjar meyakini, bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk merubah nasib warganya menjadi lebih baik. Dengan pendidikan, maka anak-anak itu bisa memiliki masa depan cerah, dan bisa mengangkat kesejahteraan keluarganya.
Banjir Apresiasi
Langkah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat Sekolah Virtual untuk mengatasi persoalan anak putus sekolah diapresiasi pakar pendidikan. Mereka menilai, langkah Ganjar merupakan terobosan yang luar biasa untuk mengatasi persoalan bangsa.
Pengamat pendidikan dari Universitas Katolik Soegidjapranata (Unika), Tukiman Tarunasayoga mengatakan, apa yang dilakukan Ganjar merupakan sebuah terobosan luar biasa dan patut diapresiasi. Mengingat sampai saat ini, banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena persoalan biaya.
Tukiman menerangkan, hak pendidikan harus dimiliki setiap anak. Mereka yang masih berusia di bawah 18 tahun, hak mereka harus dipenuhi, termasuk hak memperoleh pendidikan. Apapapun yang terjadi, apakah tidak mampu atau karena faktor lain, pemerintah memiliki kewajiban untuk memenuhi hak pendidikan anak.
Hal senada disampaikan Rektor Universitas Ivet Semarang, Prof.Dr.Rustono. Rustono yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pendidikan Jateng menegaskan, tidak boleh anak-anak usia sekolah terlantar hanya karena faktor ekonomi.
"Alhamdulillah ada gagasan membuat sekolah virtual ini. Dengan begitu, maka mereka mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan yang layak," ucapnya dikutip antaranews.com.