Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjalanan Diri Menjadi Seorang Mahasantri

22 Oktober 2020   08:56 Diperbarui: 22 Oktober 2020   09:19 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saking cintanya aku dengan masa-masa ketika aku masih menjadi seorang mahasantri, kenangannya masih saja hangat tertanam dalam hati. Meskipun, jujur saja di bulan awal-awal aku menjadi mahasantri, sangat kaget tentunya. 

Bagaimana tidak, waktu yang biasanya dipakai untuk berleha-leha tersita untuk kegiatan lainnya. Misalkan pagi, ada jadwal kosong, mahasantri UIN Malang masih tertuntut untuk mengantri setoran tashih Al-Qur'an. Tapi, menjadi mahasantri di UIN Malang berbeda karena kita selalu diberikan kegiatan yang selain positif juga menyenangkan.

Biasanya, ketika seperti sekarang, Hari Santri Nasional, di lapangan akan upacara serta diadakan lomba dan gebyar besar-besaran. Seperti lomba nasyid, drama hari santri, band islami, dan masih banyak lagi yang lain. 

Seolah, waktu dimana seharusnya para santri ini tidak diperbolehkan untuk merasakan liburan. Meskipun weekend pun, lomba tetap jalan. Ini merupakan sebuah kegiatan positif tentunya. Sebab ya benar saja, daripada hanya rebahan di kamar, mending kan beradu bakat di panggung kreativitas.


Musyrifah- Muharrikah di Mabna tempat aku tinggal/Sumber: Pribadi
Musyrifah- Muharrikah di Mabna tempat aku tinggal/Sumber: Pribadi
Aku termasuk salah satu mahasantri yang bisa dikatakan cukup antusias dalam mengikuti kegiatan kesantrian. Ya barangkali ini efek memanfaatkan keadaan. Menjadi mahasantri MSAA hanya satu tahun, jadi aku ingin satu tahun itu penuh dengan kenangan. 

Mulailah aku mengikuti pendaftaran menjadi Muharrikah (organisasi mahasantri sejenis OSIS) untuk membantu Uni-Uni menjalankan berbagai program kerja. Aku diberikan amanah sebagai koordinator muharrikah devisi K3O saat itu di Mabna ABA. 


Aku dan dua orang temanku/Sumber: Pribadi
Aku dan dua orang temanku/Sumber: Pribadi
Hingga di malam Muwadda'ah Mabna (Perpisahan) aku tak tahu apa alasannya, aku terpiih menjadi salah satu Mahasantri Teladan. Sungguh, sebuah hadiah tak dapat diuangkan. 
Aku dan dua orang temanku/Sumber: Pribadi
Aku dan dua orang temanku/Sumber: Pribadi
Meskipun hanya piala, entah mengapa aku merasakan sebuah kebanggaan selama berada dalam masa satu tahun pengabdian menjadi mahasantri. Aku selalu saja merasakan kebanggan setiap kali melihat piala tadi di sudut kamar.

Meskipun Hari Santri Nasional hanya satu hari dalam satu tahun, tapi peringatannya setiap hari. Menjadi santri adalah tentang menjaga hati dan sopan santun. Menjadi santri adalah tentang menjaga hati serta pribadi. 

Aku tahu, setiap santri memiliki kisah perjalanan Diri sendiri-sendiri untuk dapat bertitelkan seorang santri atau Mahasantri. Semuanya, dijalani dengan pengorbanan. Dan, inilah sedikit catatan perjalanan diriku sendiri, dalam meraih pengalaman sebagai seorang Mahasantri.

Hidup Santri Indonesia, Selamat Hari Santri Nasional!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun