Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjawab Teka-teki, di Balik Rasa Sakit Patah Hati

3 November 2020   04:09 Diperbarui: 5 November 2020   04:11 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangin aja seperti ini, dahulu kala nih ya, waktu manusia hidup di alam terbuka dan banyak binatang buas yang mengintai, bagi nenek moyang kita dengan hidup bersama itu memudahkan mereka untuk dapat bertahan hidup. Karena, pada waktu itu manusia akan tangguh apabila bersatu dan lemah kalau berpisah. Seperti kata pepatah lama, "Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh"

Nah, hal ini dilakukan baik itu ketika mencari makanan, atau ketika mereka membesarkan anak. Kesendirian atau ketika seseorang dikucilkan dari kelompok, itu mengartikan bahwa peluang bertahan hidup mereka semakin tipis saja.

Oleh karena itu, rasa sakit hati yang kita rasakan ketika ditinggal sendiri, sebenarnya adalah bentuk pengingat untuk kita bertahan dengan orang-orang yang terdekat dengan kita. 

Dengan orang-orang yang kita cinta, dengan orang-orang yang juga mencintai kita. Mungkin, patah hati karena putus cinta membuat kita pesimis akan segalanya, tapi kita harus mengingatkan diri untuk selalu menyimpan sejumput rasa cinta di dalam hati kita.

Ya memang, masih menjadi misteri siapa yang akan menerimanya nanti dan banyak dari kita yang masih sendiri ini, belum  mengetahui jawabannya, belum mengetahui siapakah orang yang akan menerima simpanan rasa cinta dari kita. Meskipun perihal cinta terkadang selalu berakhir dengan menyesakkan, tapi banyak kisah juga dimana berakhir dengan sebaliknya.

Banyak juga kisah perihal cinta yang menyelamatkan kita dari kejahatan, membuat kita rela mengorbankan apa yang kita miliki dan suka demi orang lain, atau membuat kita rela membanting tulang bekerja keras, bahkan melakukan hal yang berbahaya hanya untuk orang yang kita cinta. 

Kita yang ketika jatuh cinta merasakan begitu bahagia berbunga-bunga, apakah menjadi adil apabila kita berada di posisi sebaliknya, kita putus cinta justru melarutkan diri dalam keadaan terpuruk karenanya? 

Life must go on, hidup tidak melulu tentang putus cinta. Tak apa merasakan sakit, tapi cukup sementara saja. Daripada fokus pada orang-orang yang tidak lagi mencintai kita, sudah selayaknya kita menghabiskan waktu dan tenaga membersamai orang-orang yang memang menyisihkan atau memberikan cinta yang dimilikinya untuk kita.

So, itu dia alasan ilmiah seputar percintaan yang ternyata dalam science ditemukan jawabannya. Kalau kata Marie Curie tadi, sungguh ilmu pengetahuan ternyata memberikan jawaban dengan begitu indah.  

Ketika kamu merasakan atau ada orang lain yang lain kali berkata di dekatmu, "Kenapa sakit hati tuh, sakitnya disini?" kamu sudah mengetahui jawaban atas teka-teki dibalik rasa sakit patah hati tadi dan memberikan alasan logis terhadapnya. Teruntuk kamu yang sedang dilanda asmara, semoga kamu menikmati setiap waktu yang kamu jalani dengan berbahagia.

Salam cinta, eh salam hangat dari puja dan semoga tulisan ini bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun