Jika ditanya kenapa masa usia dini disebut sebagai The golden age atau masa usia emas? Kenapa tidak ketika manusia sudah beranjak dewasa dan mampu berpikir secara abstrak yang dapat dikatakan sebagai masa emas?
The golden age yang mana terjadi di masa anak usia dini adalah dikarenakan saat seorang bayi lahir, otak telah memiliki 10 miliar sel yang mana terus berkembang hingga anak berusia 8 tahun. Masa ini kemudian dikatakan sebagai masa kritis dimana menjadi pusat perkembangan anak baik itu kognitif, motorik, sosial emosional dan lain-lain.
Dari sekian banyak fungsi otak, salah satunya adalah sebagai alat berpikir. Otak memiliki berbagai saraf yang menjadi pusat dimana seorang manusia mengelola setiap apa yang hendak ia lakukan atas dirinya, semua dikontrol dan diproses melalui otak. Â Oleh karena itu, pada anak usia dini pula perkembangan otak anak harus berbanding lurus dengan kemampuan kognitif yang dimiliki.
Perkembangan kognitif menurut Vygotski adalah teori dimana anak belajar dan mendapatkan pengaruh besar dari keluarga, orang-orang disekitarnya atau lingkungannya. Menurut teori  Vygotski sendiri dijelaskan bahwasanya yang membentuk dan membantu dalam hal perkembangan kognitif anak adalah lingkungan sekitar didekat si anak tadi.
Lingkungan sebagai pemegang peran terbesar dalam hal pembentuk bagaimana fungsi otak anak dapat Berkembang. Namun, ada keadaan dimana kognitif dari seorang anak sulit berkembang dan lingkungan justru menjadi penyebab oleh hal tersebut. Yang jarang disadari adalah bagaimana kemudian kita harus bersikap dan harus melakukan apa saat hal tersebut terjadi. Dalam teori vygotski sendiri dibahas terkait perkembangan kognitif anak usia ini. Berikut adalah 3 hal yang merupakan teori populer dari Vygotski:
Pertama, Zone of Proximal Development (ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dilakukan oleh seorang manusia atau anak secara mandiri sehingga memerlukan bantuan dari lingkungannya. Seringkali anak sulit untuk mencerna atau melakukan sesuatu karena hal tersebut masih belum dapat dipahami secara utuh oleh anak untuk kemudian dapat dilakukan.
Peran lingkungan disini kemudian adalah dalam hal membantu anak dalam memecahkan yang tengah dihadapinya. Lingkungan yang dapat berperan disini dapat berupa teman sebaya atau orang dewasa. Ketika berada di fase ini dan anak mendapat bantuan, maka anak dapat mengatasi apa yang menjadi permasalahan baginya.
Kedua, Scaffolding adalah serangkaian tekhnik dalam hal memberikan bantuan pada anak pada saat anak berada pada tahap awal pembelajaran. Scaffolding sendiri erat kaitannya dengan ZPD. Namun bentuk pemberian bantuan pada tahap scaffolding sendiri adalah dilakukan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih ahli.
Contohnya apabila anak sedang kesulitan menyelesaikan tugas karena tidak memahami cara menyelesaikannya maka disini dapat dibantu dengan diberikan stimulus bisa oleh tutor, guru, orang tua atau teman sebaya yang memahami jawaban atas tugas tersebut. Namun ketika kemampuan anak semakin meningkat atau anak telah paham, maka tutor, guru orang tua atau teman sebaya yang ahli tersebut dapat mengurangi sedikit demi sedikit pemberian bantuan terhadap anak tersebut. Hal ini tentu sangat membantu anak yang kesulitan dalam hal mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Ketiga, Penggunaan Bahasa dan Pikiran maksudnya adalah peggunaan bahasa dan pikiran dalam hal ini menurut teori Vygotski memiliki peran untuk mengontrol, membimbing dan mengontrol perilaku. Selain untuk membantu dalam hal komunikasi sosial, namun bahasa dan pikiran juga digunakan untuk menyelesaikan tugas.
Dalam hal ini terdapat dua konsep bahasa dan pikiran menurut Vygotski yaitu private speech dan inner speech. Perbedaan antara private speech dan inner speech sediri adalah apabila private speech merupakan keadaan dimana anak berbicara terhadap dirinya sendiri tanpa bermaksud untuk berbicara dengan orang lain secara spontan. Private speech biasanya berkembang saat anak berusia 3-5 tahun dan mulai hilang ketika anak memasuki fase masa anak-anak pertengahan.
Sedangkan inner speech adalah biasa disebut sebagai 'pembicaraan batin' keadaan dimana anak berbahasa hanya untuk dirinya sendiri tanpa melibatkan lingkungan disekitarnya.  Inner speech dilakukan anak untuk mengontrol perilakunya dan biasanya akan terbawa hingga anak dewasa dan fungsinya sebagai kontrol pikiran, perencaan dalam bertindak dan sebagai pembantu dalam hal ingatan atau memori.
Disamping kecerdasan individu anak sangat berpengaruh pada perkembangan kemampuan kognitifnya, namun dalam teori kognitif Vygotski ditekankan bahwa lingkungan adalah pemegang peran penting dalam hal mempengaruhi perkembangan kemampuan kognitif anak usia dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H