Namun kemudian juga dimanfaatkan untuk pendidikan keagamaan masyarakat dewasa pada waktu sore hari. Pendidikan keagamaan ini dimaksudkan untuk membentengi masyarakat dari pengaruh PKI yang anti nasionalisme dan Islam. Semangat keberagamaan masyarakat ini didukung ulama-ulama dari tiga organisasi Islam yang berdiri di Padangsidimpuan: Nahdatul Ulama, Muhammadiyah dan Al-Washliyah, sehingga ustaz-ustaz pengisi kelompok pengajian pada masa ini adalah tokoh-tokoh dari ketiga organisasi tersebut.
Kehadiran ustaz-ustaz dari kelompok intelektual Muslim Padangsidimpuan semakin kokoh dengan kehadiran ICMI Padangsidimpuan sebagai pionir perubahan sosial. Wajah kelompok pengajian Padangsidimpuan mengalami transformasi dari yang bentuknya sederhana kepada bentuk yang lebih modern. Bila sebelumnya kelompok pengajian identik dengan kaum ibu di daerah pedesaan dengan kegiatan yasinan dan diselingi ceramah agama yang tidak terstruktur, maka wajah kelompok pengajian yang diprakarsai ustaz-ustaz dari kalangan intelektual Muslim Padangsidimpuan berpusat di perkotaan;Â
kantor dan masjid pemerintahan dan mengokohkan keberadaan majelis-majelis taklim di pedesaan. Kegiatan pengajian ini meliputi kajian-kajian agama yang mulai berkembang kepada persoalan Islam kontemporer baik dalam bentuk pengajian dengan materi tertentu, maupun kajian ilmiah (seminar dan bedah buku) dan dakwah dengan perbuatan. Pada kelompok pengajian masyarakat umum, kehadiran taz dari kalangan intelektual Muslim ini juga mematik semangat keberagamaan kaum ibu. Pada tahun 1990-an sampai awal tahun 2000 masih ditemukan fenomena kaum ibu berkumpul, menggunakan seragam dan pin, mendengarkan pengajian ataupun untuk membaca surat Yasin secara berjamaah, dari tingkat Desa, Kecamatan dan sampai Kabupaten yang dikoordinir oleh pengajian PEMDA, pengajian Al-Hidayah.
Menurut Silfia Hanani, dewasa ini perubahan sosial begitu cepat terjadi, sementara kualitas dari anak bangsa begitu menurun drastis dengan kehilangan karakter pendidikan itu sendiri. Lunturya jati diri anak bangsa yang terpelajar dan terdidik menyebabkan realitas sosial yang tidak sesuai dengan harapan kehidupan.
Ibn Khaldun cenderung dalam melakukan kajian tentang masyarakat dan beliau telah meletakkan kaedah-kaedah ilmu ini sebagai asas awal dalam penulisan sejarah masakini. Beliau merangkumkan pemikirannya tentang kemasyarakatan dalam bukunya iaitu : Al-Muqaddimah. Selain dari itu Ibn Khaldun juga telah berjaya membangunkan teori-teori pendidikan dalam karyanya yang sama.
Ibn Khaldun menyarankan supaya pendidikan yang bermartabat dan bermatlamat tinggi haruslah memerhatikan elemen-elemen kemasyarakatan dalam proses pembelajaran dan pengajaran, baik manusia sebagai anggota masyarakat yang suka kepada perkembangan dan perubahan serta masyarakat yang selalu siap dengan perbezaan sesama mereka, kerana ini semua akan menjadi sarana pendokong dalam dunia pendidikan.
Kemasyhuran Ibn Khaldun dalam dunia ilmu pengetahuan pada amnya dan dunia pendidikan Islam khasnya, hendaklah dapat dijadikan contoh teladan yang dapat diikuti jejaknya oleh kalangan yang ingin mengembangkan wawasan pengetahuannya. Apalagi beliau dianggap sebagai salah seorang pengasas ilmu kemasyarakatan yang hebat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H