Contoh lainnya adalah ujian sekolah misalnya. Kita pasti sepakat kalo ujian itu gak pernah mengandung 100% konten. Karena kalau iya, satu topik ujian bisa sampai 50 halaman soal.Â
Jadi, sebenarnya kita bisa dapet nilai bagus hanya dengan mengidentifikasi mana 20% dari konten yang dianggap paling penting setelah dipelajari di kelas.Â
Dengan mempelajari topik yang paling tepat selama dua jam aja, aku yakin akan jauh memberikan nilai yang memuaskan kepadamu daripada harus menghabiskan waktu belajar selama seminggu penuh tapi tidak focus ke bagian-bagian yang penting.
Setelah belajar dan menerapkan prinsip ini, aku sadar kalau ia juga bisa dikaitkan dengan pertemanan. Jadi, daripada berteman dengan banyak orang tapi kita tidak memiliki kedekatan, akan jauh lebih baik apabila memiliki sedikit teman namun saling mendukung dan mengajak berkembang.
Aku memiliki banyak teman, namun bukan kemudian berarti aku akan menghapus pertemanan dengan mereka, hanya saja aku tidak memiliki kewajiban untuk menghabiskan waktu dengan semua teman yang aku miliki.
So, kesimpulannya adalah jika kamu dapat mengidentifikasi 20% yang menghasilkan hasil terbesar, kamu dapat menghasilkan lebih banyak waktu melakukan itu, untuk menciptakan hasil yang lebih besar. Ini akhirnya juga akan membantu kamu mengurangi 80% hal yang menghabiskan waktu kamu, yang menghasilkan 20% hasil.Â
Kemudian juga mendorong kamu untuk berpikir secara efisien dan fokus pada apa yang sebenarnya penting. Jadi pikirkan beberapa hal dimana kamu bisa menggandakan, dan yang mana kamu harus menghilangkan. Kamu tidak harus menjadi yang paling sibuk hanya untuk menjadi produktif. Do Less, Achieve More! Semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H