Mohon tunggu...
Pujakusuma
Pujakusuma Mohon Tunggu... Freelancer - Mari Berbagi

Ojo Dumeh, Tansah Eling Lan Waspodho...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kata Teman Saya, SMS Tagihan Bank Lebih Menakutkan daripada Tugu Peti Mati...

4 September 2020   10:50 Diperbarui: 4 September 2020   10:48 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada-ada saja ulah yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Belum rampung geger genjik soal idenya membuka jalan tol untuk pesepeda, kini muncul kekonyolan baru yang tak kalah menggegerkan, yakni membuat Tugu Peti Mati.

Katanya sih, tujuannya untuk mengingatkan masyarakat tetap waspada terhadap covid-19. Setiap warga yang melintas di depan tugu itu, ekspektasinya mereka langsung ketakutan dan otomatis taat pada protokol kesehatan.

Sontak saja, langkah Anies itu mendapat cibiran publik. Tak hanya netijen +62 yang begitu pedas mencibir melalui medsos, sejumlah politisi juga ikut-ikutan nimbrung.

Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo bahkan memberikan kalimat satire yang menohok. Katanya, Nies, becanda terus nih kamu. Sekali-kali, kerja napa! Begitu kira-kira.

Pernyataan tak kalah menohok dilontarkan politisi Demokrat, Ferdinand. Menurut dia, strategi Anies membuat Tugu Peti Mati merupakan strategi komunikasi yang konyol dan tidak bermanfaat. Dikira dengan menakut-nakuti publik, maka mereka akan sadar dan taat protokol kesehatan? Sudah pasti tidak.

Belum lagi, masih kata Ferdinand, langkah Anies untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19 tidak jelas. Di satu sisi ia menakut-nakuti warga dengan membuat Tugu Peti Mati, di sisi lain ia mengizinkan demo, kerumunan diizinkan, ganjil genap dilakukan dan lainnya.

"Sial betul nasib Jakarta punya Gubernur seperti ini. Saya kalau melihat foto ini rasanya ingin memaki," cuit Ferdinand.

Memang keputusan Anies membuat Tugu Peti Mati patut dipertanyakan. Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi dan sudah banyak makan asam garam, tentu ia memiliki strategi komunikasi lebih efektif untuk menyadarkan masyarakat, dibanding membuat Tugu Peti Mati.

Selain menelan biaya yang tentunya tidak sedikit, Tugu Peti Mati hanyalah benda mati. Paling-paling saat orang melintas di depannya, orang hanya melihat sepintas untuk memenuhi rasa penasaran.

Seorang kawan pernah bercerita, saat dia melintas di depan Tugu Peti Mati, tak ada rasa takut sama sekali. Ia hanya mengatakan, oh ini to Tugu Peti Mati yang sempat viral. Ambil handphone, foto, update status dan terus berlalu. Padahal, ia tak pakai masker.

Tapi, seketika dia pucat. Takut dan kebingungan. Ternyata di handphonenya, muncul notifikasi SMS dari bank, yang mengingatkan bahwa tagihan harus segera dibayarkan. Ternyata, SMS dari bank lebih menakutkan daripada Tugu Peti Mati, katanya...Hahahaha...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun