Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak Bermain Hujan Itu Perlu, Mengapa?

30 Oktober 2020   04:25 Diperbarui: 3 November 2020   21:02 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Musim hujan telah tiba"

Iya, musim hujan bagi anak-anak sudah selayaknya musim liburan yang membahagiakan. Hujan-hujanan selalu memiliki tempat di dalam ruang kebahagiaan anak-anak. Tidak percaya? Jangan menyangkal kita semua yang pernah melalui indahnya masa itu, pasti juga merasakan hal yang serupa. 

Iya, coba deh kita melihat kilas balik diri kita saat masih kecil dulu, tentu saja akan merasakan kegirangan setiap kali mengetahui hujan telah datang. Bahkan, bagi anak desa sepertiku, ketika langit sudah terlihat mendung saja, di otak sudah mengatur strategi bagaimana caranya bisa hujan-hujanan tanpa orangtua tahu. 

Ya sebab, tahu sendiri lah, ketika udah terdengar ada gemuruh akan hujan, orangtua akan mengatakan,

"Jangan hujan-hujanan, nanti sakit!"

Tapi, namanya juga anak-anak, pasti memiliki taktik untuk mengelabui. Entah mengapa, bermain hujan-hujanan bisa begitu membahagiakan. Namun sekarang, ketika kamu sudah dewasa dan barangkali sudah menjadi orangtua, tidak menutup kemungkinan kamu yang ketika masa kecilnya begitu menyukai bermain dikala hujan justru akan berbuat seperti halnya orangtua jaman dulu. 

Iya, melarang anak untuk bermain hujan-hujanan juga. Sebab, ya memang di dalam pikiran kebanyakan orangtua, mandi hujan bisa membuat anak sakit. Sebut saja demam, flu, atau bahkan batuk. 

Kalau orangtua dulu, barangkali hanya melarang dengan perkataan. Namun bisa jadi orangtua sekarang juga dengan tindakan. Sebab, memang orangtua sekarang menjadi lebih protektif terhadap anak-anak mereka. Bisa saja dengan mengunci pintu sehingga anak tidak memiliki celah untuk keluar rumah, atau mengurung anak di kamar agar cukup menikmati hujan dari balik jendela tanpa merasakan bermain di bawahnya.

Tapi sebenarnya, benarkah bermain hujan-hujanan bagi anak-anak sama sekali menimpulkan masalah tanpa adanya manfaat bagi anak? dan jawabannya adalah, tidak!

Bermain hujan-hujanan tentu saja juga memiliki manfaat bagi anak yang memang sedikit dari para orangtua mengetahui hal tersebut. hal ini sebab, orangtua yang minim edukasi dan hanya melihat dari dasar pemikiran para orangtua yang belum berkembang. 

Coba deh kita pikirkan bersama mengenai manfaat yang anak bisa dapatkan ketika bermain hujan-hujanan dengan membayangkan kita sedang berada di fase anak-anak.

Pertama, tentu saja perasaan bahagia. Perasaan bahagia termasuk pada pembelajaran pengelolaan emosi pada anak-anak. Ketika bermain hujan-hujanan dan anak merasa bahagia, justru hal itu baik bagi anak dan orangtua. Coba saja jawab, orangtua mana yang tidak suka anaknya bahagia? Pasti tidak ada.

Kedua, melatih kekebalan tubuh anak. Saat terkena air hujan, suhu tubuh manusia biasanya akan langsung menurun dengan drastis seperti saat kita mandi dengan menggunakan air dingin dan ini memiliki dampak positif.

Karena anak yang terbiasa mengalami kondisi tersebut justru memiliki kekebalan tubuh yang lebih tinggi. Dengan daya tubuh yang baik, merekapun akan lebih mudah beradaptasi dengan cuaca ekstrim. 

Kalau tidak percaya, coba deh kita tanyakan kembali ke diri kita lagi. Kita yang dulunya sering bermain hujan-hujanan, apakah akan langsung sakit ketika sudah masuk musim penghujan? Kalau aku mengingat-ingat, aku sendiri tidak, justru bulan-bulan berakhiran 'ber' (Red- Oktober, November, Desember) begitu aku tunggu-tunggu sebab ada musim penghujan yang dirindukan.

Ketiga, Mengasah motorik, fisik serta indera. Dengan bermain hujan-hujanan, secara tidak langsung, anak- anak juga berlatih untuk mengeksplorasi sesuatu. 

Terlatih untuk membedakan apakah jalan itu licin atau tidak, perbedaan suhu dalam rumah yang hangat dan hujan di luar rumah yang dingin, lantai rumah yang kering dan jalanan depan rumah yang basah akan air hujan. Kemudian anak-anak  juga terbiasa merasakan intensitas hujan yang gerimis, sedang, atau lebat. 

Sedangkan kepekaan pendengaran dan penciuman pun jadi ikut terlatih. Anak bisa mencium bagaimana bau tanah, mengapa ketika berbicara dibawah hujan menjadi tidak terdengar sehingga harus berteriak. 

Kalau dibilang mengasah motorik, ini tentu saja sudah jelas, sebab ya tidak mungkin ada anak yang bermain tapi hanya diam dibawah hujan. 

Pasti, akan berlarian dan berkejar-kejaran. Kalau aku dulu, ketika tahu hujan datang langsung lari ke lapangan, sebab aku tahu teman-temanku pasti sedang bermain bola dan aku tak mau ketinggalan. Duh, masa lalu yang begitu indah untuk dikenang.

Empat, mengasah kreativitas anak. Iya, biasanya ketika bermain hujan-hujanan, anak akan mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya dan menjadi bahan anak untuk berimajinasi. 

Sebut saja, ada anak-anak yang akan pura-pura sedang berenang di tengah hujan, atau bermain peran seolah begitu menikmati hujan. 

Tentu saja, pemikiran-pemikiran perencanaan apa yang akan anak lakukan ketika hujan merupakan bukti bahwa anak sudah mulai berpikir kreatif mengolah kemungkinan-kemungkinan. Well, tentu saja ini merupakan hal yang sangat baik bagi anak.

Sebenarnya masih banyak lagi manfaat lain dari bermain hujan-hujanan yang tidak bisa aku tuliskan. Tapi, dengan adanya manfaat yang aku sebutkan diatas, bukan berarti orangtua tidak boleh melarang anaknya untuk bermain hujan-hujanan.

Terdapat beberapa acuan yang bisa orangtua gunakan sebagai landasan melarang anak bermain hujan-hujanan, diantaranya,

Pertama, Tidak bermain hujan-hujanan bila hujan disertai angin dan petir. Iya, tentu saja ketika hujan disertai angin dan petir, sebaiknya anak tetap berada di dalam rumah. Sebab, dengan kondisi seperti ini justru bermain hujan-hujanan bisa berbahaya bagi anak.

Kedua, tidak bermain hujan-hujanan di hujan pertama setelah sekian lama tidak ada hujan.  Sebab, air hujan pertama fungsinya adalah untuk membersihkan polusi udara sehingga turut menyaring zat-zat berbahaya. Air hujan pertama biasanya penuh dengan polusi dan bisa mnejadi sumber penyakit bagi anak.

Ketiga, anak-anak harus dalam kondisi sehat. Tentu saja, ketika dilihat sebelum bermain hujan-hujanan anak sudah memiliki gejala akan sakit, lebih baik orangtua melarang anak untuk bermain hujan-hujanan.

Keempat,  Anak bermain hujan tidak lebih dari tiga puluh menit dan untuk anak yang masih berumur dibawah 2 tahun, bermain hujan-hujanannya cukup lima hingga sepuluh menit saja. Setelah itu jangan lupa mandikan dengan air hangat hingga bersih dan tidak lupa setelahnya diberi minyak untuk menghangatkan tubuh.

Kelima, setelah bermain hujan-hujanan, tidak lupa orangtua untuk segera menyiapkan makanan untuk anak. Sebab, biasanya memang setelah bermain hujan-hujanan anak akan merasa lapar dan perlu untuk mengisi energi setelah bermain-main dibawah hujan.

Itu dia beberapa acuan yang perlu dimiliki orangtua dalam mengambil keputusan apakah harus memperbolehkan atau tidaknya anak bermain hujan-hujanan. Yang perlu digarisbawahi adalah, melarang anak bermain hujan-hujanan, juga harus menggunakan cara yang dewasa.

 Tidak membentak anak sebagai bentuk pendisiplinan. Berikan pengertian dengan lemah lembut menggunakan bahasa yang dipahami oleh anak. 

Tidak juga menakut-nakuti anak, sebab itu justru akan menghilangkan kepercayaan anak terhadap orangtua apabila suatu saat anak melakukan suatu hal tanpa sepengetahuan orangtua dan hasilnya tidak seperti apa yang orangtua katakan. 

Pada intinya, anak juga akan menandai apa-apa saja yang orangtua katakan setiap kali ia hendak melakukan suatu hal. 

Akan menjadi lebih baik, apabila anak bermain hujan-hujanan, tidak apa bagi orangtua untuk menemani anak. Dengan begitu juga, orangtua bisa sambil mengedukasi anak dan anak memiliki teman untuk berbagi kebahagiaan.

Namun, yang menjadi masalah para orangtua yang hidup di perkotaan biasanya susah mengijinkan anak bermain hujan-hujanan di jalan sebab takut anak tertabrak kendaraan. Nah, hal ini sebenarnya bisa disiasati dengan menyediakan ruang di rumah tanpa adanya atap. Sebut saja balkon rumah, jadi anak tetap bisa bermain hujan-hujanan tanpa orangtua khawatir anak akan tertabrak kendaraan. 

Sedangkan, bagi anak-anak yang tinggal di daerah yang rawan banjir memang cukup perlu perhatian. Orangtua bisa melarang anak bermain ketika memang kondisinya tidak memungkinkan. 

Terlepas dari semua keresahan tadi, intinya adalah tidak apa-apa bagi anak untuk bermain hujan-hujanan. Sebab, bermain hujan-hujanan tidak selalu merugikan. Terdapat banyak manfaat yang bisa anak dapatkan dengan hanya bermain hujan-hujanan. 

So, harapannya banyak dari orangtua yang sadar dan pada akhirnya teredukasi bahwa keputusannya melarang anak bermain hujan-hujanan harus memiliki dasar.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun