Kusumaningrum, gadis Sunda dengan paras ayu dan kharisma yang memikat, menjadi pujaan hati Jasper, seorang tentara Belanda yang gagah. Cinta mereka tumbuh subur di tengah gejolak penjajahan. Namun, takdir berkata lain. Orang tua Kusumaningrum menjodohkannya dengan pemuda pribumi.
"Ningrum, kau harus menerima pinangan Raden Arya," ujar ibunya tegas.
Ningrum hanya bisa mengangguk pasrah. Hatinya masih tertambat pada Jasper. Setiap malam, ia selalu memandang ke langit, berharap bisa bertemu dengan kekasihnya.
Ketika Jasper harus kembali ke Belanda, ia berjanji pada Ningrum. "Aku akan kembali, Ningrum. Tunggulah aku."
Ningrum tersenyum haru. "Aku akan selalu menunggumu, Jasper."
Namun, takdir berkata lain. Dalam perjalanan pulang ke Belanda, Jasper diserang oleh sekelompok pejuang kemerdekaan. Ia tewas mengenaskan.
Beberapa tahun kemudian, seorang pemuda datang
Namun, takdir berkata lain. Dalam perjalanan pulang
ke Belanda, Jasper diserang oleh sekelompok pejuang kemerdekaan. ia tewas mengenaskan. suatu hari seorang pemuda datang menemui Ningrum. Dia memperkenalkan diri sebagai sepupu Jasper.
 "Bibi titipkan surat ini untukmu," ujarnya sambil menyerahkan sebuah amplop.
Ningrum gemetar saat membuka surat itu. Isinya adalah surat terakhir Jasper untuknya. Air matanya tumpah membasahi kertas itu.