Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ajaibnya Mindful Parenting, Ajarkan Sadar Tanpa Kasar

11 Oktober 2020   13:19 Diperbarui: 11 Oktober 2020   13:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua mengajak anak berpendapat (womantalk.com)

"Aku tidak apa-apa untuk merasakan apa yang aku rasakan, namun aku tidak perlu bertindak berdasarkan emosi, aku bisa rasional, aku bisa tenang"

Jadi sekali lagi, mindful parenting ini mengajarkan anak sejak usia dini untuk selalu memiliki keseimbangan antara emosi dan logika, itulah keuntungannya. 

Sebenarnya, mindful parenting termasuk dalam pola pengasuhan yang diakui diterapkan oleh orangtua dari Ayunda Faza Maudya atau lebih dikenal sebagai Maudy Ayunda. Siapa sih yang tidak mengenal sosok Maudy Ayunda?

Selain berparas cantik, cerdas, namun juga berkepribadian baik. Dan, ternyata terbentuknya kepribadian Maudy Ayunda yang seperti ini sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dari Mamanya sejak ia berusia dini.

Dulu, Maudy merupakan sosok yang sangat pemalu, namun sekarang bisa dikatakan sangat pemberani dibuktikan dengan begitu seringnya ia tampil di depan orang banyak, selain memang kariernya yang sebagai artis, namun juga prestasinya dalam menjadi speakers atau influencer di berbagai acara baik luar atau pun dalam negeri. 

Hal ini diakui Maudy adalah sebab Mamanya yang selalu melibatkan ia dalam sebuah pengambilan keputusan yang mana melatih kognitifnya untuk mampu berpikir kritis. Hal-hal kecil ini seringkali luput dari perhatian orangtua dimana tidak melibatkan anak dalam hal pengambilan keputusan. Akibatnya, biasanya anak menjadi anak yang cenderung bermental "follower" daripada menjadi "speaker".

Proses pelibatan pengambilan keputusan yang diakui oleh Maudy, adalah misalkan, ketika di rumahnya ada hajatan, maka Mamanya akan bertanya kira-kira menu apa yang akan disuguhkan kepada tamu, rendang atau soto.

Dan, ketika Maudy menjawab "Rendang" misalkan, maka Mamanya akan bertanya lagi, "Mengapa rendang?" dan ketika Maudy sudah menjawab alasannya mengenai ia yang memilih rendang, akan ada pertanyaan-pertanyaan lain yang diajukan kepadanya yang mana menuntut otak atau pikiran Maudy mampu mengelola intelektualnya dan mampu memunculkan alasan-alasan yang mampu diterima.

Tentu, dengan dibiasakannya pola pengasuhan yang seperti ini, selain anak menjadi sadar bahwa ia memiliki kedudukan meskipun masih berusia dini, ia memiliki peran dalam hal pengambilan keputusan, otak dan kepribadian anak akan terlatih menjadi lebih dewasa dan terbiasa dengan masalah.

Pada akhirnya, ketika ia mendapatkan sebuah masalah, ia sudah mampu berpikir, menalar bagaimana kira-kira cara pemecahan atau solusi atas masalah yang ia hadapi serta ia sudah mampu menimbang dan mengelola resiko atas keputusan yang ia ambil.

Apabila kita mengintip kembali ke cerita yang sempat aku ceritakan di awal mengenai si anak yang merengek meminta mainan dan si Mama yang menanyakan alasan mengapa anak merengek meminta mainan tadi, menjadi salah satu cara terhadap orangtua-orangtua lain di luar sana dalam hal mengatasi kasus atau pengalaman yang serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun