Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjawab Teka-teki, di Balik Rasa Sakit Patah Hati

3 November 2020   04:09 Diperbarui: 5 November 2020   04:11 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Mojok.co

Iya benar, sebenarnya apa sih yang terjadi? Bagaimana sebenarnya tubuh manusia merespon perasaan patah hati? Kenapa sih, sakitnya tuh, "selalu disini?" (Sambil megang dada).

Kadang kita menganggap pertanyaan tadi tidak ilmiah atau tidak bisa mendapatkan jawaban ilmiah sama sekali. Tapi ternyata setelah aku coba telusuri, ternyata ada loh jawabannya. Nah, sebelum sampai kesana, kita pasti tahu bahwa cinta itu ada karena adanya berbagai bahan kimia yang ada di otak seperti dopamine, oksitosine, vasopressine dimana semua bahan kimia itu bisa membuat kita merasakan jatuh cinta. 

Nah, jatuh cinta itu bikin orang yang tengah dilanda olehnya menjadi kecanduan dan yang namanya candu, kalau sudah diputus bakal merasakan yang namanya sakit hati. Menurut penelitian, di situasi seperti ini, bagian otak yang namanya "Anterior Cingulate Cortex" akan menjadi lebih aktif dan membuat kita yang sedang patah hati tadi dilanda oleh perasaan tidak tenang. 

Hal ini juga karena, area Anterior Cingulate Cortex ini turut aktif ketika kita merasakan sakit dari luka atau cidera. Tapi, kenapa kita justru sering menyebutnya dengan istilah sakit hati? Apakah benar sakitnya ada di hati?

Pendeknya, ada penelitian yang menunjukkan kalau ini terjadi karena adanya konflik dalam tubuh kita. Adanya sisem saraf yang membuat jantung kita berdetak cepat dan melambat aktif disaat yang bersamaan.

Ibaratnya nih ya, kondisi ini seperti sebuah mobil yang kita injak rem dan gasnya secara bersamaan. Bagaimana, apa yang terjadi? Iya, mobil itu menjadi kebingungan harus jalan atau berhenti. Mobil tadi menjadi bingung mengoperasikan perintah yang diterimanya. 

Sama seperti jantung, hal ini kemudian yang secara alamiah membuat kita merasakan sakit di dada atau bagian sekitar leher kita. Nah, sekarang kita mengenalnya sebagai perasaan sakit hati.

Percaya atau tidak, kalau rasa sakit hatinya berlebihan, pasti rasa stres yang dirasakan bisa bikin kita seperti sakit jantung beneran. Iya kan? Hal ini karena ketika stres, tubuh kita menghasilkan hormon-hormon katekolamin yang kalau jumlahnya udah kebanyakan, jantung kita juga yang akan terkena imbas.

Dan berdasarkan fakta, hal ini juga bisa terjadi kepada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sekalipun. Tapi justru sekarang, banyak melanda dan mengehasilkan depresi ke orang-orang yang terpisah dari orang yang disayang.

Teruntuk kamu yang sedang patah hati dan merasakan hal ini, sebenarnya tidak apa-apa. Karena, hati yang lara dan menderita itu adalah naluri alami manusia dan tidak seharusnya kita menjadi malu dan enggan untuk mengakui kalau kita sedang "tidak baik-baik saja". Kalau katanya istilah yang kemaren happening banget nih, Its Okay to Not be Okay!

Nyatanya, perasaan patah hati itu timbul dari proses evolusi manusia yang terjadi jauh jutaan tahun yang lalu. Ketika bumi masih dihuni oleh manusia purba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun