Dan kalau sebenarnya tidak cocok, bisa jadi nanti hubungan antara kamu dan dia malah jadi toxic alias beracun. Tapi, karena dari awal perasaan yang dikasih adalah rasa nyaman, maka jadi susah aja gitu buat keluar dari hubungan toxic itu sendiri.Â
Bisa jadi, antara kamu dan teman kamu jatuh cinta karena terbiasa, tapi ada beberapa hal yang mau aku tekankan dan harus kamu perhatikan kalau misalkan ini terjadi pada kamu dan teman kamu baik secara sengaja ataupun tidak.Â
Pertama, kalau kamu mau menggunakan cara ini untuk pdkt, ingat bahwa yang membuat orang merasa senang bukan cuma karena adanya keberadaan kamu, tapi karena keberadaan kamu yang membuat nyaman. Kalau dalam proses, yang kamu dekati merasa tidak nyaman, jadi yaudah pdkt-nya gak usah dilanjutkan.Â
Kedua, efek awal adanya hal ini adalah pada dasar manusia yang kehati-hatiannya berkurang terhadap orang baru seiring dengan intenstitas bertemu. Yang perlu digarisbawahi, jangan gunakan kepura-puraan untuk membuat seseorang merasa nyaman terhadap kamu.
 Ketiga, pikirkan kecocokan saat hendak melangkah untuk menjadi pasangan. Logikanya gini, kalau modal kamu dan dia menjadi pasangan adalah sekedar rasa nyaman, maka apa yang kira-kira akan terjadi saat mulai atau sering muncul ketidaknyamanan diantara kalian?
Nah, buat kamu yang sekarang sudah memiliki pasangan dan alasan kalian menjadi pasangan adalah hal ini dan merasa, "kok hubunganku tidak seindah yang dibayangkan dan dirasakan pas masa pdkt dulu ya?" Nah, bisa jadi kamu berada dalam hubungan yang beracun. Dan, buat kamu yang merasa terjebak dalam kondisi hubungan yang toxic seperti ini karena alasan yang salah, kamu bisa ikut konseling atau datang ke profesional kalau ternyata memang sudah sangat susah membangun rasa nyaman seperti yang muncul di awal hubungan menjadi teman atau pasangan.Â
Well, itu dia tadi pembahasan mengenai, cinta memang bisa datang karena terbiasa dan membuat nyaman. Tapi, tak selamanya rasa nyaman juga berdampak aman dalam jangka panjang. Jangan sampai salah menginterpretasikan rasa nyaman ya, semoga tulisan ini bermanfaat!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H