Mohon tunggu...
Puja Mandela
Puja Mandela Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis di apahabar.com

Pria biasa, lulusan pesantren kilat, penggemar singkong goreng, tempe goreng, bakso,fans garis miring The Beatles, Iwan Fals, Queen, musik rock 60s, 70s.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada "Debu"di Komunitas Bagang Sastra

3 Januari 2016   18:14 Diperbarui: 3 Januari 2016   19:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sejumlah tokoh penggiat sastra saat mendeklarasikan Komunitas Bagang Sastra Kabupaten Tanah Bumbu. Foto: Puja Mandela "][/caption]Derai hujan mengiringi pementasan drama berjudul "Debu" dalam launching Komunitas Bagang Sastra yang digelar di Kota Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (3/1/2015).

Drama "Debu" karya Ngatmiyatun, guru SMP Negeri 2 Simpang Empat sempat mendapat penghargaan Juara II naskah drama kategori umum dalam Poetry in Action yang digelar di Banjarbaru Kalsel pada 25 Desember 2015.

Drama "Debu" diperankan oleh empat aktor anggota Komunitas Bagang Sastra. Si penulis Ngatmiyatun kebagian jatah memerankan Salbiah, ibu Maisarah. Maisarah sebagai tokoh utama diperankan oleh Rind Dea Putri. Sementara Ahmad Cahyo sebagai Jamal, dan Johansyah sebagai Bunyamin yang menjadi sosok antagonis dalam naskah tersebut.

Naskah yang ditulis pada 15 Desember 2015 mengisahkan pergulatan Maisarah yang harus menghadapi kenyataan pahit setelah diperkosa hingga hamil oleh seorang preman kampung bernama Bunyamin. Penderitaan Maisarah semakin pedih karena sebenarnya Maisarah sudah memiliki kekasih yang sangat ia cintai.

Perbuatan biadab Bunyamin yang menghamili Maisarah dilatarbelakangi motif balas dendam. Jauh sebelum peristiwa itu, Mat Sani, ayah Maisarah pernah selingkuh dengan ibu Bunyamin. Mengetahui ibunya memiliki hubungan spesial dengan Mat Sani, Bunyamin tak terima. Ia menyimpan dendam dan memiliki niat kuat untuk balas dendam. Targetnya? Maisarah!

Dendam itu terbalas tuntas saat Bunyamin berhasil meniduri Maisarah. Ia semakin puas saat mengetahui Maisarah sudah berbadan dua. Bunyamin tertawa girang. Ia terbahak-bahak ditengah isak tangis Maisarah.

Maisarah bimbang. Ia merasa tidak mungkin untuk melahirkan bayi yang ada di dalam kandungannya. Tak mungkin melahirkan anak tanpa ada sosok ayah disampingnya. Selama masa kehamilan yang sangat berat, Maisarah hanya bisa mencurahkan isi hatinya kepada ibunya, Salbiah.

Isak tangis Maisarah tak pernah berhenti. Apalagi saat mengenang Jamal yang pergi merantau untuk mencari tambahan biaya pernikahan mereka.

Saat perut Maisarah mulai membesar, tak diduga Jamal pulang dari perantauan. Jamal sangat gembira karena rindunya kepada Maisarah sudah tak dapat dibendung lagi. Jamal sudah membayangkan berada di pelaminan bersama kekasih hatinya.

Hari itu, Jamal menemui Maisarah. Tapi, apa lacur. Bukannya mendapat sambutan cinta dan kasih seperti yang diharapkan, Jamal justru memperoleh kabar yang membuatnya sangat terpukul.

[caption caption="Maisarah dan Bunyamin dalam pementasan drama "Debu""]

[/caption]

Ya. Maisarah sudah berbadan dua. Jamal benar-benar kecewa dengan Maisarah. Apalagi setelah mengetahui sebab kehamilan Maisarah karena diperkosa oleh pria lain. Jamal kecewa, marah, cemburu. Tapi jelas, ia tak bisa berbuat apa-apa. Jamal hanya bisa pasrah.

Tapi Jamal bukan lelaki biasa. Jamal kemudian menunjukkan bahwa ia benar-benar mencintai dan menyayangi Maisarah sepenuh hatinya. Sambil memegang pundak Maisarah, Jamal dengan lapang dada memutuskan untuk menikahi Maisarah yang sudah dihamili oleh Bunyamin. Singkat cerita, kandungan Maisarah memasuki usia sembilan bulan. Anak itu lahir dengan sehat dan selamat. Jamal menyambutnya dengan syukur. Suara azan mengalun lirih. Jamal mengadzankan bayi laki-laki itu yang kelak diberi nama, Debu Arang.

Menurut Ngatmiyatun, "Debu" dalam drama ini adalah gambaran sisi kelam seorang anak manusia yang kelahirannya tidak pernah diinginkan. Kendati tidak pernah diinginkan, namun Debu Arang diharapkan dapat menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya.

"Drama ini diangkat untuk menepis anggapan bahwa debu adalah sesuatu yang kotor. Padahal debu itu suci,"katanya.

[caption caption="Kuliner prasmanan gangan humbut dan ikan panggang jadi menu utama dalam launching Komunitas Bagang Sastra. Foto: Puja Mandela "]

[/caption]

Walaupun digelar dalam cuaca yang kurang bersahabat, namun launching Komunitas Bagang Sastra Tanah Bumbu berlangsung lancar. Deklarasi komunitas ini dihadiri maestro seni Kalsel Fadli Zour dan sejumlah penggiat sastra Kabupaten Tanah Bumbu diantaranya Andi Jamaluddin, M Johansyah Imi Suryaputera, dan penggiat sastra muda lainnya. Sejumlah tokoh masyarakat juga turut hadir diantaranya, Anggota DPRD Tanah Bumbu Syamsisar dan Kepala Desa Mattone, Andi S Jaya.

Sayangnya, nama-nama beken dalam kegiatan seni lokal seperti M Thaha, Abdul Karim, Tato A Setyawan dan Arif Rahman berhalangan hadir. Deklarasi komunitas ini juga dihadiri dua penggiat sastra dari luar daerah yakni Ali Samsudin Arsy (Banjarbaru) dan Anjar (Batola).

Setelah menampilkan drama "Debu" yang ciamik, sejumlah penggiat sastra mulai unjuk gigi di Panggung Budaya Pagatan. Pembacaan puisi dilakukan secara bergiliran. Di akhir acara, pembacaan puisi dilakukan keroyokan oleh tokoh senior Andi Jamaluddin, M Johansyah, Ali Arsy dan Anjar. Sejumlah penggiat sastra muda juga ikut meramaikan baca puisi keroyokan ini.

[caption caption="Sastrawan Tanah Bumbu Andi Jamaluddin. Foto: Puja Mandela "]

[/caption]

Pada kesempatan itu, Andi Jamaluddin sebagai penggagas acara mengajak para peserta yang hadir untuk mendo'akan Abah Adjim, seorang legenda sastra di Kalsel. Abah Adjim yang memperoleh gelar Datuk Mangku Adat Kesultanan Banjar meninggal dunia pada 1 Januari 2016 di RSUD Anshari Saleh sekitar pukul 22.30.

Terkait pembentukan Komunitas Bagang Sastra, Andi Jamaluddin mengungkapkan, komunitas sastra ini sebenarnya sudah dibentuk satu tahun yang lalu. Andi mengatakan, peran media sosial seperti Facebook sangat membantu silaturahmi antar anggota.

Sastrawan senior di Bumi Bersujud itu mengatakan, selain dari Kecamatan Kusan Hilir, anggota Bagang Sastra juga berasal dari sejumlah kecamatan lain diantaranya Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan Simpang Empat dan Batulicin. Bahkan kata dia, ada anggota yang berasal dari Kecamatan Mantewe.

Menurut dia, anggota komunitas ini adalah mereka yang suka menulis cerpen, puisi maupun artikel kebahasaan. Walaupun jarang bertatap muka, anggota Bagang Sastra memanfaatkan fasilitas media sosial dengan mengirim karya-karya mereka melalui email dan Facebook.

Andi menilai, anggota Komunitas Bagang Sastra Kabupaten Tanah Bumbu memiliki potensi yang cukup besar. Apalagi melihat sejumlah prestasi yang berhasil ditorehkan di even-even sastra tingkat Provinsi Kalsel. Belum lama ini, Leni Wulandari salah satu anggota Komunitas Bagang Sastra berhasil menyabet juara ketiga dalam lomba menulis cerpen yang dilaksanakan oleh Dewan Kesenian Banjarbaru. Leni tercatat sebagai pelajar di Madrasah Darul Azhar Batulicin.

Selain Leni, anggota lainnya, Ngatmiatun berhasil meraih juara ketiga dalam penulisan artikel kebahasaan. Selain itu, masih banyak anggota komunitas berprestasi baik di tingkat sekolah, kabupaten hingga provinsi. Anggota Komunitas Bagang Sastra berharap, Kegiatan serupa dapat digelar secara rutin, minimal satu bulan sekali. Rencana ini sudah mendapat dukungan dari seluruh anggota Komunitas Bagang sastra dan diharapkan segera terealisasi pada tahun ini.

[caption caption="Maestro Seni Kalsel Fadli Zour. Foto: Puja Mandela "]

[/caption]

Komunitas Bagang Sastra mendapat dukungan penuh dari maestro seni Kalsel, Fadli Zour. Fadli Zour menyambut baik kehadiran Komunitas Bagang Sastra. Kehadirannya dalam launching Komunitas Bagang Sastra tentu memberikan motivasi yang besar kepada sastrawan muda Tanah Bumbu.

"Berkaryalah. Walaupun saya sudah tidak mampu lagi melanjutkan perjuangan dibidang seni, tapi saya tetap mendukung,"ujar pencipta lagu Pembatangan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun