Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbah Dalil

26 Februari 2016   10:00 Diperbarui: 26 Februari 2016   11:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan tergesa-gesa, Mbah Dalil membuka celana dalam dan mengangkat gamisnya tinggi-tinggi. "Aaaahhh.... Legaaaaa," ucap Mbah Dalil, sambil merem melek keenakan.

Sedang asik-asiknya buang air kecil, eeeh, Mbah Slamet lewat. Sambil cengengesan, ia berkata,"Kang, sampeyan kok kencing menghadap ke Timur? Itu membelakangi Ka'bah lho. Haram itu! Ati-ati masuk neraka," kata Mbah Slamet, sambil terus berjalan ke arah Mbah Dalil.

Mendengar ada orang nyeletuk di belakangnya, Mbah Dalil kaget. Lebih kaget lagi saat melihat orang yang nyeletuk adalah Mbah Slamet yang juga alumni di Majelis Al Glundungi.

"Lho, tapi tata cara kencing ini ada dalilnya. Ini sudah sesuai sunnah. Di hadits itu, kencing itu harus menghadap Timur atau Barat. Hadits ini sohih kang!" kata Mbah Dalil, sedikit ketus.

"Tapi kan kalau ke Timur itu membelakangi Ka'bah. Menurut saya sih, itu ndak boleh. Harusnya ke Utara saja atau ke Selatan. Kita ndak boleh grasa grusu dalam memahami hadits. Akal juga harus dipake," tepis Mbah Slamet.

Mbah Dalil rupanya masih ngeyel dan tetap konsisten berpegang kepada nash-nash hadits tersebut. Tidak salah kalau masyarakat setempat menjulukinya, Mbah Dalil.

"Yoo ndak bisa dong kang. Masa menghadap ke Utara atau Selatan. Itu jelas ndak ada dalilnya. Ingat kang, kita harus mengikuti sunnah nabi. Orang yang selamat adalah orang yang mengikuti sunnah-sunnah beliau,"kata Mbah Dalil, sembari buru-buru memasukkan burungnya yang belum sempat dicuci.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun