Sebenarnya, bukan hanya pada makanan atau minuman sih, tapi juga pada kejadian yang ada di keseharian dimana ada orang yang terkenal dengan konten yang bisa dibilang tidak positif, atau malah cenderung negatif. So, memang pada kejadiannya ia akan langsung terkenal dengan cara yang instan dan kemudian mudah sekali dilupakan, itu karena baik antara makanan atau si orang yang terkenal karena konten negatif itu memiliki sedikit 'nilai' dari apa yang mereka suguhkan atau tawarkan pada penikmatnya. Menjadi tidak tahan lama, karena memang secara alamiah, manusia belajar dengan adanya pembiasaan apa yang ia rasa dan terima.
Lantas, mengapa kemudian terkait sensitivitas seorang menjadi salah satu tolok ukur sebuah hal yang mengalami proses instan viral cenderung lebih mudah dilupakan? Hal ini kembali lagi, ada sisi pola pikir kretif yang tidak dimiliki oleh sesuatu atau sebuah hal yang mengalami terkenal dengan cara yang instan tersebut. Pola pikir kreatif ini, adalah buah tuntutan dari adanya sensitivitas oleh penikmat atau masyarakat dimana dalam memandang, membeli atau menghargai sesuatu dengan sudut pandang berbeda. Ketika tidak adanya kreativitas pula, sesuatu yang famous atau terkenal secara instan, ketika telah 'hilang' atau sampai pada masa habis efek dari keterkenalannya, maka ia tidak mampu lagi bertahan, kita tidak sadar, dan memang baru menyadarinya saat hal itu sudah benar-benar hilang.
Kalau misalkan diambil pemahaman, ada seleksi alam yang terjadi pada setiap apa yang terjadi pada setiap sesuatu yang ada atau terjadi di bumi. Dimana, sebut saja tumbuhan yang tumbuh sehat akan lebih mudah mati daripada tumbuhan yang akarnya bermasalah. Meskipun, memang keduanya akan sama-sama menghilang pada akhirnya, namun ada perbedaan masa untuk mencapai pada titik itu semua.
Well, tidak udah heran sih dengan adanya kejadian atau sebuah siklus dimana orang-orang yang terkenal banget padahal kontennya sangat tidak pantas ditonton, ada makanan yang laris banget, padahal tahu makanan itu tidak sehat. Tanpa diminta, hal-hal seperti itu akan terseleksi oleh alam dengan sendirinya. Lantas, apa yang seharusnya kita ambil dan sadari dengan adanya hal ini? secara singkatnya, hal ini akan menghindarkan kita pada pemikiran bahwa ketika pencapaian yang kita lakukan di dapat dengan cara yang instan itu baik.Â
Memang bukan lantas salah, hanya saja kurang tepat dan mencederai seharusnya. Dimana, pada kenyataannya lebih baik untuk kita belajar bukan justru membenarkan dengan selalu menggunakan cara instan untuk memperoleh sesuatu. Karena, dengan adanya proses, seseorang akan belajar dan bisa eksis dalam jangka waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan apabila mendapatkan sesuatu secara instan tadi.
Sekarang, aku tanya, pilih mana cepat terkenal mudah dilupakan, atau lama terkenal susah dilupakan? Then, jawabannya kembali ke kamu sendiri ya.
 Semoga tulisan ini bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H