I feel that science is incomparably beautiful
-Marie Curie
Kalau aku bertanya, bagaimana rasanya jatuh cinta? Hei, jangan langsung tersenyum-senyum begitu saja dong pas baca. Menurutku, jatuh cinta itu mungkin satu-satunya momen jatuh yang ada di bumi dimana tidak dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi.Â
Kalau kena panah asmara, rasanya dunia menjadi penuh pelangi setiap hari, rasa-rasanya setiap hari tercium harum mewangi, dan cuitan burung terdengar dari sana sini.
Tak jauh-jauh, aku lihat saja dari beberapa temanku yang memang sedang dilanda panah asmara. Mereka nih ya, terutama yang laki-laki. Ketika awalnya merupakan orang yang dinginnya setengah mati dan tanpa ekspresi, menjadi pribadi yang selalu tersenyum kesana-kesini.
Tapi rasa-rasanya tidak hanya berlaku pada temanku saja, aku sepertinya juga akan menjadi seperti itu sih, kalau aku jatuh cinta. Hanya saja, ya memang sekarang aku merasa belum sampai pada waktunya untuk merasakan apa yang sudah teman-temanku rasa.
Hal-hal sederhana menjadi begitu istimewa bila terjadi pada orang yang sedang dilanda perasaan cinta.Â
Bagaimana tidak, lihat saja fakta mereka semua orang yang sedang dimabuk cinta, kadangkala sampai lupa mandi, lupa makan, lupa bahagia, eh enggak. Lupa nugas kuliah atau sekolah karena terlalu sibuk dengan urusan asmara. Rasa-rasanya nih ya, kalau ada di dunia, dua insan manusia sedang jatuh cinta, bumi udah serasa milik berdua. Yang lain hanya nyewa, haha. Â
Tapi terkadang, hal-hal bahagia tadi, semuanya tidak bertahan lama. Ketika kenyataan tidak seindah harapan, ada rasa sesak yang justru perlahan muncul di dada.
Iya, rasa sesak yang muncul dan dirasa oleh mereka-mereka yang sedang dilanda patah hati alias putus cinta tadi. Tapi ngomong-ngomong perihal sakit, pernah tidak sih kamu mempertanyakan, atau melihat teman-temanmu yang sedang sakit tadi bertanya teka-teki  seperti ini,
"Kenapa sih kalau sakit hati, yang sakit itu dada bukan kepala?"