Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Akhiri "Negative Self-talk" dengan Cara Ajaib Ini

12 Januari 2023   16:04 Diperbarui: 13 Januari 2023   12:33 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara mengurangi self talk negatif (Sumber: Sophia Floerchinger via parapuan.co)

"How you think anything, is how you think everything"

-Puja Nor Fajariyah

Dulu saat aku masih kuliah, beberapa orang terdekatku selalu berkata bahwa keadaan setelah lulus akan menjadi semakin berat. Bahkan, beberapa dari mereka yang mengatakan begitu aku ketahui memang berada di kondisi yang tidak baik-baik saja. 

Mengetahui hal itu, ya tentu saja aku akhirnya terbawa suasana. Jarak antara aku yudisium atau dinyatakan lulus secara resmi dari kampus terbilang cukup lama hingga aku bisa melaksanakan prosesi wisuda, sekitar 6 bulan. 

Aku ingat sekali, di masa enam bulan ini aku tak sepenuhnya baik-baik saja. Setiap hari, pikiran-pikiran negatif tentang bagaimana hidupku akan berjalan kedepannya mulai menghantui. 

Seperti halnya, "Nanti pas udah lulus, apa aku kerja di Malang aja kali ya? Apa lanjut S2 aja ya? Duh nanti dapet kerjaan apa ya? Kalau aku gak dapet kerja apa aku nganggur dulu aja?" dan pikiran negatif lainnya. 

Akibatnya, aku ingat sekali di beberapa bulan pertama sebelum akhirnya sadar kalau hal tersebut salah, hidupku seolah sama sekali tak ada kemajuan.

Satu hal yang pertama aku sadari saat itu adalah aku memiliki kebiasaan untuk memikirkan dan berbicara hal-hal negatif dengan diriku sendiri. 

Sebenarnya aku bukan tipe orang yang pendiam, namun karena memang saat itu aku sudah tidak ke kampus lagi dan begitu jarang bertemu dengan teman, akhirnya ya hanya berdiam di kos dan menghabiskan waktu seharian dengan hal-hal yang kurang berguna karena tidak memiliki lawan bicara. 

Akhirnya, aku tidak sengaja membaca salah satu buku di platform buku online yang aku berlangganan yang berjudul "Limitless" karya Jim Kwik. 

Setelah menyelesaikan buku ini, aku sadar kalau hal yang aku lakukan di beberapa bulan itu sama sekali adalah hal yang begitu merugikan kepribadianku. 

Dari buku tersebut aku juga belajar kalau bagaimana cara kita memandang sesuatu adalah sejalan dengan bagaimana cara kita memandang semua hal. Aku yakin, hal seperti ini tidak hanya terjadi dan pernah dirasaka olehku.

Jadi aku merasa perlu untuk berbagi dan menuliskan apa yang telah aku baca dan pelajari sebelumnya dengan harapan kamu bisa keluar dari zona negative self-talk seperti apa yang telah aku alami sebelumnya. 

Dalam tulisan ini aku hendak membagikan sebuah cara ajaib mengakhiri "Negative Self-talk", jadi baca tulisan ini hingga selesai agar kamu mendapatkan insight atas apa yang aku bagikan.

Sumber Vocasia
Sumber Vocasia

Ketika pertama sadar kalau self-talk negatif itu salah, aku merasa perlu untuk secepat mungkin mengakhiri hal ini sepenuhnya. Namun ternyata, dari buku Limitless aku belajar kalau hal ini tidak benar sepenuhnya. 

Mengapa begitu? Memang benar self-talk negatif perlu untuk dihentikan, namun jangan sepenuhnya. Hal ini karena diri kita juga membutuhkan kritik di mana bisa memberi cek realitas sehingga bisa menjadi motivasi untuk diri kita menjadi orang yang lebih baik. 

Contohnya, ketika aku sedang bermalas-malasan, aku akan berbicara dengan diriku dalam pikiran seperti ini, "Ih Puj, kamu males banget hari ini". Maka setelahnya aku akan tersadar kalau benar adanya aku hanya bermalas-malasan hari itu, aku merasa hal tersebut salah dan aku akan berubah menjadi lebih produktif di hari itu. 

Berbeda dengan apabila aku sama sekali tidak memunculkan "negative self-talk" tadi dalam pikiran, yang ada apa? Sudah pasti aku akan merasa nyaman dan tidak masalah untuk bermalas-malasan seharian.

Di sisi lain, penelitian sebenarnya menujukkan bahwa self-talk yang bersifat negatif juga memiliki keterkaitan dengan tingkatan stress hingga depresi. Jadi, apa yang sebaiknya harus lakukan dengan self-talk negatif yang biasanya tertahan dalam diri kita? 

Dalam buku Limitless disebutkan bahwa terdapat dua hal yang sebenarnya tidak ingin kamu lakukan, yaitu "Don't fight them" atau jangan lawan mereka, dan "don't fight for them" atau jangan berjuang untuk mereka. Bagaimana maksudnya? Baik, mari fokus pada kalimat pertama, "Don't fight them". Contohnya seperti ini, pernah gak sih kita disugesti dengan kata, yang mana kalimat ini dikatakan berulang-ulang.

"Jangan pikirkan tentang seorang perempuan cantik tapi ompong" 

Lantas, apa yang biasanya akan kita pikirkan? Yap, kita justru memikirkan seorang perempuan cantik tapi ompong. Padahal, kalimat perintahnya adalah "Jangan pikirkan". Hal ini terjadi karena otak kita akan secara otomatis terjadi. Ketika ada pemikiran negatif yang muncul di otak, biarkan saja hal itu terjadi, lalu kamu dapat fokus melakukan hal lain yang tidak sama dengan apa yang kamu pikirkan saat itu.

Kedua, "Don't fight for them". Maksudnya gini, kita berpikir kalau kita tidak memiliki kemampuan untuk berbicara di depan orang lain. Jadi, setiap kita diberikan kesempatan untuk berbicara di depan orang lain, seperti halnya presentasi di depan kelas dan lain-lain kita selalu berpikir dan merasa tidak bisa sehingga tidak pernah mencoba untuk berbicara di depan orang lain.  

Akhirnya apa yang terjadi? Hal negatif yang awalnya bermula dari sekedar pemikiran tadi berlarut-larut hingga kita tidak pernah mau mencoba dan berubah sama sekali. 

Kita selalu merasa memiliki keterbatasan dan tidak pernah mau mencoba untuk melampaui keterbatasan yang ada tadi. Salah satu perumpamaan yang digunakan oleh Jim Kwik dalam bukunya yaitu,

"Your brain is like super computer and your self-talk is a program you will run."

Jadi, kalau kamu mengatakan pada diri sendiri kamu gak bisa, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah seperti itu. Hal ini karena kamu telah memprogram super komputermu dengan tidak tepat. Adapun yang biasanya terjadi setelahnya adalah kamu akan selalu menyalahkan dirimu sendiri. Tentu saja, karena hal ini kemudian seseorang merasa stres hingga depresi dan ujungnya ingin segera keluar dari kondisi yang tengah terjadi.

Sebenarnya, terdapat cara sederhana untuk mengganti negative self-talk ini dimana dijelaskan dalam buku Limitless tadi. Bagaimana caranya? dengan "ABRA CADABRA". 

Aku yakin, kamu tidak asing dengan kata ini bukan? ABRA CADABRA berasal dari frasa aromatik yang bermakna "I create as I speak" atau dalam Bahasa ibrani, frasa ini diterjemahkan sebagai "Menjadi terjadi, seperti apa yang diucapkan", atau apabila seorang Muslim lebih familiar dengan kata "Kuun Fayakuun" yang bermakna "Jadilah, maka terjadilah". Dari sini aku sadar bahwa kata-kata memberikan kekuatan sebagai bentuk bantuan atas memori.

Kembali lagi pada kalimat ABRA CADABRA. Aku ingin kamu mengingat empat huruf pertama yaitu ABRA yang nantinya merupakan solusi yang dapat kita gunakan untuk dapat mengganti self-talk negatif yang sering menghantui kita. 

Pertama, A disini bermakna Acknowledge atau mengakui bahwa itu ada dan jangan menolaknya. Inga tapa yang kamu tolak, maka mereka akan bertahan. 

Kedua, B adalah Breath yang bermakna tarik napas. Jadi, kontrol napasmu agar kamu dapat mengambil kendali atas pikiran dan tubuh kamu sebaik-baiknya. 

Selain itu, hal ini juga dapat menurunkan tekanan darahmu dan meningkatkan perasaan tenang dan relaksasi dimana dapat membantu kamu untuk menghilangkan stres, menghirup apa yang kamu inginkan. 

Ketiga, R yaitu Release atau lepaskan apa yang kamu tidak inginkan. Kamu tidak dapat menjalani hidup positif dengan pikiran negatif. sehingga jika kamu ingin saat kamu menghembuskan napas, kamu hembuskan napas itu keluarkan dan lepaskan keterbatasan, rasa sakit, dan ketidakberdayaan yang selama ini kamu rasakan. 

Terakhir, A yaitu Align atau selaraskan gunakan imajinasi kamu dan buat frasa baru atau keyakinan baru yang lebih selaras dengan siapa kamu sebenarnya apa yang benar-benar kamu inginkan. Itu mungkin seperti, "Aku memiliki ingatan yang bagus, aku bisa mudah mempelajari sesuatu dengan cepat, fokusku adalah bakatku, aku benar-benar memiliki otak yang cepat dan afirmasi positif lainnya".

Apabila empat cara sederhana ini kamu lakukan, maka dengan ajaib secara perlahan-lahan kebiasaan kamu untuk negative self-talk akan berakhir dengan sendirinya. Aku sebenarnya sudah mempraktikkan hal ini sejak masa menuju wisuda hingga saat ini. 

Aku sadar dan rasakan bahwa dengan empat cara ini, aku dapat menjalani kehidupan dengan jauh lebih positif dan menenangkan. Teruntuk kamu yang saat ini berada di posisi seperti aku yang dulu, tak ada salahnya untuk mencoba cara ini. Semoga tulisan ini bermanfaaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun