Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Depresi Melankolis, Semangat Menipis dan Merasa Hidup Tak Berjalan Dinamis

26 Mei 2021   18:32 Diperbarui: 29 Mei 2021   04:00 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Depresi (Sumber: shutterstock via health.kompas.com)

"Sibukkan dirimu dengan berbagai hal baru, agar kamu dapat mengambil makna bahwa banyak pelajaran yang dapat kamu tuai dari sekitarmu" (Puja Nor Fajariyah)

Setelah sekian lama tidak menonton televisi, pagi tadi aku tak sengaja menonton televisi, aku menonton berita. 

Sebenarnya aku sudah lama berada di rumah dan memang aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamar, menonton film di laptop atau lewat Netflix di HP. Jarang sekali rasanya menonton TV. Pun, kalau membaca berita setiap hari lebih sering aku lakukan melalui gawai. 

Terhitung kebiasaan ini terjadi sejak 2018, yang mana saat aku kuliah di Malang, Ma'had serta kontrakanku tidak memiliki televisi. 

Kembali ke pembahasan mengenai hal ini, maksud dari aku menyinggung perkara televisi ini adalah tadi pagi aku menonton berita di mana mayoritas berita yang disampaikan adalah terkait perisitiwa bunuh diri. Yang mana kalau berdasar pada apa yang diberitakan, perilaku bunuh diri ini dilakukan dengan alasan stres karena pekerjaan, asmara, serta pendidikan. 

Entah mengapa, aku menjadi terpacu untuk menuliskan salah satu hal dalam ilmu jiwa atau psikologi yang erat kaitannya mengenai hal ini.

Well, dalam tulisanku kali ini aku ingin menulis mengenai apa yang aku ketahui sedikit mengenai depresi melankolis. 

Tipe depresi yang satu ini memang sering kali terjadi dan menjangkiti banyak manusia di berbagai belahan dunia. 

Nah, kalau kamu penasaran mengenai hal ini, aku sarankan kamu untuk membaca apa yang aku bagikan kali ini hingga selesai.

Tentu saja kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai apa ini depresi melankolis ini sendiri. Tipe depresi ini juga dikenal dengan istilah melancholic depression yang mana suatu kondisi tekanan mental yang banyak diderita manusia di seluruh dunia. 

Sebagai contoh yaitu di Inggris, terhitung sekitar 12-15 persen penderitanya merupakan wanita. Berdasarkan data yang ada, biasanya jenis depresi ini berkaitan erat dengan gangguan bipolar atau bipolar disorders.

Kita mungkin sudah tidak asing dengan istilah melankolis bukan? 

Berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sendiri, melankolis memiliki makna "dalam keadaan pembawaan lamban, pendiam, murung, sayu, sedih, muram". 

Nah, dari sini kita bisa mengetahui secara sederhana bahwa kondisi melankolis ini membuat para penderita depresi ini mengalami kelesuan dalam menjalani hidup. 

Sebelumnya, aku pernah menulis mengenai suicidal thought atau pemikiran ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Biasanya orang yang mengalami depresi ini juga rentan untuk mengalami suicidal thought.

Gejala yang muncul pada orang yang mengalami depresi melankolis ini biasanya juga berupa penyertaan atas kecemasan yang berlebihan serta phobia untuk menghadapi dunia sosial. 

Apabila dirasa sangat menganggu, seperti apa yang aku sebutkan barusan, penderita depresi ini tak akan segan-segan untuk mengakhiri hidupnya. 

Mengutip dari apa yang dituliskan di dalam Healthline.com, terdapat beberapa gejala dari depresi melankolis yang biasa muncul. 

Gejala-gejala ini cenderung dilihat pada perasaan yang sifatnya kontinyu, bukan dari perasaan yang hanya muncul sekilas dan biasanya hanya karena pacu emosi yang tak stabil. Adapun macam-macam gejala tersebut adalah sebagai berikut:

Ilustrasi Depresi Melankolis (Sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi Depresi Melankolis (Sumber: Liputan6.com)
Pertama, merasa tak semangat dan susah untuk bangun tidur
Kita sering kan menemui keadaan di mana susah atau merasa enggan untuk bangun tidur, apalagi ketika dihadapkan pada kondisi banyak sekali pikiran. Nah biasanya gejala ini sering sekali terjadi pada seseorang yang mengalami depresi melankolis ini.

Kedua, kesulitan dalam menjalani kegiatan biasa seperti halnya mandi
Iya, karena memang sudah enggan untuk bangun, maka orang yang terkena depresi melankolis seringkali tidak mandi hingga berhari-hari saking tidak memiliki semangat untuk menjalani hari.

Ketiga, mengalami keterlambatan fisik dan kognitif
Karena memiliki fokus yang rendah, biasanya orang yang mengalami depresi melankolis juga susah sekali untuk dapat berpikir cepat serta susah sekali untuk diajak berpikir mengenai satu hal yang begitu berat dan mendalam seperti berdiskusi mengenai sesuatu. 

Jangankan berdiskusi, ketika dihadapkan dengan pertanyaan mereka apakah sudah makan atau belum, biasanya otak mereka sendiri juga akan memproses dengan lambat.

Keempat, memiliki perhatian serta konsentrasi yang menurun
Hampir sama dengan keterlambatan fisik dan kognitif, hal tadi juga disebabkan dengan gejala awal ini, yaitu mereka memiliki perhatian dan konsentrasi atas sesuatu yang menurun.

Berbagai gejala yang muncul di atas ini, biasanya akan disertai dengan kecemasan yang mana akan dilampiaskan dengan bentuk kegiatan mondar-mandir atau meremas-remas tangan, perasaan yang sulit sekali merasakan kebahagiaan, memiliki perasaan kosong atau merasa hampa, memiliki nafsu makan yang sering kali berubah-ubah dan cenderung mengakibatkan kenaikan berat badan daripada penurunan berat badan. 

Serta yang paling sering terjadi adalah pelampiasan dengan adanya kebiasaan hipersomnia alias durasi tidur yang lebih lama daripada biasanya.

Kalau berbicara mengenai bagaimana cara untuk dapat menyembuhkan orang-orang yang mengalami depresi melankolis ini, maka ada beberapa cara. 

Adapun cara pertama yang seringkali dilakukan adalah dengan mengonsumsi obat anti depresan. Ketika sudah berhubungan dengan obat, maka obat di sini harus dikonsumsi dengan resep dari dokter dan tidak bisa sembarangan. 

Jenis obat anti depresan yang dikonsumsi juga atas saran dari dokter. Sebab, apabila menggunakan jenis obat anti depresan serta dalam dosis yang tidak berdasar atas resep dokter, khawatir justru akan memperburuk keadaan dari si penderita itu sendiri.

Kemudian, apabila sudah berada pada level yang kompleks, penderita dapat melakukan terapi yang diberi nama electroconvulsive teraphy (ECT). Terapi ini memang merupakan pilihan terapi yang diberikan untuk pasien dengan masalah ini.

Nah, itulah tadi sedikit penjelasanku mengenai salah satu gangguan mental kejiwaan yang dikenal dengan istilah depresi melankolis atau melancholic depression. 

Seperti apa yang selalu aku tekankan dalam tulisan-tulisanku mengenai kesehatan mental serta gangguan kesehatan mental, aku selalu memberi saran untuk kamu menjaga pola pikir positif dan lingkungan yang positif agar selalu berada dalam kondisi mental yang sehat.

Sebab, gangguan kesehatan mental adalah suatu hal yang apabila sudah terjadi pada diri kita atau orang terdekat kita dalam penyembuhannya tidak dapat main-main. 

Terima kasih sudah mampir membaca dan semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun