Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penderita Skizofrenia, Jangan Dianggap Gila

27 Oktober 2020   04:00 Diperbarui: 3 November 2020   21:06 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah mengapa, penjelasan mengenai gejala-gejala penderita skizofrenia ini, digambarkan secara sempurna dalam komik Pigpen tadi menurutku. 

Sebut saja, gejala positif skizofrenia yaitu terjadinya perubahan pada tingkah laku, pikiran, halusinasi yaitu melihat, mendengar, atau mencicipi sesuatu yang sebenarnya tidak ada. 

Dalam delusi Jinhyuk, ia seolah melihat anak kecil yang merupakan penggambaran masa kecilnya namun ia tidak tahu kalau itu sebenarnya adalah dirinya, ia juga mendengar suara-suara yang mengatakannya sebagai seorang pembunuh dan orang gila, bahkan ia membuat memori seolah sedang memakan daging manusia dan teh darah bersama keluarga aneh yang tinggal bersamanya. Padahal, itu semua tak nyata. 

Jinu-Satu-satunya teman Jinhyuk Kecil
Jinu-Satu-satunya teman Jinhyuk Kecil

Gejala negatifnya sendiri, yaitu timbulnya sikap apatis terhadap lingkungan sekitar, merasa hampa dan tidak termotivasi dalam hal apapun. Tentu saja, Jinhyuk memang seorang sosok pribadi yang begitu menarik diri dari lingkungannya. Satu-satunya teman yang ia miliki, yaitu Jinu. Saudara angkatnya yang ia bunuh di kandang babi ketika masih kecil.

 Sementara itu gejala kognitif lebih sulit untuk dilihat. Pada umumnya gejala ini menyebabkan kesulitan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, contoh yang paling sering terjadi yaitu kesulitan untuk berkonsentrasi. 

Seseorang bisa dikatakan sebagai seorang skizofrenia apabila dirinya mengalami gejala-gejala tersebut dan apabila gejalanya memberikan dampak yang signifikan terhadap kegiatan sehari-hari. 

Faktanya, Skizofrenia menyerang sekitar lebih dari 23 juta orang di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, penderita skizofrenia mencapai sekitar 400 ribu orang. 

Dan, kebanyakan dari mereka adalah dikucilkan, alih-alih diberikan pengobatan dan perawatan. Sama seperti penyakit kejiwaan lainnya, penyebab dari skizofrenia sendiri belum diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang menjadi penderita skizofrenia yaitu keturunan, komplikasi saat kelahiran, dan cedera otak. 

Selebihnya, bagi orang-orang yang beresiko tinggi tersebut terdapat beberapa hal yang dapat membuat gejala mereka kambuh seperti stres dan penggunaan obat-obatan terlarang.

Karena kurangnya pemahaman masyarakat, penderita skizofrenia sering kali dikucilkan atau diberikan perawatan non-saintifik yang dapat memperparah situasi sebut saja seperti dibawa ke paranormal, ahli spiritual dan lain-lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun