Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Cara Berbicara agar Anak Mendengarkan dan Mendengarkan agar Anak Berbicara

14 Januari 2023   16:31 Diperbarui: 16 Januari 2023   00:14 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jika cara komunikasi orangtua salah, anak pun akan susah untuk mendengarkan apa yang dikatakan orangtuanya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Cara ketiga dan keempat yang perlu untuk dilakukan orang tua adalah mendorong kemadirian dan memuji anak. Ada catatan berkenaan dengan hal ini, yaitu orang tua perlu untuk menjaga keseimbangan antara mendorong kemandirian dengan pemberian pujian. 

Cara yang paling efektif untuk dapat mendorong anak dapat mandiri adalah dengan selalu membiasakan anak dengan berbagai pilihan dimana mereka pada akhirnya berani untuk memilih dan menentukan. Aku ingat sekali, cara pengasuhan hal ini juga yang diterapkan oleh orang tua Maudy Ayunda terhadap anak-anaknya.

Pilihan ini pun sederhana sekali, misal "Kakak hari ini mau bermain lego di kamar atau bola di luar rumah?" dan tanyakan alasan mengapa mereka memilih hal itu. Ketika berada di posisi anak membutuhkan orang tua padahal sebenarnya mereka bisa, seperti membuka kotak lego, orang tua sebisa mungkin jangan langsung membukakan kotak lego kepada mereka. 

Tapi beri tahu saja caranya seperti, "Kakak lihat itu di pinggir kotak ada bagian yang warna kuning? Nah kakak coba tarik ke atas, nanti kotaknya bisa terbuka". Perlahan tapi pasti, anak pasti akan bisa membuka kotak mainan dan mengeluarkan lego dari sana.  

Berkenaan dengan spektrum "pujian", ketika kita terlalu sering memuji anak maka garis kepercayaan diri anak akan terlampaui dan berakhir pada perasaan anak yang berhak. Misalkan pada kasus anak yang menunjukkan karya legonya setelah bermain namun tidak membereskan kembali mainan yang lain ke tempat semula. 

Beberapa cara untuk dapat membangun keseimbangan antara mendorong kemandirian dan memuji anak, dalam buku ini dijelaskan, Pertama, jelaskan apa yang kamu rasakan. Misal, "Mama senang Kakak bisa membuat lego yang unik, bagaimana cara Kakak merangkainya?".  

Kemudian, orang tua sebaiknya fokus pada pekerjaan dan usaha anak, bukan sifat mereka. Hal ini memungkinkan anak untuk menarik kesimpulan atas bakat mereka, alih-alih orang tua membatasi anak dengan memberitahu siapa dan apa mereka.

Cara terakhir yang dijelaskan dalam buku ini yaitu membebaskan anak dari bermain peran. Bentuknya adalah orang tua perlu berhenti untuk memberikan label terhadap masing-masing anak seperti, "Kakak loh nakal!", "Adek loh cengeng!". Karena ketika hal ini dilakukan dengan berulang, maka seorang anak akan mulai melihat diri mereka sebagai seseorang yang nakal dan cengeng dan merasa label itu adalah peran mereka dalam kehidupan. 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar anak dapat bebas dari bermain peran ini. Diantaranya dengan mencari kesempatan untuk menunjukkan kepada anak gambaran baru dirinya, menempatkan anak dalam situasi dimana mereka dapat melihat diri mereka secara berbeda yang berada di sisi positif, membiarkan anak mendengarkan orang tua untuk mengatakan sesuatu yang positif tentang mereka, modelkan perilaku yang ingin orang tua lihat dan orang tua perlu untuk menjadi gudang dalam setiap momen spesial anak. 

Apabila anak bertindak seperti pada label negatif yang lama, maka orang tua perlu untuk mengungkapkan perasaan dan harapan yang diinginkan untuk dilakukan oleh anak dengan cara yang baik.

Kesimpulan terakhir yang aku ambil dari buku ini adalah mengutip dari perkataan Ayah dalam buku dimana untuk dapat mengubah peran dimana orang tua akhirnya dapat berbicara dan anak mendengarkan begitupun anak dapat berbicara dan orang tua mendengarkan, maka orang tua perlu untuk benar-benar mampu menggabungkan semuanya baik itu perasaan, alternatif hukuman, kemandirian, pujian dan pekerjaan. Semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun