Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Self-Compassion", Berdamai dengan Kekurangan dan Kelemahan Diri, Siapa Takut?

26 Desember 2020   12:43 Diperbarui: 27 Desember 2020   15:25 952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Self-Compassion | Ilustrasi via Strategic Psychology

"You've been criticising yourself for years and it hasn't worked. Try approving of yourself and see what happens." -Louise L. Hay

Banyak dari kita yang mungkin merasa kita tuh gak bisa menerima diri kita seutuhnya. Mungkin, tubuh kita tidak terlalu tinggi, badan kita tidak terlalu ideal, kita tidak terlalu pandai dalam menjalin komunikasi dengan orang lain, dan banyak lagi kekurangan-kekurangan yang sampai sekarang masih belum bisa kita terima dan ini akhirnya membuat kita jadi khawatir atau cemas dengan apa yang hendak kita lakukan. 

Alhasil, kita yang mungkin sudah bercita-cita terhadap suatu profesi, eh jadi minder duluan gara-gara misalkan nih pengen jadi artis, tapi kita udah ngerasa gak cukup ganteng, cantik, atau berbakat untuk tampil di depan umum. Atau mungkin kita merasa tidak mampu terhadap suatu hal dan kita pun akhirnya mengurungkan niat kita untuk mencapai cita-cita itu.

Self-Compassion | Ilustrasi via Strategic Psychology
Self-Compassion | Ilustrasi via Strategic Psychology
Kekhawatiran-kekahawatiran itu, baik dari segi fisik maupun non-fisik jelas bisa mengganggu keseharian kamu. Mungkin kamu bawaannya jadi overthinking dan malah mikirnya kemana-mana. 

Masalahnya, kalau misalkan hal ini selalu kamu biasakan ketika hendak memulai sesuatu, dengan kata lain kamu terlalu fokus dengan kekurangan kamu, bisa jadi hal ini dapat berpengaruh negatif terhadap diri kamu baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pertanyaanya sekarang adalah,

 "Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita seutuhnya, menerima kekurangan kita, dan bahkan bersahabat dengan kekurangan kita?" 

Yaps, seperti apa yang sudah aku janjikan sebelumnya di artikelku yang membahas mengenai self-harm, dimana disana aku menuliskan bahwa salah satu penyebab dari seseorang melakukan self-harm adalah karena stres berat yang salah satunya diakibatkan oleh kita yang tidak bisa menerima kekurangan yang kita miliki. 

Benar, dalam tulisan kali ini aku akan membahas lebih dalam mengenai cara-cara yang bisa kita lakukan agar bisa bersahabat dan menerima kekurangan yang kita miliki.

Well, hal ini sendiri dikenal dengan istilah Psikologi yaitu "Self-Compassion". 

Self-Compassion adalah terlibatnya tingkat sensitivitas kita terhadap sebuah ketidakberuntungan, penderitaan, atau kesengasaraan yang dipasangkan dengan keinginan dalam diri yang mendalam untuk meringankan atau mengakhiri  negativitas-negativitas dalam hidup tersebut. 

Sederhananya, self-compassion ini sendiri bisa kita sebut dengan berbelas kasih dengan diri sendiri dengan mulai menerima segala bentuk kelemahan atau kekurangan yang diri kita miliki alih-alih terpikirkan atasnya dan justru membuat kita stres dan malah kesehatan mental kita terganggu.

Sebelum aku jelaskan mengenai tip dan trik menerima kekurangan diri sendiri, aku hanya ingin berkata satu hal yaitu sebenarnya di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna dalam semua hal. Ibarat sebuah nasehat klasik, setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan jadinya wajar-wajar aja sih ketika saat ini kamu merasa gak puas dengan kekurangan yang kamu punya. 

Tapi ingat juga bahwa kelemahan-kelemahan yang kamu punya itu tidak serta-merta menentukan kualitas keseluruhan pribadi kamu. It's Okay kok kita memiliki beberapa kelemahan, asal kamu bisa menerimanya. Karena gini, kalau kamu sudah bisa menerima kelemahan dan kekurangan kamu, akan ada beberapa manfaat yang bisa kamu rasakan.

Pertama, dengan kamu menerima kekurangan kamu bisa membuka diri untuk kesempatan baru. Dengan menerima dan meng-embrace kekurangan kamu, maka peluang kamu untuk berkembang akan jauh lebih besar. 

Mungkin selama ini kamu takut untuk mencoba hal tertentu karena merasa minder atas kelemahan dan kekurangan yang kamu punya. Ketika kamu sudah bisa menerima kekurangan itu, maka harusnya sih kamu sudah tidak merasa minder lagi. Dan, kamu mulai bisa mencoba hal-hal baru lainnya.

Misalnya, dari dulu kamu ingin menjadi penulis, tapi kamu tidak pernah mau untuk mencoba menulis dan membagikan tulisanmu untuk dibaca oleh orang lain karena merasa minder. 

Harusnya, kamu sudah harus mulai membagikannya agar tulisanmu terbaca salah satunya adalah lewat Kompasiana. Hal ini jauh lebih baik daripada merasa minder terus-terusan. Karena dengan kamu mulai keluar dari zona nyaman, nantinya kamu pun akan terbiasa dan menikmati rasa percaya diri yang selama ini ingin kamu dapatkan.  

Kedua, kamu bisa refleksi lebih dalam tentang rasa takut itu. Terkadang, kita sudah berasumsi nih ke diri kita sendiri bahwa kita tidak jago dalam suatu hal padahal mungkin kita belum nyoba aja dan kepala kita dipenuhi asumsi-asumsi serta ketakutan-ketakutan yang sebenarnya belum terbukti atau hanya ada di dalam pikiran kita aja. 

Nah sekarang, aku ingin meminta kamu untuk bertanya ke diri kamu sendiri, "Apakah kamu memang tidak bisa melakukan hal itu atau memang kamu hanya takut untuk mencoba aja?" 

Kemungkinan besar dan kebanyakan orang biasanya hanya takut untuk mencoba. Takut ini lah, takut itu lah, padahal belum tentu kejadian. Dan mungkin kalau dicoba, kamu bisa aja sukses gitu. Kalau emang kayak gitu, coba aja gak sih? Gak papa dan kamu gak usah berharap tinggi yang penting kamu tetap fokus dengan apa yang ingin kamu lakukan dibandingkan kamu cemas banget dengan hasilnya nanti. 

Pakai prinsip filosofi Santuy. Kalau dapat yaudah, kalau enggak pun yaudah, santuy aja gitu. Toh, masih bisa dicoba lagi lain kali. Dan itu dia yang kedua.

Ketiga, kamu bisa membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang lain. Menerima dan menunjukkan kelemahan dan kekurangan yang kamu punya itu tidak sepenuhnya buruk. Dalam interaksi sosial, orang-orang bisa jadi malah menghargai kejujuran kamu atau malah salut karena kamu berani untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak semua orang mampu lakukan. 

Kamu mampu menjadi vulnerable dan bisa jadi orang lain yang kamu ceritain nih tentang tentang kekurangan kamu juga akan memberanikan diri untuk open up tentang concern yang mereka punya ke kamu. Dan pada akhirnya, bisa jadi hubungan kamu dengannya menjadi lebih meaningful alias bermakna.

Itu dia tiga benefit yang bisa kamu dapatkan kalau kamu bisa menerima dan meng-embrace kekurangan yang kamu miliki.

Terus, apa aja nih yang bisa kita lakukan untuk menerima kekurangan kita? 

Pertama, tulis dan list kekurangannya. Terkadang, kita perlu untuk menulis sesuatu agar kita bisa ingat dan menyadari sesuatu hal secara komperehensif. Menulis juga berguna agar tidak ada satu hal yang terlewat dan supaya ada catatannya dan suatu saat kita bisa melakukan refleksi diri melalui tulisan atau list yang sudah pernah kita catat. 

Makanya, mulai dari sekarang coba deh kamu mendaftar kelebihan dan kekurangan yang kamu punya. Kalau kamu sudah paham banget kamu itu jago di aspek apa dan lemah di aspek apa, kamu akan mudah untuk mengintervensi atau memperbaiki kekurangan yang kamu miliki. Nah tujuan dari hal ini agar kamu udah lebih sadar dan aware dengan kelebihan dan kekurangan kamu.

Kedua, kamu perlu untuk menerima kekurangan kamu. Disini, kuncinya adalah kamu perlu untuk menyadari segala kekurangan seperti apa yang sebelumnya sudah kamu buat list atau daftarnya. 

Kamu perlu untuk menerima atau berdamai dengan kekurangan kamu. Ingat bahwa kamu itu sama seperti orang lain yang memiliki kekurangan. Dan kalau kita gak santuy nih, kita selalu membanding-bandingkan kekurangan kita dengan kelebihan orang lain maka gak akan ada habisnya. Catatannya, setelah mengingat kekurangan dan berdamai dengan kekurangan-kekurangan tadi, kita juga perlu untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tadi. 

Nah, ini dia poin ketiganya, yaitu kalau kamu memiliki kekurangan, maka perbaiki kekurangan itu kalau memang perlu. Emang sih, ada beberapa kekurangan yang tidak bisa kita rubah, misalnya kekurangan dalam hal fisik. Memang sih, hal-hal fisik seperti itu tidak bisa kita ubah tetapi bisa kita perbaiki.

Misalnya, seperti aku yang tidak memiliki tubuh berisi dan memang begitu sulit untuk menambah berat badan, maka ketika menggunakan baju, baju yang lebar membuat tubuh aku sedikit berisi dan pada akhirnya aku tetap merasa percaya diri meskipun aku sendiri memiliki tubuh kurus. 

Nah, kalau kekurangannya dalam hal non-fisik justru malah lebih mudah untuk memperbaikinya. Sebut saja, kita lemah dalam hal skill, maka yang perlu kita lakukan tentu saja adalah dengan belajar agar dapat menguasai skill yang tadi kita merasa kekurangan disana.

 Pada intinya, setiap ada kemauan pasti ada jalan. Ketika kamu ingin mencapai suatu perubahan, hal itu bisa kamu capai apabila kamu mau untuk berlatih dan berubah dan memang untuk mencapai perubahan tadi memerlukan proses tidak bisa instan.

Keempat, enjoy the process dan jangan nyerah. Seperti apa yang aku katakan barusan, karena untuk mencapai sebuah perubahan memerlukan proses, maka kamu hanya perlu untuk menjalani dengan santuy agar kamu tidak kelelahan dan pada akhirnya berhenti di tengah jalan. Jangan terlalu pikirkan bagaimana hasil akhirnya, tetapi fokus aja dengan hal apa yang ingin kita capai.

Nah, itu dia beberapa hal yang berhubungan dengan self-compassion dan bagaimana seharusnya kita menyikapi kekurangan atau kelemahan yang diri kita miliki. Sekali lagi aku ingin menekankan bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna dan pasti memiliki kekurangan. So, jangan terlalu ambil pusing atasnya. Ingat, kamu tetap istimewa.

Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun