Pada saat Jabodetabek menerapkan PSBB pertama, tercatat lebih dari 600.000 warga Jateng yang bekerja di Jakarta terpaksa mudik ke kampung halaman masing-masing. Selain ancaman pengangguran, mereka yang baru pulang dari daerah zona merah, dikhawatirkan membawa virus covid-19 dan menulari keluarga di rumah. Tentu saja, ini sangat membahayakan bagi Jawa Tengah.
Belum lagi, ketika ada warga Jawa Tengah yang terjebak di Jabodetabek dan tidak bisa pulang, mereka harus mendapat perhatian. Setidaknya, tiap hari mereka membutuhkan makan dan biaya lain untuk hidup tanpa penghasilan.
Lagi-lagi, Ganjar akan sangat repot untuk urusan ini. Anggaran milyaran rupiah telah digelontorkan Ganjar untuk membantu warganya di Jabodetabek yang terkena imbas PSBB tahap pertama itu. Bantuan berupa paket sembako, dibagikan setidaknya pada 26.000 lebih warga Jawa Tengah yang ada di sana selama beberapa bulan.
Tentu, jumlah itu bukanlah angka yang kecil. Apalagi, untuk urusan di Jawa Tengah, Ganjar harus merogoh kocek cukup dalam guna pemenuhannya. Refocusing dan realokasi anggaran sudah dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan itu. Dan saat ini, tentu saja anggaran yang dimiliki Ganjar tentu tinggal sedikit.
Tapi sebagai orang yang kenal dengan Ganjar cukup dekat, penulis yakin Ganjar akan mengerahkan segenap kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Ganjar yang lihai dalam urusan ini, tentu tak hanya akan mengandalkan anggaran APBD semata. Masih ada CSR perusahaan, bantuan para filantropi dan masyarakat yang terus mendukungnya.
Belum lagi dana BAZNAS Jawa Tengah yang bisa diandalkan. Bisa dipastikan, meski Anies kembali menerapkan PSBB di DKI Jakarta, Ganjar akan pastikan tak ada satupun warganya di sana yang kelaparan. Itu pasti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H