Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Dibuang Sayang, Gak Dibuang Bosan: Jadikan Barang Lama sebagai Bahan Proyek Anak!

15 November 2020   07:50 Diperbarui: 15 November 2020   07:55 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Art has the role in education of helping  children become like themself instead of like everyone else"

-Sydney G. C

Kita tahu, kalau barang lama memang sering dinomorduakan. Secara alamiah, hal itu selalu terjadi dalam siklus kehidupan termasuk pada anak usia dini.Pada anak usia dini, hal yang seringkali ditinggalkan oleh anak ketika sudah lama atau dirasa sudah membosankan adalah mainan. 

Sebenarnya, cara yang paling harus orangtua tanamkan pada anak usia dini adalah bagaimana menanamkan rasa sayang anak terhadap barang-barangnya. Menanamkan bahwa barang-barangnya yang telah lama itu adalah barang yang juga masih berharga dan perlu untuk dirawat. 

Dalam film kartun Toy Story, kita bisa mengetahui bahwa setiap mainan juga memiliki perasaan yang perlu untuk dijaga. Dan yang mainan-mainan tadi tentu saja tetap dimainkan oleh pemiliknya walaupun sudah lama. Kembali menilik ke film Toy Story juga bahwa ternyata mainan lama tidak perlu untuk dibuang.

Sebagaimana manusia, dalam beberapa tulisan sebelumnya aku pernah menulis terkait minimalism lifestyle, bahwa kita perlu untuk melakukan decluttering penataan ulang, dan barang-barang lama sebaiknya dibuang atau didonasikan. 

Namun, apabila kamu adalah orangtua yang memiliki anak usia dini, ada baiknya barang-barang lama yang sudah tidak terpakai itu dijadikan sebuah barang baru yang dapat berguna dan dimainkan oleh anak.

 Sebut saja menjadi mainan baru bagi anak. Anak yang secara alamiah memang mudah sekali merasa bosan, maka wajar saja kalau selalu meminta mainan baru pada orang tua. Dan para orangtua lakukan biasanya mau tidak mau akan memberikan mainan yang baru dan membuang mainan yang sudah lama. 

Padahal, kalau kita sadari, mainan pada anak usia dini hanya memiliki beberapa kriteria. Dimana, yang menduduki kriteria pertama adalah harus menarik bagi mereka.

 Untuk memenuhi kriteria tersebut maka tentu saja tidak harus baru. Yang perlu dilakukan seharusnya adalah bagaimana caranya membuat mainan lama yang tak lagi menarik itu untuk bisa menarik. 

Ada satu cara yang bisa orang tua lakukan untuk memfasilitasi hal ini yaitu dengan melakukan proyek bersama anak. Adapun yang digunakan sebagai bahan adalah barang-barang yang sudah tidak terpakai tadi.

Proyek disini tentu saja sebuah proyek sederhana yang dilakukan bersama dengan anak. Sebut saja, proyek memodifikasi atau mendesain ulang mainan lama anak, atau bahkan membuat barang-barang lama menjadi sebuah mainan baru. 

Metode proyek ini merupakan satu dari 7 metode pengembangan kreativitas pada anak usia dini. Hal ini perlu dilakukan dan dicoba oleh para orang tua adalah karena selain membuat atau menjadi stimulus bagi anak untuk bisa berpikir kreatif, namun juga merupakan sebuah penerapan dari konsep pembelajaran langsung alias learning by doing yang menjadi prinsip pembelajaran pada anak usia dini sendiri.

 Sebenarnya, tak hanya mainan lama yang menjadi atau bisa dijadikan sebagai bahan proyek pada anak usia dini, namun berdasarkan pada fakta yang sudah aku paparkan diatas, daripada mainan lama yang masih bisa digunakan menjadi terabaikan hanya karena dirasa anak telah membosankan.

Semoga, bisa memberikan gambaran pada para orangtua tentang referensi ide yang bisa dipakai. Dan, tentu saja tidak membuat boros di kantong. Sebenarnya, tulisan ini terinspirasi dari salah satu akun Instagram yang aku ikuti dan isi feednya begitu edukatif. Akun itu bernama 7daysofplay. 

Instagram 7daysofplay | Dokumen peibadi
Instagram 7daysofplay | Dokumen peibadi
Di Bio akun ini sendiri dituliskan bahwa akun ini milik Mama Michelle, dimana memiliki 3 orang anak usia dini berusia 5, 3, dan dua tahun. Yang aku sukai dari kontn akun ini adalah seolah sosok si orang tua tidak pernah kehabisan ide untuk memberikan ruang kreatif bagi ketiga anaknya. 

Ada saja cara-cara kreatif serta proyek yang diberikan oleh Mama Michelle kepada anaknya dalam bentuk bermain atau permainan yang menyenangkan, membuat kerajinan, atau kegiatan pengembangan sensoris yang tentu saja tak kalah mengasyikkan.

Salah satu nilai positif yang bisa diambil dari sebuah kegiatan proyek adalah membangun kerjasama antar anak. Sebut saja apabila kamu yang memiliki anak lebih dari satu dan keduanya seringkali terlibat perselisihan, maka kegiatan berbasis proyek bisa dijadikan sebuah cara untuk membuat keduanya akur. 

Pada feed rapi yang tersusun di Instagram Mama Michelle tadi banyak sekali ide kreatif yang mana berasal dari barang-barang lama yang kemudian dijadikan atau disulap menjadi sebuah mainan baru.

Contohnya saja kardus bekas yang disulap menjadi mobil pemadam kebakaran, baju-baju lama yang dijahit kembali menjadi baju boneka, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kalau enggan untuk membuat sebuah mainan baru, yang bisa dilakukan adalah memodifikasi mainan lama yang dimiliki anak.

Contohnya, mobil-mobilan lama anak bisa di cat ulang secara mandiri oleh anak. Nah, biasanya anak-anak laki-laki yang suka sekali mengoleksi mobil mainan dan perintilannya. Dari mulai yang ukurannya besar sampai ke yang ukurannya super mini. 

Memang, mainan mobil-mobilan masih eksis disukai dari zaman ke zaman. Hanya saja, yang biasanya membuat mobil-mobilan menjadi lebih cepat membosankan ya karena desain warnanya yang 'itu-itu' aja. 

Oleh karena itu, ketika anak sudah bosan dengan mobil-mobilannya karena dirasa sudah tidak menarik lagi, yang perlu orangtua lakukan adalah cukup membelikan cat dan kuas anak. Hal ini juga bisa menjadi referensi kegiatan akhir pekan dimana juga bisa sebagai cara membangun kelekatan dengan anak.

 Orangtua hanya perlu memberikan contoh kepada anak bagaimana caranya mengecat dan menggunakan kuas. Dimana selanjutnya anak diberikan kebebasan untuk mengecat mobil-mobilan mereka seperti apa. Yang perlu menjadi catatan adalah, usia anak yang diajak ini sudah lebih dari 3 tahun karena dibutuhkan keterampilan anak yang sudah bisa menggenggam secara kuat. Dan, gunakan kuas yang besar, bukan yang kecil. 

Dengan melakukan sendiri, biasanya anak akan menjadi bangga dengan hasil pekerjaannya. Karena, meskipun hanya mengecat, namun hal ini juga merupakan pekerjaan yang menjadi berat dan istimewa saat dilakukan oleh anak usia dini. 

Saat proses pengerjaan proyek, orangtua tidak lupa perlu untuk memberikan penguatan serta dorongan untuk anak terus termotivasi menyelesaikan pekerjaannya. Ketika pekerjaannya telah selesai, tentu saja berikan penghargaan sederhana kepada anak misalkan, "Wah, kakak hebat!" dan lain-lain.

Sebenarnya, dengan adanya metode proyek adalah sebuah bentuk fasilitas atau cara yang paling bisa dilakukan untuk meningkatkan semua aspek perkembangan anak tidak hanya satu aspek saja. Baik itu perkembangan kognitif, motorik, sosial emosional, bahkan seni dan kreativitas pada anak itu sendiri.

Hal ini juga bisa menjadi salah satu saran kegiatan yang bisa dilakukan oleh para orangtua saat masa pandemi seperti sekarang dan memang sedikit kesulitan untuk membelikan mainan baru bagi anak, juga bisa menjadi salah satu cara agar anak tidak jenuh dengan berkegiatan di dalam rumah saja.


 Semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun