Jika buruh tetap melaksanakan aksi mogok nasional, maka akan ada dua permasalahan serius yang dihadapi. Pertama terkait potensi tertularnya Covid-19, kedua terkena sanksi bahkan bukan tidak menutup kemungkinan akan ada pemutusan hubungan kerja.
Padahal kalau itu terjadi, problem sulit akan dihadapi para buruh itu sendiri. Saat ini saja, sudah berapa ribu buruh yang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19. Mereka dirumahkan, bahkan diberhentikan tanpa pesangon. Sampai saat ini, mereka masih kebingungan mencari pekerjaan, demi memenuhi kebutuhan.
Sementara, buruh yang masih bekerja saat ini, merupakan orang-orang pilihan. Tak seperti teman-teman yang lain, mereka tetap masih bisa bekerja dengan upah yang sama.
Dengan demikian, maka rencana aksi mogok nasional sebenarnya bukanlah solusi, melainkan akan menimbulkan masalah baru. Masih ada dua hari sebelum aksi mogok nasional itu berjalan. Masih ada cukup waktu untuk para buruh berpikir jernih dan mengesampingkan kemarahan.Â
Karena sejatinya, Kebat Kliwat Gancang Pindang, Aja Ngasi Jalma Angkara Mati Murka (tindakan yang tergesa-gesa pasti tidak sempurna, jangan sampai mendapat kesulitan karena kemarahannya sendiri).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H