Mohon tunggu...
Puja Nor Fajariyah
Puja Nor Fajariyah Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer Assistant, Early Childhood Enthusiast

Kia Ora! Find me on ig @puja.nf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Wahai Orang Tua, Berikan Tanggapan yang Baik jika Anak Kecil Menegurmu

1 Oktober 2020   18:55 Diperbarui: 3 Oktober 2020   10:55 3228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/malek11630Jangan memarahi anak bila ucapan dia menyinggung perasaan orang lain (Sumber: iStockphoto)

Kata-kata dari pak Fauzal Adhim tadi, apabila coba ku tarik benangnya dengan cerita di awal tulisan ini benar adanya, untuk seorang anak mampu mengutarakan pikirannya, mengumpulkan keberanian, hingga akhirnya muncul sebuah pesan yang keluar dari apa yang ia resahkan, pasti melibatkan sebuah proses berpikir yang sederhana. 

Aku saja, sebenarnya ketika melihat si bapak yang merokok tadi ingin sekali menegur, tapi balik lagi di otakku berkecamuk dengan pengadaan berbagai macam kemungkinan-kemungkinan.

"Ah, bagaimana kalau pertanyaanku nanti diabaikan, bagaimana kalau ternyata pernyataanku membuat bapak ini tersinggung, aku takut disangka sok tau dan lancang". Sampai pada keadaan seolah di anak yang bersamaku tadi dapat merasakan dan mendengar obrolan semu di dalam otakku. 

Ia, yang masih anak usia dini itu, lebih berani menegur, ya sebab, anak usia dini memang sangat "polos" dan jujur dalam mengekspresikan apa yang ia pikirkan dan rasakan.

Aku bukan seorang yang bisa membaca perasaan, tapi aku bisa mengetahui apa yang anak tadi rasakan ketika pesan baiknya malah dimentahkan. Dengan alasan, yang hanya pembenaran. Seolah, apa yang dikatakan anak itu salah, dan orang dewasa selalu benar. 

Ia yang pada akhirnya tak berani menegur untuk kedua kalinya secara langsung karena keberaniannya telah ciut di awal. 

Ia yang awalnya berani mengutarakan, pada akhirnya memerlukan orang lain untuk mewakilkan apa yang ia rasakan. 

Keberanian dan rasa percaya diri anak itu ibarat kaca, saat ia telah retak, sulit untuk mengembalikannya menjadi sempurna. Memerlukan proses yang lama, tergantung bagaimana pemulihannya. 

Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, dari faktor internal, dan eksternal tentunya. Dari faktor kepribadian, juga faktor lingkungan.

Berbicara perihal ini, orang tua atau bisa dikatakan setiap orang dewasa, jangan hanya umurnya "tua" tapi nyatanya tidak "dewasa". 

Konotasi ini berbeda sebab, menjadi orang tua atau orang yang tua berpikiran dewasa itu tidak terjadi dengan tiba-tiba. Memerlukan sebuah proses belajar yang bisa dibilang cukup lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun