Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ajaibnya Mindful Parenting, Ajarkan Sadar Tanpa Kasar

11 Oktober 2020   13:19 Diperbarui: 11 Oktober 2020   13:31 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orangtua mengajak anak berpendapat (womantalk.com)

Mendengar respons dari si anak, Mamanya tersenyum. Ia kemudian memberikan respon mengelus kepala dari si anak dan menciumnya sambil berkata,


"Anak cerdas itu harus hemat dek, mainan adek kan masih banyak, nanti belinya kalau adek ulang tahun aja ya sayang,"

Mendengar kalimat tersebut, si anak tersenyum seraya mengangguk. Raut wajahnya berubah, ia kembali ceria seolah melupakan kejadian beberapa menit yang lalu dimana ia merengek meminta dibelikan mainan baru kepada Mamanya. Refleks aku pun ikut tersenyum, betapa beruntungnya aku melihat kejadian yang menurutku cukup menarik ini.

Aku sebenarnya penasaran akan latar belakang si Mama tadi, sebab menurutku ia cerdas dalam hal memberikan figur seorang orangtua kepada anak. Kuberikan diri untuk mengobrol dan mencoba lebih akrab dengan si Mama tadi.

Di akhir obrolan yang sungguh menarik ini, aku dapat menyimpulkan bahwasanya ada sebuah pola asuhan yang cukup ajaib, dimana dapat memberikan rasa sadar kepada anak tanpa orangtua harus bersikap kasar. Pola pengasuhan ajaib itu adalah, Mindful Parenting.

Menurut Founder eMKA, Melly Amaya Kiong, Mindful Parenting merupakan pola asuh berkesadaran, dimana orangtua sadar bahwa dalam hal pengasuhan anak, perlu kiranya untuk mengasuh dari dalam. Maksudnya, selain pengasuhan secara fisikal, orangtua juga memiliki tanggungjawab untuk mendidik anak agar mampu menyeimbangkan antara intelektual dan emosional.

Pola asuh berkesadaran ini pula memiliki beberapa langkah yang harus dilakukan orangtua agar dapat diterapkan kepada anak, yaitu diantaranya orangtua harus menjadi pendengar yang baik, menjaga perkataan yang keluar kepada anak, bijak dalam memberikan sikap, memenuhi apa yang anak butuhkan bukan yang anak inginkan, serta yang terakhir adalah selalu berpikiran positif.

Dengan terpenuhinya langkah-langkah ini, itu tandanya orangtua telah mampu mengasuh berkesadaran terhadap anak. Sebenarnya pula, pola pengasuhan yang seperti ini memiliki dampak terhadap perkembangan otak anak.

Mengenai hal ini, disampaikan oleh Mental Health Therapist with a private practice called Safe Stories Counselling, yaitu Tessa Amanda Sawitri, MA. Dalam Melatih kesadaran diri atau mawas diri pada anak dapat membantu atau memberi dampak menumbuhkan korteks prefrontal tengah yang merupakan bagian dari otak yang memperkuat tombol jeda (pause button) pada anak, kemampuan untuk mundur sejenak, dan mengobservasi keadaan. Hal ini juga melingkupi empati, intuisi, dan moralitas. 

Jadi bisa dikatakan bahwasanya melatih kesadaran diri melalui mindful parenting adalah karakteristik yang orangtua ingin perlengkapi terhadap anak-anak di sepanjang hidup mereka. 

Jadi ketika anak memiliki kesadaran diri, itu juga membantu dalam hal mengatasi stres dalam kehidupan seperti sekolah, bullying, tekanan dari teman sebaya, berurusan dengan orangtua, berurusan dengan guru-guru dimana anak dapat belajar sejak usia dini mampu memiliki pemikiran,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun