"Salah satu alasan mengapa kita merasa sedih adalah karena kita memiliki kecenderungan untuk meromantisasi masa lalu."
-Puja Nor Fajariyah
Tadi malam, aku pergi ke sebuah Cafe di Kampung Inggris, ya sekedar berdiskusi lepas dengan teman-teman organisasiku yaitu PII. Tiba-tiba saja, salah seorang temanku yang memang asli orang Pare bertanya ke temanku yang satunya yang memang keduanya pernah bersekolah di sekolah yang sama, berkata seperti ini,
"Eh, ada si A tuh," ujarnya
"Ah males, udah gak asik anaknya,"
Tiba-tiba saja terbersit dalam pikiranku untuk menulis mengenai hal ini. Iya, sebuah keadaan dimana aku sendiri atau kamu yang membaca tulisan ini barangkali pernah atau sedang merasakannya. Kondisi dimana menganggap teman lama, sudah tidak Seasik sebelumnya.Â
Ibaratnya nih ya, coba deh bayangin ketika kamu lagi sendirian di kafe dan tiba-tiba ketemu sama teman lama, akhirnya kamu merasa senang banget karena memang sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengannya dan kamu sebelumnya cuma bisa bertemu dengannya lewat chat.
Sebelumnya memang, ketika ngobrol sudah ada yang berbeda diantara kamu dan temanmu, dan lama kelamaan makin berbeda aja. Obrolannya, mungkin sudah tidak seasik dulu dan terlihat memang antara kamu dan teman kamu sudah tidak seakrab dulu.Â
Cuma, kadang kita terjebak pada pemikiran bahwa hal itu wajar karena antara kamu dan temanmu memang sudah lama tidak bertemu dan tidak ngobrol langsung, tapi nyatanya, ketika sudah bertemu langsung pun juga tetap saja berbeda. Rasa-rasanya tak ada bedanya antara obrolan dalam jaringan dengan di luar jaringan sekalipun.
Pada akhirnya ketika sudah begini, kita sendiri yang dulunya sering kali berbagi semua hal atau bebas bercerita tentang apa saja dengan teman kita menjadi sungkan dan tidak enak untuk bercerita dengan dia lagi. Iya bukan?Â
Padahal, barangkali sebelumnya bisa bercerita tentang hal-hal ringan sebut saja tentang perasaan suka dengan seseorang selama berjam-jam pada akhirnya menjadi enggan karena teman kita lebih suka membahas mengenai kesibukannya sekarang, sebut saja misal tentang perkuliahan atau pekerjaan.
Dan, barangkali nih ketika kamu dan temanmu sedang asyik-asyik ngobrol, si teman kamu ini sibuk sekali melihat jam terus menerus, seolah menandakan ingin segera beranjak dari tempat itu dan pergi ke tempat lain atau mengerjakan pekerjaan lain.Â