Sederhananya, istilah "Kesemsem" barangkali lebih tepat untuk menggambarkan limerence ini sendiri. Limerence ini adalah proses kognitif dan emosional dari orang yang naksir tadi terhadap orang lain yang ditaksirnya. Bisa-bisa si limerent ini akan memaksa dan melakukan hal yang tidak-tidak hanya karena ingin si objek limerent menjawab atau membalas cinta yang ia miliki. Bahasa kerennya nih ya, si laki-laki ini sudah "Crush Landing on Her". Maksa banget ngegabunginnya kesana. Pokoknya si limerent ini ngebet banget lah gitu. Limerence ini sendiri bisa terjadi pada lak-laki atau perempuan.
"Kok bisa sih sampe segitunya?"
Ya bisa dong! Tennov pernah mengemukakan bahwa Limerence ini sendiri ditandai dengan perasaan yang berlebihan (Instrusive thinking)yang begitu sensitif terhadap hal-hal eksternal yang tampak pada objek limerent oleh si limerent alias si penaksir itu sendiri.
Kalau dilihat dari aspek psikologis, perasaan ini muncul sebagai bentuk sukacita atau justru putus asa tergantung atas respon yang diberikan oleh objek limerent. Thats why, ketika si penaksir atau ia yang sedang 'kesemsem' itu berada pada perasaan yang berlebihan, biasanya ia akan jadi takut untuk menerima penolakan perasaan, salah tingkah ketika berada di dekat objek limerent, atau justru gelisah saat berada pada jarak yang jauh dengan orang yang ditaksirnya. Dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa si limerent akan sangat tidak suka bila dihadapkan dengan kondisi seperti adanya kehadiran orang ketiga yang berpotensi untuk menyerobot orang yang ditaksirnya.
Tak jarang pula, si limerent mengambil sikap yang cenderung berlebihan, seperti kata pepatah "Cinta ditolak, dukun Tinder bertindak" atau "Kalau cinta dibungkam, biarkan pisau yang berbicara!" yah, kembali lagi bahwa cinta memang berpotensi untuk membuat mata gelap ketika hasrat tidak terbalas.
Ada satu hal lagi nih yang biasanya menjadi momok bagi para pelaku jatuh cinta yaitu seingkali "ke-ge-er-an"Â alias over percaya diri. Seringkali para penaksir melakukan cocoklogi atas gerak-gerik orang yang ditaksirnya. Yang menjadi masalah adalah ketika si limerent ini mengambil kesimpulan sepihak yang ternyata jauh dari fakta atau realita yang ada. Sudah menjadi rahasia umum bahwa orang yang tengah dilanda asmara maka selalu akan terfokus pada orang yang menarik perhatiannya. Apapun yang dilakukan atau diucapkan oleh si dia, maka akan terasa indah, benar, matching, atau cocok dengan hati si limerent.
Tidak hanya dari aspek psikologis, hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Tennov ini mengungkap fakta bahwa limerence memberikan dampak fisiologis juga terhadap limerent. Biasanya efek-efek fisik yang muncul meliputi jantung berdebar, badan gemetar, muka memerah, gerak mata tak karuan, kadang badan sampai lunglai. Kalau berada pada kondisi yang normal, biasanya sebatas diri terasa kikuk, terbata-bata saat berbicara serta malu-malu kucing kalau berada pada jarak yang dekat. Apabila pada kondisi jatuh cinta yang parah, si limerent bisa sampai jatuh sakit, pusing, cemas, nafsu makan hilang, pusing hingga pingsan.
Well, berdasar pada teori Limerence dari Tennov inilah, ungkapan bahwa cinta itu buta, cinta adalah hal kecil yang bisa membuat gila itu benar adanya. Kalau kembali mengaitkan dengan isu yang sempat sedikit aku mention tadi mengenai NS dan AS, maka dapat diambil kesimpulan bahwa,
perselingkuhan yang sering terjadi dalam dunia percintaan itu salah satunya terjadi ya karena hasil dari andil besar munculnya limerence pada individu yang telah memliliki pasangan pasangan masing-masing.Â
Dari sini kita bisa memaknai dan sama-sama belajar bahwa perkara cinta itu bukan suatu hal yang boleh dipermainkan. Cinta adalah salah satu hal yang tidak boleh dijadikan sebagai ajang uji coba atau candaan. Kalau hendak bercanda, sebisa mungkin jauhkankanlah dari urusan percintaan atau perasaan.
Terakhir, aku hanya ingin berkata bahwa perkara menjaga perasaan dan memelihara cinta dan rasa itu perlu untuk dipikirkan dan dikontrol sewajarnya. Sebab, bukan tak mungkin perasaan itu suatu saat akan menjadi boomerang yang mungkin tidak cukup bisa dibendung dengan norma sosial, norma agama, dan akal sehat yang semestinya menjadi rambu-rambu munculnya limerence terlarang. Kalau belum siap untuk berurusan dengan cinta, cukup memilih quirkyalone sebagai jalan ninja adalah pilihan teraman dan tentu sah-sah saja. Semoga tulisan ini bermanfaat!