Universitas Negeri Malang (UM) bekerjasama dengan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) menyelenggarakan pengabdian masyarakat pada tema "Kursus Penanaman Pendidikan Karakter Pancasila Berbasis Literasi Indonesia- Malaysia". Acara dilaksanakan pada hari Minggu, 25 Juni 2023 pukul 09.00 - 12.00 MYT via Zoom Meeting. Kegiatan ini melibatkan tim pengabdian yaitu Dr. Daya Negeri Wijaya, M.A., selaku ketua tim, dengan anggota yaitu Prof. Dr. Hariyono, M.Pd., Evania Yafie, S.Pd., M.Pd. Ph. D (candidate), dan Andhika Yudha Pratama, S.Pd., M. Sc. Pembahasan materi yang diangkat yaitu "Membentuk Generasi Muda yang Unggul Berdasarkan Nilai Luhur Pancasila" dan "Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah dan Masyarakat Indonesia-Malaysia dari Prespektif Psikologi Anak dan Remaja". Kegiatan ini dihadiri oleh 80 partisipan yang merupakan guru dari SIKL serta Sanggar Belajar di Malaysia. Seluruh partisipan antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai.
Acara hari tersebut dibuka oleh Ibu Friny Napasti, S. Pd, M. selaku Kepala Sekolah SIKL yang memberikan sambutan. Beliau menyambut dengan baik terlaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat di SIKL karena fokus pendidikan yang ada disana adalah menekankan pada penanaman karakter Pancasila. Dengan terselenggaranya kegiatan pengabdian di SIKL, harapan yang disampaikan adalah setiap guru yang berada di SIKL maupun Sanggar Belajar di Malaysia dapat belajar secara langsung kepada tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang. Â
Adapun narasumber pertama pada acara tersebut yaitu Bapak Andhika Yudha Pratama, S.Pd., M. Sc yang memaparkan materi dengan tema "Membentuk Generasi Muda yang Unggul Berdasarkan Nilai Luhur Pancasila". Beliau menekankan bahwa dalam seluruh tingkatan Pancasila penerapannya dalam diterapkan pada seluruh jenjang pendidikan dan pastinya ditentukan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Menurut beliau, seorang guru wajib untuk memahami nilai-nilai Pancasila agar dapat menerapkan dalam sehari-hari, agar murid-murid dapat meniru hal tersebut.
Materi selanjutnya, dipaparkan oleh Ibu Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph. D (candidate) yang memaparkan materi terkait "Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah dan Masyarakat Indonesia-Malaysia dari Prespektif Psikologi Anak dan Remaja". Beliau memaparkan bahwa dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan Pancasila pada anak, guru perlu untuk memperhatikan aspek psikologi anak dan remaja. Hal ini penting karena setiap anak atau siswa membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam menerima pemahaman atau sebuah hal baru bagi mereka.
Diakhir acara terdapat sesi tanya jawab, dari Ardian Nur Rizki yaitu guru dari Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) dimana beliau bertanya tentang bagaimana mengemas dan mengenalkan karakter Pancasila khususnya bagi siswa yang notabene memasuki usia fase remaja. Bapak Andhika Yudha Pratama, S.Pd., M.Sc., selaku pemateri menanggapi bahwa salah satu cara yang efektif digunakan oleh guru adalah dengan mengimplementasikan nilai Pancasila dalam aktivitas sehari-hari sehingga terbentuk kebiasaan dan menjadi karakter yang terinternaliasi dalam kepribadian anak. Â
Selain itu, Ibu Evania Yafie, S.Pd., M.Pd., Ph. D (candidate) juga menambahkan bahwa pendekatan personal adalah cara terbaik untuk dapat menanamkan nilai Pancasila dalam diri anak. Sebagaimana diketahui ketika memasuki usia remaja, seorang anak secara psikologis akan cenderung penasaran untuk mencoba dan mengetahui hal baru namun tidak suka dengan adanya penekanan dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, pendekatan secara personal sangat penting untuk dilakukan oleh guru. Sesi diskusi berlangsung dengan sangat menarik dimana Pak Ardian mengungkapkan bahwa akan mencoba untuk menerapkan hal tersebut secara perlahan di sekolah. Diskusi berlanjut dengan pertanyaan dari Bapak Dwi Hatmoko yaitu terkait bagaimana menghadapi murid yang memiliki pemahaman akan simbol dan paham-paham tertentu yang kurang tepat jika diminati anak di usia sekolah. Pemateri memberikan tanggapan tentang tren anak-anak tersebut harus diberikan lagi pemahaman secara mendalam sehingga anak-anak tidak hanya menggunakan tanpa tau makna di dalamnya terlebih lagi akses di luar negeri berbeda dengan di Indonesia.
Selain itu, guru-guru lain turut mengungkapkan bahwa mereka antusias menunggu sesi pengabdian masyarakat secara offline dan belajar lebih banyak hal lainnya secara langsung bersama tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang di Malaysia pada bulan Agustus mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H