Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Multitasking Vs Monotasking, Mana yang Lebih Penting?

26 Oktober 2020   07:21 Diperbarui: 26 Oktober 2020   09:53 2072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Multitasking itu keren? Mmm, sepertinya perlu dipikirkan lagi deh, hehe"

Beberapa bulan yang lalu, aku disadarkan akan satu hal yang sama sekali setelah sekian lama begitu membutakan. Sebuah hal yang awalnya aku anggap dan aku banggakan sebagai sebuah kelebihan, ternyata memiliki banyak kerugian. 

Hal ini, baru aku sadari sejak para mahasiswa dirumahkan, menjalani kegiatan perkuliahan beserta tugas-tugasnya berorientasi dari rumah. Sejak berada di rumah, aku menyadari bahwa ternyata, multitasking atau kebiasaan mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu adalah satu hal yang 'keren', ternyata tidak. 

Aku ingat sekali, malam itu aku sedang pusing sendiri memikirkan penyelesaian tugas-tugas yang mulai berdatangan, belum lagi keadaan aku lupa makan setelah seharian berada di depan layar hp dan laptop hadir di perkuliahan online, aku merasakan waktu berjalan sangat cepat namun aku hanya berjalan di satu tempat.

"Duh, tugas proposal matkul X belum selesai,"
"Oh iya, aku kan ada tugas desain pamflet buat acara HMJ"
"Duh iya, deadline tugas video kan harus selesai hari ini juga,"
"Eh tapi aku belum makan dari siang,"

Well, akhirnya apa yang aku rasakan? Burn out! Aku tak sadar, aku tiba-tiba saja menangis, seolah emosiku yang saat itu sedang labil memaksa untuk menghempas semua beban yang ada di pundak. 

Namun akhirnya setelah beberapa saat aku tersadar, semua tugas ini tak akan selesai bila tidak aku kerjakan. Tentu saja, aku kebingungan, kondisi seperti ini tidak jarang membuat aku stres karena banyak yang harus dikerjakan sementara waktunya terbatas.

Akhirnya, aku berusaha melakukan segala sesuatunya sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Perhatian terbelah-belah sehingga sulit fokus dan biasanya karena terburu-buru cenderung berhasil seadanya sehingga hasil tidak maksimal.

Ternyata, hal ini diamini oleh sebuah penelitian dari TIMES menyatakan bahwa ahli saraf atau neuroscience itu khawatir sekali dengan kelakuan manusia seperti aku yang sering mengaplikasikan multitasking ini dalam kehidupan. 

Menurut mereka, kecenderungan kita untuk membagi-bagi perhatian malah sebenarnya menghambat kita untuk menyelesaikan suatu tugas. Bahkan, tugas-tugas sederhana sekalipun. University of California mengatakan bahwa kebiasaan multitasking ini memiliki banyak sekali kerugian apabila dibiasakan,

Pertama, bisa menurunkan produktivitas aktivitas kita hingga 40 persen. Kedua, Aktivitas multitasking ini juga memperbesar peluang kamu membuat kesalahan ketika melakukan pekerjaan yang membutuhkan daya fokus tinggi. Ketiga,  tentu saja, stres. 

Sama seperti apa yang aku alami saat mendapatkan banyak tugas yang meminta untuk segera diselesaikan dalam waktu bersamaan, bukannya semangat justru stres memikirkan itu semua yang aku dapatkan. 

Kerugian selanjutnya adalah melewatkan hal-hal penting. Pernah tidak kamu berada di posisi sedang diajak teman untuk mengobrol, tapi kamu sembari membuka media sosial. Diakhir obrolan saat teman yang mengajakmu mengobrol meminta pendapatmu, lalu kamu mengatakan, 

"Eh sorry, kamu ngomong apa tadi? Aku gak denger," 

Nah, hal ini yang disebut dengan Inattentional blindness. Kondisi ini terjadi sebab ketika seseorang memainkan hp, otak orang tersebut tidak memproses informasi yang terjadi dan ada di sekitar. 

Kemudian kerugian yang lain adalah memperpendek daya ingat. Hal ini, sering terjadi padaku. Dimana ketika aku sedang mengerjakan sebuah pekerjaan sekalipun, terkadang aku lupa harus mengerjakan apa selanjutnya. 

Sebenarnya masih banyak lagi kerugian lainnya yang tidak bisa aku sebutkan dalam tulisan ini. Tentu, ini tidak hanya berlaku dan dirasakan oleh aku saja. Aku yakin, banyak orang diluar sana yang juga sama sepertiku, membutuhkan jalan keluar dari kebiasaan yang satu ini.  So, apa yang sebenarnya kita butuhkan?  

Berawal dari malam itu pula, aku yang telah sadar bahwa perlu melakukan semua pekerjaanku satu persatu, mengambil langkah awal dengan mengambil sebuah post-it, aku menuliskan daftar apa yang harus aku kerjakan dan aku tempelkan di depan layar laptopku sebagai alarm bila aku melupakan. 

Pertama-tama tentu makan malam terlebih dahulu, sebab ya mengerjakan tugas juga perlu energi. Kemudian aku berlanjut mengerjakan segala tugas yang aku miliki satu demi satu. And then, its worth it! Monotasking is better than multitasking! 

Agar tetap tenang, fokus, maksimal mengerjakan kesibukan harian dan menikmati semuanya, aku mulai membiasakan diri untuk memulai hari dengan satu kalimat. "kerjakan semuanya satu-persatu" bahkan wallpaper laptop dan handphoneku aku ganti dengan tulisan, "Sabar, satu per-satu,"

Dikutip dari Cambridge Dictionary, Monotasking adalah tindakan hanya melakukan satu tugas atau aktivitas saja, dengan perhatian penuh dalam satu waktu. Tujuannya agar bisa mengerjakan segala sesuatu tersebut dengan lebih efektif. 

Monotasking banyak manfaatnya, ketika kita kembali membiasakan diri melakukan satu hal dalam satu waktu dengan perhatian penuh, kita kembali menguatkan kemampuan konsentrasi. 

Monotasking juga baik untuk menumbuhkan disiplin diri sehingga kita tahan terhadap gangguan. Yah, tidak bisa dipungkiri kalau teknologi dalam gawai sangat memudahkan hidup tetapi juga bisa menjadi sumber distraksi. 

Notifikasi, feed media sosial, komentar, hingga gosip di grup chat, semua ini pasti akan membuat kamu penasaran kan? semua ini berlomba untuk mendapatkan perhatian penuh kamu di waktu kamu yang terbatas.

Tahukah kamu? Ketika konsentrasi kamu terganggu, kamu butuh waktu kira-kira lima belas menit untuk mengembalikan fokus kepada pekerjaan yang sempat terputus. Dengan monotasking kamu bisa menghemat waktu. 

Ketika kamu sepenuhnya fokus kepada apa yang sedang kamu kerjakan, biasanya pekerjaan akan jadi lebih cepat selesai. Fokus yang tajam membuat kamu jadi lebih detail mengerjakan sesuatu sehingga menghindari kesalahan. Hati puas, hasil lebih maksimal. 

Memang, kita bisa melakukan dua kegiatan secara bersamaan, seperti makan sambil baca buku, ngemil sambil main handphone, kegiatan yang sifatnya sudah seperti otomatis. 

Tapi coba deh, coba menyelesaikan orderan desain misalnya sambil ngerjain deadline proposal kegiatan organisasi, sulit kan? Memang otak kita tidak mampu fokus pada dua hal yang membutuhkan konsentrasi penuh sekaligus.

Nah, ada beberapa cara yang aku lakukan untuk membiasakan monotasking dalam keseharian, yang barangkali juga bisa kamu lakukan. Diantaranya sebagai berikut,  

Pertama, petakan kegiatan atau tugas dan alokasikan waktu dengan jelas. Hal ini juga baik sebagai bentuk melatih disiplin diri. Ketika sudah waktunya kerja, ya kerja, begitu juga dengan waktu istirahat, dan pastikan juga kamu disiplin melakukan kegiatan ini satu demi satu. 

Seperti yang aku lakukan pada ceritaku di awal tadi, aku mulai mengurutkan apa saja yang perlu aku selesaikan di post-it, dan mengerjakannya satu persatu.

Dua, kurangi gangguan konsentrasi. Saat mengerjakan tugas yang butuh konsentrasi penuh, bisa nyalakan moda "Do not disturb" atau jangan ganggu pada smartphone kamu, untuk sementara waktu. Dan jika ada yang mengajak ngobrol ditengah waktu kamu sedang bekerja, beri mereka pengertian. 

Selain dua hal ini, biasanya aku menaruh handphoneku di tempat yang cukup jauh dengan posisi aku mengerjakan tugas. Agar apa? Biasanya, aku sendiri menjadi 'mager' alias males bergerak mengambil sesuatu yang jauh itu sekalipun mendengar notifikasi masuk.

Tiga, jadikan waktu istirahat berkualitas. Ketika tidur ya tidur. Ketika sedang menikmati istirahat bersama teman, beri perhatian penuh atas apa yang ia katakan teman, jangan sambil main HP. Kalau sedang makan sendiri, bisa coba makan tanpa bicara, atau melihat hp, atau aktivitas kedua lainnya.

Apapun aktivitasnya, kamu akan lebih bahagia dan efisien jika kamu lakukan semua itu satu-persatu. Jalankan semuanya dengan tenang dan teliti. Kamu bisa lebih efektif, efisien, dan puas  dengan hari kamu. Itu yang aku rasakan, aku yang awalnya berat meninggalkan kebiasaan melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu sudah cukup bisa berdamai dengan itu semua.

 Ternyata, yang membuat hati, diri, dan pikiranku lebih tenang adalah dengan melaksanakan semua pekerjaan tadi satu persatu. Yuk, tinggalkan multitasking, terapkan monotasking dalam keseharian!


Semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun